Mohon tunggu...
Wahyu Purnomo
Wahyu Purnomo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Goresan Tinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang dan Waktu

9 Maret 2021   02:15 Diperbarui: 9 Maret 2021   02:24 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam berlalu begitu sunyi kala itu. Kulihat bintang dilan git bersinar terang mengarungi lautan malam. Aku terdiam di pojok sudut ruang beralaskan karpet hijau yang terpotong-potong menjadi lima bagian menutupi seluruh alas ruangan. 

Menjadi tempat berkerumun para santri dan berbagai kegiatan lainnya. Tatkala itu merupakan suatu tempat yang selalu dituju ketika mengerjakan sebuah tugas ataupun hanya bermain laptop belaka. 

Terkadang juga beralih fungsi menjadi yang lain ketika dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Ruangan itu diberi nama "Halaqoh" yang dimana di tempat tersebut ku bermalam ditemani laptop dan juga heningnya malam. 

Tak ubahnya seseorang yang membutuhkan tempat berteduh, begitupun halaqoh merupakan tempat berteduh bagiku di kala dinginnya malam menemaniku dalam mengerjakan laporan. Tak hentinya setiap saat dan setiap waktu tanpa ada pemisah dan juga menjadikan malam yang sunyi menjadi sebuah ratapan tersendiri. 

Menjadikan seperti perenungan dan juga persembahan bagi jiwa yang sepi. Menjadi tempat yang selalu teringat dan termaktub dalam mimpi yang menemani hingga di ujung hari. 

Menari-nari menjadikan kilauan lampu bersinar terang dan melambai-lambai memberi restu. Yang merupakan pertanda akan terjadinya sesuatu. 

Takkan hilang semua itu hanya sekejap karena tertancap di alam pikiran dan jiwa yang sunyi. Melewati ruang dan menjadikan waktu sebagai sahabat dalam pegembaraan ilmu yang tak pernah mati. 

Selalu terucap kata "bisa" meskipun nyatanya sulit dilalkukan dan dikerjakan, paling tidak ada usaha yang keras dan juga doa yang menyertainya dalam menggapai cita. Itu semua dapa tercapai dengan ridho ilahi dan dengan keikhlasan sepenuh hati. Tak ada yang dapat menggugurkan keputusan yang kuasa apabila memang menjadi garis dan jalannya. Semua itu melalui proses yanag nyata yang selalu terbawa oleh waktu dan tersampaikan ke setiap manusia.

Dimensi yang terbawa dari dimensi lain membuat diri ini lupa diri. dengan semangat membara dan juga pengorbanan yang dalam suatu hal dapat diperoleh meskipun tidak sesuai dengan kenyataan. 

Nyatanya itu semua dapat berkembang dan berevolusi menjadi suatu yang lebih indah. Apabila dikerjakan dengan penuh kasih sayang dan juga keikhlasan dalam menjalaninya. 

Tapi sebagaian orang lalai dan terpesona oleh tipu muslihat dunia yang membuatnya lupa tentang jati dirinya dan juga tujuannya yang membuatnya terlena dan tak dapat berjuang sesuai dengan apa yang dicita-citakan yang mruypakan impian awal sebelum itu dan sangat diinginkan. Tapi tak tercapai karena bujuk rayu tipu muslihat dunia yang nyata. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun