Mohon tunggu...
Wahyudi Adiprasetyo
Wahyudi Adiprasetyo Mohon Tunggu... Sang Pena Tua

Pena tua memulung kata mengisi ruang literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyingkap Rahasia Pribadi Yang Bertahan di Setiap Musim Kehidupan

28 September 2025   19:55 Diperbarui: 28 September 2025   19:55 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bertahan Adalah Ungkapan Cinta yang Tidak Menyerah

Kita terbiasa menyambut mereka yang datang dengan karpet merah, dengan senyum, doa, dan sambutan hangat. Kita juga pandai menggelar pesta perpisahan yang penuh kenangan indah bagi mereka yang hendak pergi. Tetapi, ada yang sering terlupakan di antara "datang" dan "pergi": mereka yang memilih untuk tetap tinggal, mereka yang memilih untuk bertahan.

Padahal, justru bertahanlah yang paling sulit. Tidak ada sorak sorai untuknya. Tidak ada karangan bunga atau pesta meriah. Bertahan sering kali sunyi, penuh luka yang tak terlihat, dan doa-doa yang hanya bergetar dalam hati.

Bertahan bukanlah tanda kelemahan, melainkan keberanian. Karena bertahan berarti menolak menyerah pada keadaan, meski semua alasan untuk menyerah ada di depan mata.

  • Bertahan tetap mencintai dalam rumah tangga yang nyaris bubar.
  • Bertahan tetap mengasihi dalam keluarga yang retak.
  • Bertahan menjaga persaudaraan dan persahabatan meski terguncang oleh konflik.
  • Bertahan di perusahaan yang tidak adil, tanpa kehilangan integritas.
  • Bertahan di komunitas yang menyebalkan, tetap memberi ruang bagi harapan.
  • Bertahan di tengah penolakan, ketika hati ingin menyerah.
  • Bertahan di dalam apa pun, pada saat gelap yang sangat kelam.
  • Bertahan mendoakan bangsa yang mengecewakan, percaya masih ada masa depan.

Orang-orang yang bertahan adalah pahlawan yang jarang dipuji. Mereka tidak tampak menonjol, tetapi sesungguhnya merekalah yang menjaga agar rumah tangga tidak runtuh, keluarga tidak tercerai-berai, persaudaraan tidak putus, bangsa tidak kehilangan doa, dan harapan tidak mati.

Kita mungkin mengagumi mereka yang berani pergi demi mimpi. Kita mungkin memuja mereka yang datang dengan ide-ide baru. Tetapi jangan lupa, ada cinta yang jauh lebih dalam: cinta yang tetap ada.

Bertahan berarti tetap mencintai meski dikhianati.
Bertahan berarti tetap mengasihi meski dilukai.
Bertahan berarti tetap percaya meski sering dikecewakan.
Bertahan berarti tetap berharap meski gelap tak kunjung sirna.

Maka hari ini, mari kita belajar memberi penghormatan kepada mereka yang bertahan. Mereka yang diam-diam memikul beban besar tanpa pernah meninggalkan. Mereka yang memilih tetap tinggal, meski jalan terasa berat.

Karena sejatinya, dunia ini tidak hanya berdiri karena orang yang datang atau pergi. Dunia ini bertahan karena ada orang-orang yang tidak menyerah untuk tetap ada.
Dan pada akhirnya, bertahan adalah bentuk cinta yang paling tulus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun