Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Piket, Suatu Taktik Melawan Corona

19 April 2020   16:48 Diperbarui: 19 April 2020   16:44 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pedagang di pasar tradisional, foto: KRAISWAN

Pagi itu kami awali dengan briefing yang dipimpin kepala sekolah. Berisi informasi dari dinas tentang kebijakan-kebijakan yang harus dilaksanakan tiap satuan pendidikan. Termasuk dalam hal perpanjangan waktu belajar di rumah, komponen Penilaian Akhir Tahun (PAT) hingga kriteria kenaikan kelas dan kelulusan para siswa kelas 6. Tak lupa pengolahan laporan hasil belajar anak (rapor). Begitulah, semua keruwetan administrasi yang biasanya kami lahap sambil bertatap muka, kini beralih daring. Kemungkinan rapor pun akan dibagikan soft copy.

Setelah semua informasi disampaikan, babak yang ditunggu-tunggu pun tiba... Membuat perangkat pembelajaran. Heyaaa...

Kompasianer tahu lah, satu perangkat pembelajaran untuk seminggu ke depan takkan mungkin diselesaikan dalam waktu empat jam dikurangi waktu briefing sejam lebih, apalagi untuk guru yang mengajar lebih dari satu mapel (FYI, meski jenjang SD pengajar di sekolah kami adalah guru mapel, bukan guru kelas). Tematik misalnya, komposisinya tiga sampai empat muatan pelajaran dari setiap tema. Tak mungkin hanya membuat satu perangkat pembelajaran.

Baca juga: K13 Asik Asalkan Gurunya Cerdik

Kami harus mengacak isi kepala agar pembelajaran yang kami buat bisa sesuai porsi, bobot dan kesanggupan anak mengerjakannya di rumah. Belum lagi waktu merancangnya. Dari sinilah #workfromhome kami hayati. Kewajiban piket hanya seminggu sekali, tapi menangani printilan-nya bakal setiap hari.

Melalui kemasan Microsoft Word kami membagikan summary yang disesuaikan, menjadi semacam petunjuk siswa belajar di rumah bersama guru baru mereka, kaum emak-emak. Ada tugas menulis, mengisi tabel membuat diagram atau menggambar yang dikerjakan di buku tugas. Pada waktu yang ditetapkan pihak orang tua harus ke luar rumah untuk mengumpulkan di meja yang sudah disediakan di sekolah, atau untuk tugas tertentu cukup dikirim bukti foto melalui WA atau email.

Pada waktu piket terdapatlah benih kebaikan yang ditabur. Saat seluruh penjuru masyarakat kehabisan handsanitizer, ada orang tua murid yang membagikannya gratis kepada staf dan guru. Sedang poster "Masker kosong" menghiasi apotek-apotek, pihak yayasan menawarkan masker kain murah meriah. Syukurlah. Bisa dipakai menjadi APD bagi kami.

Baca juga: Libur 14 Hari, Berkah atau Masalah?

Tak hanya by text, kami mengombinasikan pembelajaran dengan Google classroom dan video. Jadi kami menjabarkan materi di kelas selama maksimal 30 menit, lalu direkam dengan kamera smartphone, lalu diedit, ditambah subtitle, efek tampilan atau backsound, dipotong sana sini, lalu diekspor. 

Video yang sudah fix dibagikan di grup kelas sebagai panduan belajar. (Anak SD di sekolah kami sudah punya gadget pribadi) Atau beberapa guru lebih suka mengunggah video di channel Youtube dan membagikan tautannya pagi jam 08 sesuai jadwal yang sudah diatur. Sore harinya dibuka ruang tanya jawab terkait dengan materi pembelajaran.

Saya pribadi senang, kerja dari rumah tapi masih dibayar penuh, meski jiwa merana tak bisa mengajar sungguhan. Beda halnya dengan pekerja seperti ibu saya yang gajinya ditentukan jumlah hari masuk. Kalau boleh, mereka pasti memilih tetap bekerja seperti hari biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun