Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #4

4 Desember 2021   21:28 Diperbarui: 4 Desember 2021   21:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari pasangan hidup harus tahu prioritas | gambar: pinterest.com, thirdspace.net, olah gambar: KRAISWAN

Selain memimpin KTB, aku juga melayani di lembaga swadaya pelayanan anak-remaja sebagai mentor (pengajar). Aku sendiri adalah alumni dari lembaga tersebut, jadi sudah punya gambaran teknisnya. Tak hanya mengajar, di lembaga ini aku belajar tentang administrasi. Siapa sangka, ini juga menjadi cara Tuhan mempersiapkanku menjadi guru kelak.

Betapa sibuk tahun-tahun akhirku sebagai mahasiswa. Kuliah, pelayanan, memimpin KTB, masih menjadi mentor remaja. Padatnya tugas dan kegiatan sebagai mentor menguras waktu dan tenaga. Dampaknya, studiku jadi molor. Menyadari bahaya ini, aku harus mengambil keputusan.

Kurang lebih setahun melayani, akhir 2014 aku mengundurkan diri demi menyelesaikan skripsi yang keteteran, ketinggalan jauh dari teman-teman seangkatan, bahkan disalip adik angkatan. Bagiku, melayani adalah wajib. Tapi studi tetap menjadi prioritas.

Singkat cerita, aku lulus juga. Puji Tuhan! Target berikutnya: mencari pekerjaan. Aku mengadu nasib dengan datang ke jobfair yang diadakan kampus. Tapi aku tidak mendaftar ke stand mana pun! Terlalu banyak pilihan, aku jadi galau mau mendaftar ke mana. Atau tidak PD untuk melamar kerja dan wawancara di tempat. Alhasil, sejam lebih di lokasi jobfair itu hanya ajang cuci mata, hehe.

Menolak pasrah, aku segera mengirim berkas via pos ke beberapa sekolah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Itu juga atas rekomendasi kakak angkatan. Singkat cerita, aku mendapat panggilan, diproses dan diterima di salah satu SMP swasta di Surabaya. Inilah karir pertamaku sebagai guru! Sekali mendaftar, mengikuti serangkaian proses dan lolos! Aku akan fokus dulu pada pekerjaan.

Setahun merantau, aku cepat beradaptasi dengan ekosistem di Surabaya. Meski masih guru kontrak, aku cukup teruji mandiri, bisa lepas dari orang tua. Sudah punya pendapatan sendiri, dan bisa menabung. Aku juga bergabung dalam komunitas rohani dan tempat pelayanan. Lalu, apa mau lagi?

Tak lain, aku kembali memikirkan pasangan hidup. Tapi aku tak ingin mencari pacar hanya untuk gaya-gayaan atau ikut tren seperti sebelumnya. Aku sadar, hal pasangan hidup adalah penting, jadi harus dipersiapkan jauh hari.

Belajar dari "guru paling berharga", aku lebih selektif dan berhati-hati mencari pasangan hidup. Pertama-tama, aku membuat daftar kriteria pasangan hidupku. Aku doakan setiap hari.

Dalam doa pribadiku, aku meminta tanda dari Tuhan. Sudahkah aku betul-betul siap memikirkan pasangan hidup? Jika ya, di mana Tuhan akan mempertemukanku pada sang gadis pujaan? Apakah di lingkungan sekolah, gereja di Surabaya tempat aku berjemaat, di gereja asalku di Salatiga, atau justru adik angkatan di Perkantas (Persekutuan Kristen Mahasiswa Antarfakultas)?

Meski sudah hidup di Surabaya, aku belum bisa move on dari Salatiga. 1-2 bulan sekali, aku masih pulang kampung demi berjumpa keluarga, adik KTB maupun teman-teman.

Satu-persatu tanda yang aku minta Tuhan beri klarifikasi. Meski ada rekan kerja wanita yang lajang dan menarik, tapi tidak ada timbal balik yang menggetarkan hatiku. Kriteria yang aku doakan juga tidak terpenuhi dalam diri mereka. Bukan berarti mereka tidak berkualitas lho ya. tapi memang tidak sesuai dengan kriteria yang aku doakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun