Mohon tunggu...
wahyudi ahmad
wahyudi ahmad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kupas Tuntas 5 Nama Kandidat Cawapres Jokowi menurut SAS Institute

7 Maret 2018   03:26 Diperbarui: 7 Maret 2018   03:35 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencarian sosok yang pas untuk dijadikan sebagai pendamping Jokowi di Pilpres 2019, sampai saat ini belum juga menemukan titik temu. Hal ini dirasa sangatlah wajar, mengingat elektabilitas Presiden Jokowi masih di atas rata-rata. Jadi memang harus extra hati-hati dan teliti.

Meski demikian, sejumlah nama sebenarnya sudah mulai bermunculan. Selain itu, beberapa lembaga survei, dalam hasil surveinya juga banyak menghasilkan nama-nama yang memiliki elektabilitas  tinggi dan cocok untuk dijadikan sebagai pendamping Jokowi. Tak ketinggalan, lembaga-lembaga sosial keagamaan pun ikut mengomentari terkait pencarian sosok pendamping Jokowi ini. Teranyar adalah Said Aqil Siradj Institute (SAS Institute).

Baru-baru ini SAS Institute mengajukan 5 nama yang menurutnya pantas untuk dijadikan sebagai pendamping Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Nama tersebut, yakni Said Aqil Siradj, Muhaimin Iskandar, Hary Tanoesoedinjo, Moeldokodan Sri Mulyani.

M. Imdadun Rahmat, selaku Direktur SAS Institute mengajukan kelima nama tersebut lantaran memiliki latar belakang yang berbeda-beda. KH. Said Aqil Siradj karena sebagai tokoh pemersatu kalangan muslim moderat. Muhaimin Iskandar karena sebagai representasi kalangan santri. Hary Tanoe karena cakap dalam membangun ekonomi makro maupun mikro, serta memiliki visi misi kebangsaan yang sejalan dengan Revolusi Mental Jokowi. Moeldoko karena dipercaya dapat menjaga stabilitas politik. Dan Sri Mulyani karena dipercaya akan memancing investor asing untuk berinvestasi sebanyak-banyaknya di Indonesia.

Dari kelima nama di atas, agaknya sangat menarik jika kita kupas tuntas satu persatu sesuai kebutuhan Indonesia dan visi misi Jokowi di periode keduanya nanti.

Pertama, Prof. Dr.KH. Said Aqil Siradj. 

arrahmahnews.com
arrahmahnews.com
Tidak dapat dibantah bahwa Kyai Said memang merupakan tokoh pemersatu, khusunya di kalangan muslim moderat.

Namun, ada hal lain yang sebenarnya juga tak dapat dibantah. Bahwa kondisi Nahdlatul Ulama (NU) yang saat ini dipimpin oleh Kyai Said mengalami keretakan. Sudah merupakan rahasia umum bahwa semenjak  Kyai Said menjadi Ketum PBNU, di tubuh NU sendiri terdapat dua kubu. Ada NU Garis Lurus (NUGL), dan ada NU yang berafiliasi kepada Kyai Said Aqil Siradj.

Sosok Kyai Said sangat berbeda jika dibandingkan dengan KH. Ma'ruf Amin, misalnya. Kyai Ma'ruf yang saat ini menjabat sebagai Rais 'Aam PBNU, lebih diterima di kalangan NU dibanding Kyai Said, baik di NUGL maupun NU Pimpinan Kyai Said.

Belum lagi jika berbicara soal sikap tokoh muslim di luar NU. Lagi-lagi tak bisa dibantah bahwa Ormas Islam "radikal" banyak yang bertentangan dengan Kyai Said. Artinya, Kyai Said hanya tokoh pemersatu di kalangan NU atau kalangan muslim moderat saja. Untuk kalangan kelompok muslim konservatif, fundamentalis apalagi radikalis, kemungkinan besar Kyai Said tidak dapat diterima.

Kedua, Muhaimin Iskandar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun