Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Firasat

10 April 2017   19:57 Diperbarui: 11 April 2017   19:00 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Firasat (sumber gambar: dokumen pribadi)

Aku mengerti bila kamu tak bisa datang, tetapi, ingatlah, bahwa aku bagian sejarahmu dan akan berulang. De-ja-vu, aku suka itu, sambutlah aku dengan hatimu, seperti dulu, kau menyambutku dengan senyum indahmu. De-ja-vu, bukankah kau juga berharap yang sama? Pertanda apakah ini? I'm just in love, tapi tabir itu menutup, hanya pesan-pesan singkat mengiringi: take care,  I miss you  atau have a great day.

I don't know how much longer I can keep this up, I'm just in love with you. It's been long, long way to reach you to be mine.
Just likes flow. Wherever we've been, wherever we're going. I'm content in this moment, knowing for everything, I remember all worries, I remember expectations, I remember fears, I remember all about you. And I see how you would flow, I'd really like to know.

Akhirnya pesanku telah sampai padamu, aku telah memperoleh jawaban darimu. Kamu memberi kabar, kau memang sakit, sakit tipus. Lalu mengapa kau tak memberitahukanku sejak kemarin. Tahu begitu, aku akan menengokmu. Kukumpulkan keberanianku untuk berkunjung ke rumahmu. Jarak yang agak jauh antara rumahku dan rumahmu, membuatku berpikir agak lama untuk bisa bertemu denganmu. Juga ibumu, mungkin belum bisa menerimaku setelah peristiwa itu, menjadi salah satu alasan mengapa aku ragu-ragu untuk bertemu denganmu.

Satria, jaga dirimu, aku hanya bisa melihatmu dari jauh, aku pengamat sejatimu. Dengan begitu, untuk sementara waktu, aku tak bisa dekat denganmu. Tapi aku yakin, suatu saat pasti kita bertemu. Hanya soal waktu. Aku akan selalu merindumu, dan cintaku hanya untukmu.

***

Aku menatapmu lekat, memastikan bahwa kau baik-baik saja. Wajahmu jengah, lalu bertanya padaku, "Fira, apa yang kau khawatirkan? Aku baik-baik saja, tak kurang satu apapun." 

"Lalu, firasatku, aku bermimpi bahwa kau terbawa arus sungai, kau mengikuti alirannya, hingga tiba ke laut".
"Aku tak apa-apa Fira,  sungguh, bahkan, terluka sedikitpun tidak "
Oh, firasat itu, sungguh membingungkanku. Lalu ketika waktu berjalan, tentang aliran itu, mengalir bagai air sungai menuju laut. Kau mengikutinya, tanpa berusaha menentangnya.

***

Entah bagaimana, firasat ini semakin nampak jelas. Kemarin aku melewati sebuah kelokan. Hampir saja aku terjatuh, bilasaja aku tak mengeremnya. Sebuah kendaraan besar melaju kencang di hadapanku. Saat itu, aku sedang melaju ke arah rumahmu. Menujumu. Ingin menemuimu. Mungkin untuk yang terakhir kalinya. Tetapi entah mengapa, terasa berat untuk sampai ke sana. Bahkan aku tak mengerti, mengapa aku bisa melihat diriku sendiri dari kejauhan. Bagaimana bisa?

aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa,
karena cinta adalah aku, cinta adalah engkau, cinta adalah cinta,
cinta tak pernah mati, meski jasadku sudah,
aku merasa menjadi pengamat sejatimu,
melihat dari kejauhan,
lalu mengajakmu berbincang melalui hati,
hingga aku tak merasa jauh darimu,
yang ada adalah, kau begitu dekat,
pesan ini akan tiba kepadamu,
entah dengan cara apa aku tak tahu,
aku tahu, kau mengerti aku ada.



==00==

Semarang, 10 April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun