Mohon tunggu...
Wanda Bunga Lestari
Wanda Bunga Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Listen and write📝

Selanjutnya

Tutup

Trip

Tragedi Jatuhnya Juliana Pendaki Asal Brazil Di Gunung Rinjani: Kronologi Dan Reaksi Keluarga

25 Juni 2025   14:48 Diperbarui: 25 Juni 2025   14:48 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pendaki asal Brasil Juliana Marins (26), dilaporkan jatuh ke dalam jurang di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025. Juliana, warga negara Brazil yang berasal dari Niterói, Rio de Janeiro, tergelincir sekitar pukul 06.30 WITA saat mendaki jalur Cemara Nunggal menuju puncak Rinjani bersama rombongan satu pemandu lokal dan lima pendaki lain. Menurut Kompas, Juliana sempat kelelahan dan diminta beristirahat oleh pemandu di titik tersebut, lalu rombongan melanjutkan perjalanan tanpa kehadirannya. Ketika rombongan kembali mencari, mereka menemukan cahaya senter di dasar jurang mengarah ke Danau Segara Anak, diduga milik Juliana. Kejadian tersebut segera dilaporkan ke Basarnas NTB sekitar pukul 09.40 WITA. 

Upaya pencarian dilakukan selama beberapa hari. Tim SAR gabungan yang terdiri atas Basarnas, Polri, TNI, Balai TNGR, BPBD, Damkar, dan relawan menerjunkan drone thermal dan helikopter untuk mendeteksi keberadaan Juliana. Pada Minggu pagi, drone menemukan sinyal senter di dasar jurang; Senin (23/6) pagi, teknologi drone thermal berhasil memantau sosok Juliana sekitar 500 meter di bawah jalur pendakian. Akses ke lokasi sangat sulit karena kedalaman jurang lebih dari 400–500 meter yang terjal serta kondisi cuaca buruk. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengungkapkan medan ekstrem dan cuaca berkabut tebal membuat visibilitas rendah, sehingga tim sempat mundur demi keselamatan. Kepala Balai TNGR Yarman Wasur membenarkan penutupan jalur pendakian Sembalun–Puncak Rinjani sejak 24 Juni untuk memfokuskan evakuasi dan menjaga keselamatan tim. Satu alat tali standar (panjang 200–250 meter) tidak mencukupi mencapai dasar jurang; bahkan tim khusus Basarnas membutuhkan tali tambahan dan teknik pengangkatan khusus untuk evakuasi.

Gunung Rinjani adalah gunung berapi aktif setinggi 3.726 meter yang terkenal indah namun juga berbahaya bagi pendaki. Jalur Cemara Nunggal yang dilalui Juliana memiliki lereng terjal dan bebatuan longsor. Kawasan ini sering diselimuti kabut dan cuaca yang berubah cepat. Sejumlah ahli mendaki menyatakan kondisi Rinjani bisa sangat ekstrem, di mana angin kencang dan kabut tebal dapat tiba-tiba menurunkan suhu dan menghambat pencarian. Tingginya aktivitas Gunung Rinjani di masa lampau seperti gempa dan erupsi tahun 2018 yang menimbulkan longsor fatal menambah catatan bahaya jalur ini. Oleh karena itu tim SAR mengerahkan helikopter dan drone termal untuk memantau posisi korban serta merancang strategi evakuasi dari lokasi curam tersebut.

Identitas Korban: Juliana Marins adalah warga Brasil berusia 26 tahun. Ia diketahui sedang melakukan perjalanan (backpacking) di Asia Tenggara sebelum ke Indonesia. Media Brasil menyebut Juliana sebagai publicitária (public relations atau profesional periklanan) dari Niterói, Rio de Janeiro. Setelah terjatuh, Juliana sempat dipantau masih hidup oleh tim penyelamat, namun dalam kondisi sangat kritis. Sebuah akun Instagram yang dibuat keluarga untuk mengabarkan perkembangan rescue (lebih 1,5 juta pengikut) melaporkan bahwa Juliana ditemukan tidak bergerak dan tidak tertolong.

Reaksi Pemerintah Brasil dan Keluarga: Pemerintah Brasil secara resmi menyampaikan kesedihan mendalam terkait kabar kematian Juliana. Kementerian Luar Negeri Brasil menyatakan turut berduka atas kecelakaan itu dan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva mengunggah di media sosial bahwa ia menerima berita ini dengan sangat sedih serta menjamin konsulat akan mendampingi keluarga korban sepenuhnya. Ayah Juliana, Manoel Marins, telah terbang menuju Lombok untuk membantu koordinasi evakuasi. Di media sosial, ia memohon dukungan doa dan mengunggah foto keluarga dengan pesan “Ju, força, estamos indo te buscar” (Kuatlah, kita sedang datang untuk menjemputmu). Ia juga menyampaikan terima kasih atas bantuan pemerintah Brazil yang bersinergi dengan Indonesia untuk mempercepat upaya penyelamatan serta apresiasi kepada semua pihak yang terus mendukung. Sementara itu, reaksi publik di Brasil sangat emosional; sejumlah netizen mengkritik lambatnya pencarian dan menuntut penjelasan dari otoritas Indonesia. Di Indonesia sendiri, banyak warganet membela kesulitan tim SAR menghadapi medan berbahaya dan cuaca ekstrem, dengan menekankan pendakian vertikal setinggi 500 meter di Rinjani bukan perkara mudah.

Reaksi Otoditas Indonesia: Pemerintah Indonesia menanggapi kecelakaan ini dengan serius. Menteri Kehutanan dan Lingkungan Raja Juli Antoni menyatakan telah berkoordinasi dengan Basarnas, Kapolda NTB, Gubernur NTB, dan instansi terkait setiap pagi demi memastikan kelancaran evakuasi. Ia menekankan bahwa “Pemerintah semua serius menangani kasus ini,” menyebut helikopter telah disiapkan standby dan tim SAR dari Basarnas maupun provinsi siap diberangkatkan. Balai Besar TNGR menegaskan penutupan sementara jalur menuju puncak Rinjani sejak 24 Juni 2025 untuk mempercepat evakuasi dan menjaga keselamatan, sementara jalur hingga Pelawangan 4 di Sembalun masih dibuka bagi pendaki biasa. Dirjen KSDAE Kementerian LHK Satyawan Pudyatmoko juga meminta pendaki “mengutamakan keselamatan” karena cuaca buruk dan badai dapat menghalangi operasi pencarian.

Status Jalur Pendakian: Hingga publikasi berita ini, jalur pendakian Rinjani ke puncak tetap ditutup untuk umum. Balai TNGR menyatakan penutupan sifatnya sementara dan akan dibuka kembali setelah proses evakuasi dan penanganan jenazah Juliana selesai. Jalur biasa hingga Pelawangan 4 Sembalun masih dapat dilalui oleh pendaki. Pemerintah NTB dan TNGR mengimbau semua pendaki untuk sabar menghormati penutupan dan selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap pendakian. Meski kejadian ini menimbulkan perhatian internasional, Gunung Rinjani tetap menjadi salah satu destinasi pendakian populer di Indonesia, dan pihak pengelola menegaskan komitmennya untuk meningkatkan keselamatan wisatawan setelah tragedi ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun