Ada orang yang menyibukkan diri supaya kelihatan bekerja. Atau, supaya eksis di masyarakat maupun di media sosial. Namun, apakah menyibukkan diri menyehatkan?
***
Di zaman yang serba sibuk ini, banyak dari kita terjebak dalam lingkaran kesibukan yang tiada habisnya. Selain pekerjaan utama, ada pula tawaran untuk melayani di komunitas, masyarakat, bahkan gereja. Tawaran-tawaran ini sering kali datang secara halus dan dengan niat baik, tetapi tidak jarang kita menerima semua tanpa berpikir panjang. Mengapa? Karena merasa tidak enak hati jika menolak. Â
Namun, ketika semua permintaan kita iyakan, ujung-ujungnya kita sendiri yang kewalahan dan kelelahan. Bukannya memberi dampak positif, malah justru kehilangan semangat, energi, bahkan waktu yang berharga. Oleh karena itu, belajar berkata "tidak" adalah langkah penting dalam mengelola kesibukan secara bijak. Â
1) Jangan Sungkan
Salah satu alasan mengapa kita sulit berkata "tidak" adalah rasa sungkan. Kita khawatir dianggap tidak peduli, tidak setia, atau tidak memiliki semangat untuk membantu sesama. Padahal, menolak bukan berarti kita tidak peduli. Justru, dengan memahami kapasitas diri, kita bisa memberikan bantuan yang lebih berkualitas daripada sekadar menyanggupi tanpa kesiapan yang matang.
Kita perlu menyadari bahwa setiap orang memiliki batasnya. Kita bukan malaikat yang memiliki energi tak terbatas. Jika kita menerima terlalu banyak tanggung jawab, kita justru bisa kehilangan fokus dan efektivitas dalam menjalankan tugas-tugas yang utama. Tidak perlu merasa bersalah untuk menolak sesuatu yang di luar kemampuan atau kapasitas kita. Â
2) Berani Menolak
Berkata "tidak" memang tidak mudah, tetapi ini adalah keterampilan yang perlu kita latih. Ada cara-cara sopan dan bijaksana untuk menolak tanpa menyinggung perasaan orang lain. Misalnya, jika seseorang meminta kita bergabung dalam suatu kegiatan atau kepanitiaan, kita bisa berkata: Â
"Terima kasih atas undangannya. Saya sangat menghargai kesempatan ini, tetapi saat ini saya sedang fokus pada beberapa tanggung jawab lain, jadi saya belum bisa berpartisipasi."
Atau jika kita merasa keberatan, kita bisa menawarkan solusi, misalnya: Â