Warga ingin mencari lahan kosong di wilayah DKI Jakarta untuk hunian itu sulit kecuali lahan di parkiran, dibawah kolong jembatan atau serobot lahan orang lain, bantaran sungai dan lain-lain yang justru menimbulkan konflik, kekumuhan, jorok, tidak beraturan, semrawut yang sangat tidak pantas ada didalam sebuah kota besar apalagi ibukota Negara seperti Jakarta.
Jika adapun sudah dimiliki dan harganya sangat mahal, maka solusi yang paling tepat bagi warga DKI Jakarta yang berpenghasilan dikelas ekonomi menengah kebawah untuk menjangkau hunian yang layak tersebut sudah ditawarkan dua pasangan calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.
Manakah Program rumah dari kedua pasangan Cagub yang masuk akal dan tidak membebani warga?
Rumah Susun Ahok-Djarot
Program Rumah susun (Rusun) Ahok-Djarot sudah dibangun ratusan hingga ribuan yang direncanakan terus berjalan beberapa tahun ke depan dan dampaknya bisa dilihat, kekumuhan tahap demi tahap sudah berkurang, rumah liar yang tidak layak sudah hilang dan rumah bukan peruntukkannya sudah ditertibkan.
Itu semua dampak dari relokasi yang dilakukan Ahok-Djarot dari tempat yang jorok dan kotor dipindah ke tempat yang bersih dan sehat.
Banyak pihak yang beranggapan bahwa apa yang dilakukan Ahok-Djarot adalah penggusuran,tentu harus dibedakan Relokasi dan Penggusuran secara umum.
Relokasi adalah pemindahan warga dari tempat illegal dan tidak layak ke tempat yang layak seperti contoh dibawah:
Penggusuran adalah pemindahan warga dari tempat illegal ke tempat yang tidak jelas alias ditelantarkan seperti contoh dibawah: