Pada kesempatan kali ini bersilaturahmi rumah Bapak Budiono Yang berada  di desa Patemon Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Keterbatasan penglihatan yang beliau alami sebagai  penyandang tunanetra tidak membuatBapak  Budiono Patah Arang untuk mencapai mimpinya untuk menjadi seorang guru. Kemalangan ini Didapatkan Sejak berusia 3 tahun Karena sakit panas yang dideritanya. Berdasarkan Tuturnya Saat itu "Mantri langsung  Menyuntiknya karena pada saat itu Masih kurangnya fasilitas pengobatan yang tersedia di desa" Bapak Budianto lahir dan besar di Cilacap, sejak  kejadian itu sedikit demi sedikit mulailah  berkurang penglihatannya sampai pada akhirnya  ia mengalami kebutaan,
Rasa sedih dan kecewa tentu sering menghantuinya, ejekan serta Makian pun Diterimanya kala itu karena masih kurangnya pengetahuan dan penyuluhan terhadap disabilitas bagi orang-orang yang di desanya ,bahkan beliau sempat menceritakan kepada saya kalau ada teman yang mengejek dia, dia kan berlari dan menangkap temannya itu dengan menggunakan indra pendengarannya.
meskipun ejekan kerap ia terima namun tidak menjadikannya patah semangat dan Patah Arang untuk mengejar mimpinya.
Saya sempat bertanya kepada beliau Bagaimana dulu saat beliau masih berada di Sekolah Menengah Atas dalam mengikuti pembelajaran? "Dalam mengikuti pembelajaran saya sering merekam ringkasan yang telah dibacakan oleh teman karena pada saat itu belum tersedia teknologi seperti sekarang yang dapat memudahkan teman-teman disabilitas khususnya disabilitas netra" sampai pada akhirnya dapat menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas dia pun bertekad untuk melanjutkan pendidikannya itu ke taraf yang lebih tinggi yaitu menuju ke perguruan tinggi Sampai pada akhirnya beliau pun meyakinkan kedua orang tuanya untuk Merantau Ke Jogja namun kala itu ibunya tidak mengizinkannya tapi dengan semangat dan tekad yang kuat Bapak Budiono pun Berhasil meyakinkan orangtua, Namun ternyata sampai di Yogyakarta tidak semudah seperti apa yang ia bayangkan  pada saat beliau mencoba untuk mendaftar ke perguruan tinggi  ada salah satu perguruan tinggi yang menolak dikatakan tidak sesuai standar yang diharapkan pada saat itu calon mahasiswa harus memenuhi standar yang sudah diterapkan kampus yaitu sehat secara fisik Serta tidak  tidak memiliki Kecacatan yang menonjol.
Meskipun Setelah mengalami berbagai penolakan tidak membuat pria kelahiran Nusa Wungu Cilacap 16 Juli 1973 itu Menyerah dengan tekad yang kuat  memberanikan diri untuk mendaftar ke Universitas lain sampai pada akhirnya Ia Pun diterima di salah satu universitas di Yogyakarta Sampai pada akhirnya ia pun Berhasil lulus, Bapak Budiono adalah alumni dari fakultas Dakwah dan penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga, setelah Berhasil menyelesaikan pendidikannya  ia pun dipercaya untuk mengabdi menjadi Putra Manunggal Gombong  Setelah mengabdi selama 2 tahun ia berkesempatan untuk mengikuti seleksi CPNS untuk difabel yang diadakan di Bandung Yang diikuti oleh  19 penyandang disabilitas dan kuota penerimaan CPNS hanya 8 orang pada saat itu, melewati berbagai seleksi  akhirnya beliau pun diterima sebagai CPNS sejak  tahun 2009 dan Kebetulan juga SK penugasan  jatuh di tempat ia mengajar dulu Pada masa Pengabdian,Beliau juga menceritakan mengenai suka duka mengajar murid disabilitas "salah satu keberhasilan seorang guru kata beliau ketika melihat murid dapat memahami materi yang disampaikan"
dukanya Jika ada murid yang belum paham akan materi yang disampaikan, namun hal itu tidak membuat beliau menyerah beliau akan terus menjelaskan materi tersebut sampai murid paham, tidak jarang Dia menganggap murid-muridnya seperti anaknya sendiri terkadang dia juga sering menyelipkan candaan di kala beliau sedang menerangkan materi Hal ini dilakukan  agar  muridnya lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan.
Selain itu Dia juga sering mengajarkan  muridnya untuk bermain musik selain itu beliau juga sering mengajak muridnya untuk belajar mengenal lingkungan di luar kelas, Hal ini dilakukan agar murid tidak merasa jenuh berada di kelas.
 Beliau juga sering mengajarkan murid-muridnya untuk tata boga di rumahnya karena kebetulan rumah beliau tidak jauh dari tempat mengajar.
 tidak hanya mengajar tunanetra juga mengajar murid-murid lintas jurusan seperti tunadaksa.  Beliau juga menceritakan bagaimana  proses dalam mengajar murid lintas jurusan  terutama tunadaksa Beliau mengatakan yang sering menggunakan komputer jos untuk memberikan materi kepada  murid lintas jurusan khususnya tuna daksa agar dapat mengoreksi tugas-tugas yang telah diberikan melalui komputer suara Karena kegigihan beliau itu Yang juga mengantarkannya untuk memperoleh penghargaan Anugerah peduli pendidikan pada tahun 2014 Untuk kategori Individual inovator pendidikan yang diberikan oleh menteri pendidikan pada masa itu.
 perihal kepedulian memang tak dapat diragukan lagi yang melekat pada dirinya kepedulian Bapak Budiono juga tidak hanya untuk murid-muridnya  di sekolah saja  namun juga untuk teman-teman disabilitas khususnya tunanetra yang ada di lingkungan rumahnya Dengan berbekal kemampuan memijat beliau mendirikan klinik pijat tunanetra Yang bernama "tunanetra hasta husada" Semua ini dilakukan untuk memberdayakan tunanetra yang berada di sekitar rumahnya untuk saat ini ada empat Terapis tunanetra yang di didik nya Dengan harapan tunanetra Dapat Mandiri tanpa menyusahkan orang lain sama dalam  dalam hal ekonomi, untuk murid-muridnya agar Terus semangat dalam mewujudkan cita-cita.  Jangan buat kekurangan ini melumpuhkan impian kita, tapi jadikanlah kekurangan ini untuk motivasi agar bisa meraih apa yang di inginkan.