Mohon tunggu...
Wahyudi Yahya
Wahyudi Yahya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Ambisi dan Rasa Ingin Tahu Mengalahkan Si Cerdas

25 Mei 2018   13:14 Diperbarui: 25 Mei 2018   13:30 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tak ada seorangpun bekerja lebih keras dalam belajar daripada seorang anak yang ingin tahu"

-Thomas L Friedmann-

Apa itu Passion ?

Apa itu Rasa Ingin Tahu ?

Apa itu Cerdas ?

Tulisan ini terinspirasi dari buku karangan Thomas L Friedmann - "The World Is Flat" (Ingat istilah Don't judge a book by its cover kan ? jadi jangan langsung hujat judulnya yaa).

Baik, mari kita mulai ini dari perkembangan dunia yang telah terjadi hingga saat ini. Teknologi Informasi yang berkembang sangat cepat hingga para orang tua kebingungan terhadap tingkah laku anaknya yang lebih suka bermain dengan instrumen kelistrikan bernama smartphone ketimbang main bola sampa maghrib.

Dengan perkembangan internet, secara kasar dapat dikatakan bahwa fungsi guru mulai digeser oleh Google. Jika sekarang setiap anak bisa dengan mudahnya mengakses internet dan bertanya kepada Google, "Hallo Google, apa saja penerapan hukum Newton di kehidupan sehari-hari ?" dan voila, dalam waktu sekian detik jawaban telah muncul didepan layar smartphone mereka.

Lalu dengan fakta yang yang telah kita ketahui bersama, saat ini dimana posisi seorang guru, pertanyaan tersebut juga berlaku untuk saya, karena saya juga merupakan guru, meskipun hanya guru privat dan saat ini menulis ini saya juga masih berstatus mahasiswa.

Banyak anak yang dari lahir telah diberikan anugerah dalam bentuk kecerdasan, tidak pernah mengalami kesulitan dalam proses belajar, selalu mendapatkan nilai bagus meskipun intensitas belajarnya biasa-biasa saja.

Banyak anak yang ingin mendapatkan nilai bagus dengan usaha yang luar biasa, setelah disekolah berusaha untuk menyerap semua yang disampaikan gurunya, sepulang sekolah mengikuti les tambahan diluar dan sampai rumah memanggil saya untuk menemaninya belajar hingga malam hari ?

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi situasi seperti ini ? dimana posisi kita adalah sebagai orang dewasa yang menginginkan anak-anak atau murid-murid kita dapat berkembang, bukan hanya soal nilai pelajaran, tapi tentang bagaimana pemahamannya tentang dunia yang semakin dinamis ini.

1. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu

Dalam proses belajar, tidak ada yang sia-sia, setiap kalimat yang kita baca pasti akan bermanfaat untuk masa yang akan datang, cepat atau lambat. Jadi apa salahnya belajar banyak hal ? apa salahnya belajar sesuatu diluar bidang yang kita geluti ?

"Rektor dari Georgia Tech mengatakan, G Wayne Clough, mengatakan bahwa seseorang yang memiliki ketertarikan dibidang lain, akan lebih baik dalam hal berkomunikasi, akan lebih ringan menolong orang dan lebih mudah dalam meminta bantuan."

2. Meningkatkan Ambisi

Ketika kita telah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kita harus menambahkan bumbu-bumbu spesial yang pernah kita miliki sewaktu kita kecil. Masihkan ingat ketika kecil kita dibelikan hadiah seperti mobil-mobilan dan seketika kita ingin menjadi pembalap, ketika kita melihat roket mainan di etalase toko seketika kita ingin menjadi astronot ?

Kita semua pernah mengalami masa-masa menyenangkan tersebut, dan mengapa kita tidak mengulanginya kembali, bukan lagi soal realistis atau tidak, ini tentang bagaimana menumbuhkan rasa bahagia dan ambisi pada setiap hal yang kita lakukan dan pelajari.

3. IQ Bukan Segalanya

CQ + PQ > IQ

CQ = Curious Quotient

PQ = Passion Quotient

IQ = Intelligent Quotient

Thomas L Friedmann mengenalkan saya pada rumus diatas, and I believe it.

Apa artinya anak yang memiliki IQ tinggi namun tidak memiliki ambisi dalam belajar ? anak yang memiliki kecerdasan biasa-biasa saja namun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan semangat belajar yang luar biasa mempunyai kemampuan untuk lebih sukses, we must believe it.

Dari ketiga poin diatas, dapat kita simpulkan bahwa kita, sebagai yang dewasa harus kembali mengingat bahwa kita pernah menjadi sangat ambisius dan memilki rasa ingin tahu yang luar biasa ketika kecil, dan mengapa tidak melakukannya lagi ?

Sebagai seorang pendidik, entah guru, orang tua, ataupun seorang kakak, kita harus lebih memahami bahwa teknologi tidak akan bisa menggantikan posisi manusia, dalam hal ini adalah manusia yang memiliki empati, kemampuan komunikasi, dan pengetahuan yang luas.

"Aku rindu masa-masa dimana aku bermain dengan Tamiya, Beyblade, dan Pinggir kali. Ya, aku rindu pinggir kali itu, Manggarai Selatan.

-Someone in Nowhere- 

Sumber : wahyudhi23.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun