Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Harus Ada Sekolah Swasta?

31 Mei 2022   12:00 Diperbarui: 31 Mei 2022   12:07 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Problematika pendidikan di Indonesia cukup serius, mulai dari kesenjangan fasilitas ditiap daerah, penerapan kurikulum yang belum merata, atau kesejahteraan guru yang selalu dipertanyakan. Belum lagi pemerintah dianggap sukar dalam menjawab tantangan pendidikan perihal penyediaan sekolah sebagai lembaga yang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan formal.

Sebenarnya hal tersebut punya sebab tersendiri, salah satunya wilayah Indonesia yang membentang luas dan sulit dikoordinasikan secara paralel dalam waktu yang bersamaan. Secara kasar, tentu saja pemerintah tidak mampu menyediakan fasilitas secara komplit dan menyeluruh. Bayangkan saja, dengan lebih dari 270 juta penduduknya, mana mungkin cukup dana sekian triliun digunakan untuk mencover biaya pendidikan. Jangankan meningkatkan mutu, memperbanyak bangunan sekolah saja sulit.

Berbeda dengan Finlandia, negara dengan status pendidikan terbaik, menyediakan fasilitas pendidikan yang benar-benar lengkap. Sekolah bukan hanya diwajibkan, tetapi juga digratiskan dan difasilitasi, hingga ke jenjang tinggi. Selain merupakan negara maju, wilayah dan jumlah penduduk Finlandia jauh berbeda dengan Indonesia, sehingga biaya yang dibutuhkan tidak sebesar di Indonesia.

Karena perbedaan itulah, di Indonesia ada badan independen yang juga membantu pemerintah mengelola pendidikan. Badan itu disebut sekolah swasta, untuk menjawab tantangan zaman dan pemenuhan layanan pendidikan masyarakat. Bahkan sejak dulu, lembaga pendidikan swasta lebih dulu berdiri dibanding sekolah-sekolah negeri. Ambil saja contohnya Muhammadiyah dan NU, yang menjadi representatif peta pendidikan di Indonesia.

Hadirnya pihak swasta dalam dunia pendidikan sebenarnya bentuk dari kemerdekaan belajar. Swasta mampu menjadi wadah kebebasan berpikir dan cara belajar terbarukan dibanding negeri yang terkesan kaku dan statis. Swasta dinilai sebagai pihak yang turut membantu pemerintah dalam upaya pemenuhan slot lembaga pendidikan di Indonesia yang masih sangat kurang.

Terbatasnya kouta peserta didik dan ketatnya sistem zonasi sebagai bentuk perubahan kebijakan era sekarang, menambah nilai lebih untuk sekolah swasta dalam mempertahankan eksistensinya. Sekolah swasta hadir bukan sekadar menjaga keseimbangan mutu pendidikan, tetapi turut berpartisipasi dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Swasta memang memiliki beberapa kelemahan untuk masyarakat Indonesia yang sangat beragam ini. Diantara kelemahannya yaitu biaya sekolah yang mahal. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang harus diprotes, karena adanya biaya justru menunjukkan keseriusan dan menjamin mutu pendidikan. Bedakan saja sekolah negeri yang gratis, tentu sensasi dan fasilitas belajarnya terbatas dan terkungkung dalam lingkaran kurikulum nasional.

Di balik mahalnya biaya sekolah, ternyata hal itu merupakan bagian dari filterisasi peserta didik. Beberapa swasta mengehendaki kesamaan latar belakang peserta didik, baik aspek sosial, kebutuhan khusus maupun finansial. Mahalnya biaya sekolah juga memberikan kenyamanan dalam belajar, karena dibalik biaya yang tinggi itu, ada kualitas yang dipertaruhkan.

Tetapi tidak semua swasta berlaku demikian. Adapula swasta yang juga terseok-seok bertahan dalam derasnya arus perubahan zaman. Disinilah perhatian harus benar-benar dicurahkan. Swasta berjasa besar dalam tonggak kemajuan pendidikan di negeri ini, bahkan menjadi cikal bakal lahirnya pendidikan nasional yang tersistematis.

Sekolah swasta merupakan penyumbang terbesar generasi emas di Indonesia. Ada harga yang ditawarkan, ada hasil yang diberikan. Swasta berafiliasi dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan. Kebebasan berpikir dan keterbukaan berpendapat, menjadi kunci keberhasilan swasta dalam pemenuhan kebutuhan anak-anak Indonesia. Sekarang, sikap pemerintah dan masyarakat saja yang mampu mempertahankan eksistensi dan kehidupan sekolah swasta. Semoga saja kebijakan yang dikeluarkan pemerintah benar-benar bijak untuk semua stakeholder pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun