Rumus ini sudah diajarkan pada ibu-ibu hamil di Posyandu. Orang tua yang memprogramkan anak, harusnya tahu hal mendasar ini. Menu 4 Sehat 5 Sempurna berisi nasi, lauk-pauk, sayur, buah, dan susu. Sekarang berkembang menjadi “Isi Piringku”: ½ piring sayur & buah, ⅓ piring sumber karbohidrat, ⅓ piring lauk berprotein, plus minum air mineral yang cukup.
Sederhananya begini, isi bekal makan anak kita dengan nasi, sayur bayam/kangkung dan lauk sumber proterin seperti tempe, tahu, telu, atau ikan. Buah pepaya, semangka, mangga, dan jeruk banyak dijual di pasar dengan harga terjangkau.
Bagaimana kalau anak tidak suka sayur?
Jika bukan karena alasan alergi atau gangguan pencernaan, ini menjadi koreksi bagi orang tua. Anak akan melihat dan meniru. Jika anak melihat orang tua makan buah dan sayur, ia juga akan makan menu yang sama. Dipaksa kalau perlu.
Bahayanya, jika baru sekali mencoba anak sudah menolak, orang tua menyerah. Anak lalu minta jajan di warung atau penjual keliling. "Dari pada lapar, belikan jajan saja." Jika begitu, tak heran jika anak jadi tidak suka sayur dan buah. Padahal Tuhan menciptakan buah dan sayur sebagai sumber vitamin dan mineral bagi manusia.
Ambil dari Lingkungan Sekitar
Masyarakat di daerah pantai bisa mengonsumsi ikan, di daerah pegunungan melimpah sayur dan buah, di dataran rendah kaya dengan umbi-umbian dan buah. Ambil saja bahan-bahan dari lingkungan sekitar untuk diolah menjadi menu harian.
Mengonsumsi ikan bisa mendukung kecerdasan anak, terutama karena ikan merupakan sumber asam lemak omega-3 (DHA & EPA), protein, serta vitamin dan mineral penting untuk perkembangan otak. Tapi, apakah anak-anak yang tinggal di daerah pantai otomatis menjadi cerdas? Belum tentu. Bagaimana mau cerdas jika tidak dibiasakan makan makanan yang bergizi?
Biasakan Makan Bersama di Rumah
Anda pernah mendengar diplomasi di meja makan? Kesepakatan antar-negara bisa tercapai dari diplomasi meja makan. Diplomasi ini juga bisa diterapkan di rumah.
Orang tua perlu membiasakan makan bersama di rumah. Sambil makan, kita bisa sambil bercerita, berbagi, diskusi, bahkan merencanakan liburan keluarga.