Bukan berarti harus nulis curhat di sticky note dan tempel di kulkas. Bicara langsung adalah cara terbaik. Misalnya: "Pah, aku ulang tahun lho hari ini." Mungkin suami langsung lari ke toko beli kue. Atau, "Pah, tolong mandikan anak ya, aku capek banget." Dijamin suami lebih paham.
Para suami memang kadang sibuk sendiri. Bukan jahat, cuma kadang pikirannya ada di cicilan, kerjaan, atau kenapa Messi nggak jadi naturalisasi ke Indonesia. Lalu, apa solusinya?
1. Mulai Bicara
  Jangan pakai kode Morse atau tatapan penuh harap. Laki-laki nggak bisa baca sinyal begitu. Katakan langsung, jujur, dan lembut.
2. Jangan Memendam
  Kalau kesel, bicarakan hari itu juga. Jangan biarkan kesal mengendap seminggu. Emosi yang ditumpuk lama-lama meledak seperti panci presto.
3. Nikmati Waktu Sofa (Couch Time)
  Duduk berdua, minum kopi, teh atau cokelat panas, dan ngobrol santai. Saling jujur. Saling dengar. Bisa jadi, suami juga sedang punya beban, cuma tak tahu harus bicara dari mana.
Menyatukan dua kepala---dengan karakter dan pola pikir berbeda---itu mustahil. Tapi menyatukan hati bisa, asal kita mau belajar teknik komunikasi. Konflik itu wajar. Yang penting, jangan diam-diaman. Jangan berharap pasangan berubah jadi cenayang.
Mari bicara dan saling mendengar. Mari jadi pasangan yang romantis satu sama lain---seperti dulu, waktu masih pacaran. --KRAISWAN