Mohon tunggu...
Wawan Kuswanda
Wawan Kuswanda Mohon Tunggu... Guru, Pelatih Pembina Pramuka, NSBPB, NSBO, Trainer, Fasilitator PM, MyViewBoard Ambassasor, Ketua KPPD Ciamis, Ketua PSLCC PGRI Kab.Ciamis, Pengurus MGMP Ekonomi SMA Kab.Ciamis, Biro 1 RAPIDA 10 Jawa Barat.

Saya seorang guru yang memiliki tekad setiap hari harus membuat sebuah prestasi baik itu untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Moto: Berprestasilah sebelum prestasi itu dilarang, jangan menua tanpa prestasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Mekah ke Tanah Air: Asal Usul dan Makna Gelar Haji di Indonesia

23 Mei 2025   16:53 Diperbarui: 23 Mei 2025   16:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita sedang menghadiri hajatan, membaca undangan, atau sekadar berbincang di warung kopi, kita sering mendengar nama-nama seperti "Pak Haji" atau "Bu Hajjah". Gelar ini begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya: dari mana sebenarnya asal usul gelar Haji itu di Indonesia? Dan kenapa penggunaannya begitu berbeda dibandingkan negara-negara Muslim lain?

Yuk, kita telusuri jejak sejarah dan budaya di balik gelar ini.

Gelar Haji di Indonesia pertama kali dikenal pada masa penjajahan Belanda. Waktu itu, pergi ke Tanah Suci bukanlah hal yang mudah. Selain butuh biaya besar dan waktu berbulan-bulan, para calon haji juga harus melewati pengawasan ketat dari pemerintah kolonial.

Karena itu, mereka yang berhasil pulang dari Mekah mendapat pengakuan luar biasa. Masyarakat menyambut dengan penuh hormat, dan mulailah nama mereka disertai gelar "Haji" atau "Hajjah" sebagai bentuk penghargaan --- semacam "medali spiritual" yang bisa dibanggakan.

Di Indonesia, menyandang gelar Haji bukan cuma soal ibadah. Gelar ini juga menjadi simbol bahwa seseorang:

  • Sudah mapan secara ekonomi (karena bisa membiayai perjalanan haji),

  • Disiplin dalam menjalankan ajaran Islam,

  • Sering dijadikan panutan dalam masyarakat.

Tak heran jika Pak Haji kerap diminta jadi imam salat, pemimpin doa, bahkan tempat bertanya urusan agama dan kehidupan sehari-hari.

Menariknya, di negara seperti Arab Saudi atau Mesir, orang yang sudah berhaji jarang menambahkan gelar "Haji" di depan namanya. Di sana, haji dianggap sebagai kewajiban pribadi, bukan sesuatu yang perlu diumumkan secara sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun