Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ramah: Kunci Kesuksesan Pedagang Helm

21 Januari 2023   22:54 Diperbarui: 22 Januari 2023   10:22 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja di kios helm yang pelayanannya ramah | dokumentasi pribadi

Di lain waktu, kami perlu membeli mantel baju batman yang ada celananya dan helm untuk anak bayi kami. Kali ini untuk keperluan perjalanan jarak jauh. Jadi harus beli mantel yang berkualitas. Mantelnya memang bagus.

Untuk helm anak, kami sudah memutuskan (mewakili bayi kami) motifnya. Sayang, stok kacanya habis. Padahal si bayi sudah suka dengan helm pilihan tersebut. Tak ingin mengecewakan pelanggan, si mbak pelayannya menyarankan agar ke toko cabang. Di sana stok kacanya masih ada, harganya sama. Kami ke toko yang dimaksud, dan tepat seperti kata mbaknya.

Aku juga membeli tali karet yang ada kaitannya di kios Mas Haris. Tali ini aku perlukan jika membawa barang dagangan memakai boks yang cukup besar. Repot kalau mengikat pakai tali rafia, tidak kuat. Mbak pelayannya menawarkan harga berikut ukuran. Semua harga pas. Kualitasnya juga pas.

Diingat dan dikenali oleh teman SMP

Dari membeli kaitan helm istri, helm anak sampai membeli mantel untukku, entah sudah berapa kali si mbaknya menanyakan apakah aku alumni SMP N 9. Barangkali sudah tiga kali. (Mbaknya berhak dapat payung cantik, dari bosnya)

"Mas, kamu dulu SMP 9 ya?", katanya. Terakhir belanja, "Kamu kakak kelasku bukan, Mas? Kamu kenal Alex? Bejo? Memet? (Nama disamarkan)" Semua nama yang disebutkan aku kenal. Ternyata Mbaknya satu angkatan denganku. "Aku ndak pangling sama kamu og, Mas, meski kamu pakai masker."

Wah, senangnya hati ini. Si mbaknya yang dilarisi barangnya, tapi aku yang ikut seneng, karena diingat sebagai teman SMP. Tapi serius, aku culun saat SMP, jadi tidak sadar kalau mbaknya satu SMP denganku. Namanya Ninik. Aku pun mengenalkan namaku.

Diberi diskon karena teman sendiri

Aku juga ingat pesan bapak, kalau belanja tawar dulu. Meski sudah ada stiker "HARGA PAS!!", aku nekat menawar, entah cuma Rp5.000. Baju mantelku sudah sobek di bagian dada kanan. Sobeknya bukan hanya segaris, sudah seperti tercabik dahan pohon lah. Tak lagi layak dipakai.

Aku ingin membeli mantel yang sejenis dengan yang kami beli untuk istriku, tapi yang model baju biasa. Barang dimaksud seharga Rp125.000. Selesai mengecek barangnya tidak ada cacat, aku hendak membayar. Aku masih nekat minta diskon. Ditegaskan oleh Ninik, tidak bisa harga pas.

Aku bayar dengan lima puluh ribuan tiga. Saat menerima kembalian, aku menerima sepuluh ribuan tiga. Sebagai eks-teman SMP yang jujur, aku menanyakan kenapa kembaliannya kebanyakan, katanya harga pas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun