Dari cerita ibuku lain lagi. Ibuku adalah kelahiran pinggiran Kota Salatiga. Saat muda, ia dan adik-adiknya biasa menjajakan keliling susu dari sapi ayahnya (kakekku). Salah satu pasarnya adalah daerah yang melewati lokasi pohon ini. Konon, ada perempuan sedang menggendong sesuatu di punggungnya. Tiba-tiba, perempuan itu menjadi pohon. Batang pohon itu berbentuk seperti perempuan yang sedang menggendong sesuatu.
Entah cerita itu benar atau tidak. Kami tidak ingin berniat buruk. Sekedar ingin mengabadikan foto di lingkungan yang bernuansa alam. Pohon pengantin ini, bagi kami unik. Maka, kami berfoto di bawah pohon juwet di tengah sawah itu. Kalau padinya sedang hijau atau menguning, wah, eloknya. Waktu sudah sore saat kami mengambil foto. Timing-nya sangat pas, pohon pengantin disiram sinar matahari teduh, meski sedang tidak musim tanam padi.Â
2) Pacuan kuda Tegalwaton, Salatiga
Kami ingin foto prewed dengan latar belakang Gunung Merbabu--salah satu saksi kisah cinta kami. Kami mencoba di Jalan Seruni, tapi angle-nya tidak bagus karena banyak kendaraan lalu lalang, dan kabel telepon yang malang melintang. Kami putuskan pindah ke pacuan kuda Tegalwaton.
Hari sedang terik-teriknya, jadi pencahayaan berlebihan. Hasilnya memang kurang maksimal. Gunungnya jadi kabur, langitnya juga tidak bersih. Maklum, kan bukan profesional. Meski begitu kami bersyukur, tetap bisa dapat foto berlatar Gunung Merbabu. Bahkan, saat tahu kami sedang foto prewed, ada satu pemilik motor antik minta izin kami foto dengan motornya, gratis. Sekalian mempromosikan motornya untuk diunggah di akun IG-nya. Lumayan...
3) Curug Lawe, Ungaran
Saat pacaran, Yanti mengajakku ke air terjun Curug Lawe dan Curug Benowo di Ungaran. Ia yang kelahiran Sumatra sudah tujuh kali ke tempat ini, karena kuliahnya di Semarang, sering jalan-jalan dengan teman kuliahnya. Aku yang kelahiran Jawa Tengah baru ke sini.
Bagi yang bukan pecinta alam pun, pasti dibuat takjub dengan pesona air terjun ini. Megah, indah, menyegarkan. Dalam kunjungan itu, kami sempat mendoakan suatu saat jika Tuhan izinkan kami ingin foto prewed di sini. Dengan kemurahan Tuhan, doa kami dikabulkan. Bersyukur cuacanya cerah, jadi kami dapat hasil foto yang cukup baik.
4) Dusun Semurup, Tuntang
Jembatan Tuntang adalah penghubung Salatiga-Ungaran yang terpisah oleh aliran sungai yang berasal dari Rawa Pening. Di bawah jembatan terdapat eks rangkaian rel kereta jalur Purwodadi. (Kini masih dipakai untuk kereta wisata)
Di dekatnya ada Dusun Semurup yang dibangun jembatan biru. Dari atas jembatan ini pengunjung bisa menikmati pemandangan Rawa Pening dengan latar perbukitan ke arah Banyu Biru. Paling cocok ke sini adalah saat sore, sinar mentari senja menghangatkan suasana, ditemani terpaan angin yang lembut.