Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Pentingnya Membangun Personal Branding dengan Kejujuran dan Ketulusan

19 Juni 2021   10:29 Diperbarui: 22 Juni 2021   03:35 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membangun personal branding (Sumber: pexels)

Pentingkah memiliki integritas, di antaranya punya kejujuran dan ketulusan dalam membangun personal branding? 

Kalau penting, apa pentingnya? Memangnya orang yang berkarakter negatif, tidak punya integritas, tidak jujur, tidak tulus, tidak boleh membangun personal branding?

Ada yang berkata, "Begitu banyak orang yang membangun personal branding. Tidak semuanya adalah orang yang berintegritas. Ada juga yang bertabiat tak terpuji, tapi mereka bisa punya personal branding."

Integritas memiliki banyak dimensi, tapi integritas dapat diartikan sebagai pengamalan untuk bersikap jujur dan menunjukkan kepatuhan tanpa kompromi terhadap prinsip dan nilai moral seta etika yang kuat. (Wikipedia). Norma dan nilai-nilai sosial, aturan hukum biasanya menjadi pedoman dalam melihat apakah seseorang memiliki integritas atau tidak.

Karakter atau sifat manusia memang beraneka. Tidak hanya sisi plus, namun juga ada sisi minus. Tapi sisi minus ini tidak bisa dijadikan dalih untuk berbuat sesukanya. 

Saat orang memasuki ruang publik, termasuk media sosial, maka ada etika yang mengaturnya. Orang tidak bisa lagi berkata, "Beginilah diri saya. Saya suka mencaci-maki. Memangnya kenapa kalau saya tidak jujur dan tidak tulus?"

"Menjadi Diri Sendiri" Bukan Legitimasi untuk Merugikan Orang Lain

Betul, menjadi diri sendiri itu penting dalam membangun personal branding. Tetapi "menjadi diri sendiri" bukanlah legitimasi untuk merugikan orang lain.

(Catatan: Tentang menjadi diri sendiri dalam membangun personal branding, baca tulisan saya berjudul "Salah Kaprah tentang Menjadi Diri Sendiri dalam Membangun Personal Branding di Media Sosial").

Ketika memasuki ruang publik, maka yang berlaku adalah kepentingan kolektif. Dan ketika itu menyangkut kepentingan kolektif, setiap orang punya tanggung jawab untuk menjaga perilakunya agar tidak merugikan orang lain.

Sebagai makhluk beradab, manusia tidak hanya dikendalikan oleh sifat dan karakter pribadinya. Di ruang publik, orang harus bersedia tunduk pada norma-norma, nilai-nilai sosial dan aturan yang berlaku secara umum. Kemampuan atau ketidakmampuan untuk tunduk pada nilai dan norma sosial serta aturan yang berlaku sudah menunjukkan brand seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun