Mohon tunggu...
L. Wahyu Putra Utama
L. Wahyu Putra Utama Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi

Literasi dan Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Demi Masa Depan, Demokrat Sebaiknya Jadi Oposisi

11 Juni 2019   14:51 Diperbarui: 12 Juni 2019   02:25 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AHY dan Jokowi | (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Untuk menjadi pimpinan partai itu sudah pasti. Tapi menjadi pemimpin Indonesia 2024 sepertinya berat. Melihat track-record kepemimpinan dan jalan politiknya sehingga menyandingkan elektabilitas AHY dengan Anis Baswedan, Khofifah, Emil, Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno agaknya berat.

"Dengan menjadi oposisi, citra demokrat akan menjadi lebih baik, sebab menjadi oposisi artinya idealitas itu dipertahankan. Untuk hari ini, hanya suara oposisi yang masih bisa diharapkan".

Demokrat perlu belajar seperti PDI-P, Gerindra dan PKS. Sepuluh tahun di bawah kepemimpinan SBY, Partai berlambang Banteng itu melawan arus pemerintahan. Sikap politiknya begitu keras terhadap kebijakan-kebijakan SBY. Kini, partai berlambang Banteng itu mencatat rekor sejarah sebagai partai paling subur.

Demikian dengan partai Gerindra dan PKS, meski Prabowo beberapa kali gagal dalam pentas tertinggi negara. Tetapi dia patut bangga, elektabilitas partai secara nasional terus merangkak naik dan bahkan mampu bercokol di bawah PDIP. Juga PKS, partai berhaluan nasionalis-religius itu berhasil mendepak partai-partai kuat sebelumnya.

Hendaknya demokrat juga melihat ruang kosong ini, ber-oposisi artinya memperbaiki nasib partai. Sebaliknya, masuk dalam lingkaran koalisi pemerintah berarti rambu kuning, jangan sampai suara partai demokrat terus tergerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun