Mohon tunggu...
Wahyu Maulana Mustafa
Wahyu Maulana Mustafa Mohon Tunggu... Freelancer - Anak Guru

setiap karya sastra adalah kritik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Quo Vadis: Bonus Demografi dan Pandemi, Gelisah Gen-Z

6 Juli 2020   00:59 Diperbarui: 6 Juli 2020   01:39 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/18 Penulis : Albertus Adit Editor : Albertus Adit Ilustraasi Mahasiswa,

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah Tingakat Pengangguran Terbuka (TPT) terus saja meningkat dikarenakan banyak perusahaan atau pabrik yang merumahkan bahkan PHK.

Penjelasan di atas tentu saja memunculkan pesimisme yang luar biasa pada kalangan Gen-Z ini, mereka saat ini yang sebagian besar adalah lulusan baru dan/atau sedang menduduki bangku kuliah tingkat akhir harus menghadapi kenyataan yang sulit, saat mereka lulus dan siap untuk bekerja, kenyataanya mereka harus menjadi beban negara karena minimnya lapangan kerja.

Kegelisahan tersebut mengemuka pada acara Talk Show YPPTimes dengan Judul Respon Generation Z pasca Pandemi COVID-19  yang diselanggarakan oleh bidang Young Planning Professionals Ikatan Ahli Perencanaan (YPP-IAP) Indonesia pada 26 Juni 2020 lalu. 

Dedi Gustiawan (Ketua IMPI) sebagai perwakilan mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) se-Indonesia menjelaskan kegelisahan tersebut, "kami harus bagaimana? bekerja sesuai bidang profesi atau menjadi pengangguran dalam kondisi yang serba tidak menentu seperti saat ini, ditambah lagi dengan adanya ketidaksesuaian formasi penerimaan CPNS oleh pemerintah yang menurut para mahasiswa tidak sesuai dengan bidang profesi yang dibutuhkan." 

Dedi mengharapkan adanya kolaborasi dari berbagai pihak pada bidang profesi termasuk IAP untuk ikut melakukan berbagai upaya agar dapat keluar dari permasalahan tersebut.

Untuk merespon kegelisahan tersebut, Talk Show ini juga menghadirkan para pemuda yang saat ini telah bekerja sesuai dengan passion mereka. Mereka menguraikan pandangannya tentang optimisme, memacu semangat para Gen-Z untuk tetap yakin pada kemampuan diri dan terutama adalah membuka wawasan yang lebih luas. Bahwa lingkup pekerjaan di bidang PWK saat ini tidak terbatas pada konsultan/developer atau PNS saja.

Para pembicara membagikan pengalaman yang mengantar mereka sampai pada pencapaian-pencapaian besar. "Bekerja tetap dan tetap bekerja, berpenghasilan tetap dan tetap berpenghasilan adalah hal yang sangatlah berbeda. Ini soal Mindset!" tutur Ilham Akbar Mustafa (pengurus BPP HIPMI). 

"NETWORKING adalah jalan kesempatan agar Gen-Z mampu melihat jutaan peluang di masa depan" sambung Runita Kesumaramdhani (Head of Investment and Research, Asia Green Real Estate). 

Rizqa Hidayani (Program Manager, Kota Kita Foundation) menyampaikan "Sabagian besar dari Gen-Z kurang dalam merefleksikan Interest-nya apa dan kemana. Sehingga cenderung apa adanya saja, terus berlatih untuk memiliki kemampuan Critical Thinking". 

Di atas semua itu, Roby Kurniawan (Ketua IAP Termuda, IAP Kepulauan Riau) menambahkan "anak PWK sejatinya adalah Leader pada lingkup kerja tertentu sehingga pastikan bahwa kalian memiliki keunggulan kompetensi bidang PWK, IAP sebagai asosiasi profesi bidang PWK mempunyai CPD (Continous Professional Development) merupakan wadah untuk meningkatkan kapasitas kompetensi bidang secara menerus bagi setiap anggotanya." Diskusi yang dihadiri oleh 100 orang peserta anak muda tersebut mencapai kesimpulan bersama bahwa KOMPETENSI, KOLABORASI DAN KECEPATAN ADALAH KEKUATAN GENERATION-Z UNTUK SURVIVE PADA MASA POSTPANDEMI COVID-19.

Kegiatan tersebut hanya bagain kecil dari sekian banyak upaya yang harus terus dilakukan oleh semua stakeholders untuk mengambil bagian secara aktif dalam hal pembinaan maupun pelatihan kepada para Gen-Z ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun