Mohon tunggu...
Wahyudi
Wahyudi Mohon Tunggu... Guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 3 Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (WA:081818155736).

Hobby menulis puisi, cerpen, artikel, berita kegiatan/prestasi/profil dll.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Waroeng Kopi Ake Melegendaris Beraroma Tradisional Sejak Tahun 1911

19 November 2022   14:14 Diperbarui: 19 November 2022   14:59 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akiong (generasi ke 3) sedang membuat kopi/dokpri

Belitung,Tanjungpandan- Sore itu cuaca agak mendung, Jumat,18 November 2022 aku sempatkan diri mampir ke Warung Kopi yang cukup melegenda di Tanjungpandan Belitung. Ada hasrat yang belum terbayarkan, yaitu rencanaku untuk menulis tentang Warung Kopi Ake. Hari ini kutunaikan janjiku itu untuk menulisnya.

Setelah memarkirkan sepeda motorku, aku berjalan memasuki warung kopi Ake, beberapa kursi kayu klasik ciri khas warung kopi ini sudah ditempati beberapa orang, aku memosisikan diri duduk di tempat biasa aku duduk, yaitu di bagian paling belakang pojok kiri. Aku lihat Willy sedang meracik kopi pesanan beberapa tamu.

" Minum ape Bang ..? Tanya Willy kepadaku.

" Biaselah Will...Kopi Susu." Jawabku dengan santai.

Tak lama kemudian Afif  salah satu pekerja di warung kopi Ake  datang mengantarkan segelas kopi susu dan segelas air putih dingin.

Warung kopi Ake, bagi masyarakat Pulau Belitung tentu sudah sangat familiar, apalagi bagi mereka penghobi dan penggila kopi. Warung kopi Ake beralamat di Jalan KV.Senang Nomor 57 Tanjungpandan Belitung. Mulai buka pukul 06.00 Wib dan tutup pukul 00.30 Wib.

Awal mula Warung kopi Ake memulai usaha jualan kopi pada tahun 1911, generasi pertama perintis usaha jualan kopi yaitu Abok, Beliau migrasi dari daratan Tiongkok dan tiba di Pulau Belitung. Sehari-hari Abok berjualan kopi dari rumah, namun setelah Belanda masuk ke Pulau Belitung, Abok memasarkan usaha kopinya menggunakan gerobak di depan bangunan perkantoran Belanda (Jam Gede). Tahun 1965 Abok kembali ke daratan Tiongkok untuk keperluan pengambilan dan pengurusan berkas-berkas terkait administrasi diri untuk data menetap di Pulau Belitung.

Willy Marten (Generasi ke 4) bersama Rico Ceper/dokpri
Willy Marten (Generasi ke 4) bersama Rico Ceper/dokpri

Perkumpulan orang-orang Tiongkok di Belitung dikarenakan bermulanya eksplorasi timah skala besar, sejak Jhon F. Loudon beserta rombongannya merapat di Tanjungpandan tahun 1851. Belanda mendatangkan orang-orang Tiongkok secara berkala sejak tahun 1856 untuk diperkerjakan sebagai pekerja parit timah di Belitung.

Salah satu putra Abok yaitu Thien cu yang biasa di sapa Ake (generasi ke 2) meneruskan dan melanjutkan usaha warung kopi tersebut, yang sekarang dikenal dengan nama Warung Kopi Ake. Ake menjalankan usaha jualan kopi dibantu istri dan beberapa saudara yang tidak ikut kembali ke daratan Tiongkok.

Dulu bangunan warung kopi Ake sangat sederhana sekali, berdinding papan dan beratap seng, Tahun 2012 bangunan tersebut dirobohkan dan dibangun baru oleh Pemerintah Kabupaten Belitung menjadi bangun baru bergaya klasik, ruko dengan dua lantai.

" Ake pernah bercerita bahwa dulu kv.senang itu masih hutan. Sampai Belanda masuk belitung, beliau membantu pak Abok jualan kopi menggunakan gerobak di depan kantor Belanda, setelahnya Belanda membangun KV.Senang (kavling senang) dan saat itu Belanda mengizinkan berjualan di salah satu toko yang dibangun hingga sekarang." Ujar Willy (generasi ke 4) menceritakannya kepadaku, sambil sekali-kali menyeruput kopi susu yang sedari tadi sudah ada dihadapanku.

Bersama Menteri Pariwisata Pak Sandiaga Uno, Gubernur Babel Pak Erzaldi,Bupati Belitung Pak Sahani Saleh/dokpri
Bersama Menteri Pariwisata Pak Sandiaga Uno, Gubernur Babel Pak Erzaldi,Bupati Belitung Pak Sahani Saleh/dokpri
Tahun 1980 Akiong (generasi ke 3) salah satu anak dari Ake melanjutkan dan meneruskan usaha jualan kopi. Dulu Warung kopi hanya dikunjungi orang-orang tua saja dan kuli penambang timah. Di masa Akiong Warung Kopi Ake semakin berkembang pesat hal ini terkait Pulau Belitung semakin di kenal dan masuk sebagai destinasi wisata prioritas pada tahun 2015.

Pengembangan destinasi wisata prioritas merupakan perwujudan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional. Pada tahun 2015 Pemerintah mencetuskan pengembangan pariwisata yang terfokus kepada 10 destinasi wisata prioritas yaitu Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di NTB, Labuan Bajo di NTT, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Kepulauan Seribu di Jakarta, Danau Toba di Sumatera Utara, Wakatobi di Sulawesi Utara, Tanjung Lesung di Banten, Morotai di Maluku utara dan Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung.

Kini warung kopi Ake semakin terkenal, semua kalangan usia pun biasa nongkrong di warung kopi, anak-anak muda, bahkan tamu-tamu dari luar kota, wisatawan lokal yang berlibur ke Belitung, baik itu pejabat, artis dan wisatawan asing, mereka pasti mampir untuk menikmati kopi Ake yang nikmat.

Menu yang tersedia di warung kopi Ake cukup banyak variannya, namun yang paling sering dipesan adalah Kopi Susu, Kopi O, Teh Manis, Teh Bunga, Teh Susu, Telor Ayam Kampung yang diolah setengah matang dinikmati dengan taburan bubuk merica dan kecap asin, nasi gemok dan berbagai panganan kecil. Kopi O itu adalah kopi hitam diambil  dari bahasa hokkian.

Bersama Artis Luna Maya, Zirina Zubir dkk/dokpri
Bersama Artis Luna Maya, Zirina Zubir dkk/dokpri
Perintis generasi pertama warung kopi Ake yaitu Abok meninggal dunia sekitar tahun 1990, sedangkan generasi ke 2 yaitu Ake meninggal dunia pada 1 maret 2021 dan generasi ke 3 yaitu Akiong meninggal dunia pada 12 sept 2021.

Akiong memiliki 3 putra yaitu Willy Marten,  Wilky Wijaya , dan Wildy Wijaya. Saat ini Warung Kopi Ake dilanjutkan dan diteruskan oleh Willy Marten (generasi ke 4) bersama ibunya Ai Moi. Usaha warung kopi Ake tetap dan terus eksis karena disamping meneruskan usaha dari orang tua dan memenuhi nafkah keluarga, faktor  niat, ketekunan dan pelayanan mungkin yang membuat warkop Ake bertahan dan bisa diingat terus oleh para pelanggan.

Ada beberapa keunikan di warung kopi Ake, Biji kopi  didatangkan dari daerah Palembang dan Lampung selanjutnya diproses digiling sendiri, suasana dan kondisi yang beraroma trdisional, seperti kursi kayu gaya jaman dulu, Ketel atau ceret berbahan tembaga  yang sudah berusia 111 tahun, dengan proses pembuatan kopi dan teh menggunakan saringan panjang. Di dinding ruangan terdapat foto-foto sejarah bangun warung kopi lama, foto-foto selebritis, Pejabat tinggi, Menteri, Gubernur, Bupati dan lain-lain diabadikan sebagai kenangan, sungguh terasa aura masa tempo dulu.

Bersama Ikang Fauzi/dokpri
Bersama Ikang Fauzi/dokpri

Hal yang membedakan warkop Ake dengan warkop lain yaitu selain rasa kopi yang  relatif cocok dengan lidah dan selera pelanggan, sejarah perjuangan dari awal berdirinya warkop hingga sekarang, juga cara pembuatan yang masih bergaya tradisional dan juga beberapa perabotan pembuatan kopi dari jaman Abok (tahun 1911) yang masih dipakai hingga saat sekarang ini, Susana dan kondisi yang beraroma tradisoanal, klasik dan unik, tentu hal ini lah yang menjadi alasan mengapa warung kopi Ake  menjadi melegenda, terkenal dan jadi tempat ngopi pavorit.

Ai Moi (istri alm.Akiong) sedang membuat Teh Susu/dokpri
Ai Moi (istri alm.Akiong) sedang membuat Teh Susu/dokpri
" Harapan Saya selaku penerus usaha Warkop Ake generasi ke 4, semoga warung kopi Ake terus  bisa lanjut,  mengingat perjuangan orang tua sebelumnya membangun usaha ini dengan perjuangan yang luar biasa." Pungkas Willy.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, segelas kopi susu dihadapanku pun sudah habis tanpa sisa, he ..he.., maklum kopinya nikmat sekali. Setelah membayar uang kopi, aku segera beranjak sambil berpamitan kepada Willy untuk pulang.

" Will...aku balik dulu ye !" ujarku

" Oh..Oke Bang....terima kasih bang ye !"  sahut Willy.

" Same-same Will." Jawabku.

Aku beranjak berjalan ke parkiran untuk segera menuju ke sepeda motorku, disambut senja merah saga, mengitari bundaran tugu batu satam dan melaju pulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun