"Saat ini saya belum bisa membantu, tapi saya bisa merekomendasikan seseorang yang mungkin bisa menggantikan saya."
Dengan demikian, kita tetap menunjukkan kepedulian tanpa harus mengorbankan diri sendiri. Menolak bukan berarti menutup pintu selamanya, tetapi memberi ruang bagi diri kita untuk tetap sehat, produktif, dan bahagia. Â
Dalam kesibukan mengurus pekerjaan dan komunitas, sering kali keluarga menjadi pihak yang paling dirugikan. Kita terlalu sibuk membantu orang lain, tetapi lupa meluangkan waktu berkualitas untuk orang-orang terkasih (pasangan dan anak). Jangan sampai kita menjadi orang yang sukses di luar, tetapi gagal di dalam rumah sendiri. Â
Menyisihkan waktu untuk keluarga bukanlah egois, melainkan bentuk tanggung jawab. Keluarga adalah tempat kita bertumbuh, berbagi kasih, dan mendapatkan dukungan emosional. Jika kita terlalu sibuk di luar, kita bisa kehilangan momen-momen berharga bersama mereka. Â
Menjadikan keluarga sebagai prioritas berarti kita harus belajar memilih. Jika ada kegiatan yang menyita terlalu banyak waktu dan tenaga serta membuat kita jauh dari keluarga, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan ulang apakah kegiatan itu benar-benar perlu diambil. Â
Kesimpulan
Mengelola kesibukan dengan bijak adalah keterampilan yang harus kita pelajari. Jangan sungkan untuk mempertimbangkan kembali setiap tawaran yang datang. Berani berkata "tidak" bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk kesadaran diri yang sehat. Dan yang terpenting, jangan biarkan kesibukan membuat kita mengabaikan keluarga, karena merekalah yang akan selalu ada untuk kita. Â
Jadi, mulai sekarang, jika suatu tawaran datang dan kita merasa sudah terlalu banyak beban, jangan ragu untuk berkata: "No", why not? --KRAISWANÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI