Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Capres 1: Ganjar Elegan, Anies Teoritis, Prabowo Sinis

14 Desember 2023   13:51 Diperbarui: 14 Desember 2023   17:22 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga capres dalam Debat Capres I | foto: NTARA FOTO/Galih Pradipta via tirto.id

Debat Capres menjadi ajang uji kompetensi para kandidat. Masyarakat bisa tahu, mana kandidat yang punya gagasan, mana yang cuma bisa beretorika dan joget-joget.

Pada 12/12/2023 KPU menggelar debat Capres I, disiarkan di beberapa stasiun TV. Dari beberapa konsolidasi tiap Paslon pun kita sudah paham. Mana yang kaya gagasan, mana yang nol gagasan. Tapi melalui debat ini, bakal makin benderang.

Dalam debat pertama ini Anies bertanya pada Prabowo tentang MK yang ditetapkan melakukan pelanggaran etika berat terkait perubahan UU batas usia capres-cawapres. "Apa perasaan bapak ketika mendengar bahwa ada pelanggaran etika di situ?"

Sulit. Jangankan perasaan, gagasan pun Prabowo tak punya. Anies memang pintar, mantan rektor dan Mendikbud gitu loh. Dia bertanya dengan data, ada gagasan.

Kompak dengan wakilnya, Prabowo menjawab dengan retorika. Muter-muter dulu, biar kelihatan pinter ngomong. Prabowo berujar, para pakar hukum yang mendampinginya menyampaikan bahwa dari segi hukum (keputusan MK) tidak ada masalah.

Masalah yang dianggap pelanggaran etika sudah diambil tindakan dan keputusan. Makanya, namanya kan tetap ada pelanggaran etika, Wowo... Buktinya, sudah diambil tindakan.


"Dan kita ini," lanjut Prabowo, "bukan anak kecil Mas Anieeeeesss" (nada ngebas, ngegas.) Sontak, Gibran merah padam wajahnya, ia mewakili kelompok usia yang disebut di ruangan itu.

Nampaknya Prabowo-Gibran sudah diset oleh timsesnya supaya rajin memakai psikologi asam sulfat. Maksud? Jika ada komentar nyinyir atau yang menyudutkan, pakai kekuatan rakyat.

"Intinya rakyat yang putuskan. Rakyat yang menilai. Kalau rakyat tidak suka Prabowo dan Gibran, nggak usah pilih kami saudara-saudara sekalian." ujar Prabowo. O, tidak segampang itu, asam sulfat.

Di Indonesia ada dua kelompok rakyat, yakni yang melek informasi dan yang terhimpit. Yang melek dan berakal budi, jelas menuruti Prabowo untuk tidak memilih dia dan Gibran. Tapi bagi rakyat di pedalaman yang terhimpit perekomian dan terpinggir, kalau diberi martabak dan susu gratis mereka bisa salah pilih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun