Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ketika Taman Bunga Celosia Membuat Kalap Emak-emak

24 Agustus 2018   11:06 Diperbarui: 24 Agustus 2018   19:17 1929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru musim kata emak-emak, ya? Memangnya kalau emak-emak kenapa? Emak-emak itu jika digabung identik ramai, ceria dan kreatif. Kekuatan emak-emak kadang-kadang bisa di luar pemikiran normal. Kelihatannya lemah lembut, tidak berdaya, tetapi ternyata memiliki kekuatan yang dahsyat. Hehehe... tetapi sih maksudnya bukan itu. 

Jadi, memang seorang ibu, memiliki kelebihan yang diberi oleh Yang Maha Kuasa, bahwa ia akan lebih survive saat terjepit. Dalam artian, ia akan bertahan sekuat tenaga dalam mempertahankan diri. Apalagi jika itu menyangkut dengan anaknya, ketika sang anak dalam bahaya. Membela anak adalah hal yang akan dilakukan sepenuh jiwa raga. Jika perlu mengorbankan dirinya, agar anaknya bisa terlepas dari bahaya. Istilahnya "The power of emak-emak"

E tapi, saya baru tidak membicarakan dan tidak akan memperpanjang masalah the power of emak-emak. Saya hanya ingin menceritakan pengalaman saya, saat saya bergabung dengan ibu-ibu di kampung saya. Seperti biasa, ibu-ibu RT di kampung saya, tiap tahunnya memiliki jadual khusus untuk berwisata tanpa keluarga. Hanya ibu-ibu saja. 

Taman Bunga Celosia, yang penuh dengan bebungaan bermacam jenis dan warna. (Dokpri).
Taman Bunga Celosia, yang penuh dengan bebungaan bermacam jenis dan warna. (Dokpri).
Melepas penat dari kesehariannya mengurus keluarga dan pekerjaan. Tidak jauh-jauh. Hanya yang dekat-dekat saja. Satu hari, dari pagi hingga sore, kemudian pulang ke rumah. Kan tidak setiap hari, jadi tidak menganggu stabilitas keseharian rumah. Hehehe...

Dananya juga tidak banyak. Kami menabung setiap bulannya. Jadi tidak memberatkan. Karena wisata ini kan bersifat untuk happy saja. Setiap arisan, kami menabung khusus untuk acara wisata. Bahkan dari dana yang terkumpul, bisa untuk membeli seragam, yang berupa kaos dan kerudung. Maksudnya sih agar lebih santai. Baru tahun ini saya bisa mengikutinya. Tahun sebelumnya tidak bisa bergabung karena kesibukan saya mengurus keluarga dan pekerjaan. Dan... ternyata, menyenangkan!

Tahun ini, ibu-ibu memiliki jadual wisata ke Bandungan Kabupaten Semarang. Hanya satu jam dari Kota Semarang. Tujuan pertama adalah Candi Gedong Songo. Sejak awal sampai ke sana, terkena macet saat akan memasuki kawasan wisata. 


Kebetulan hari Minggu, jadi banyak yang berkunjung ke sana. Ketika sampai di lokasi, hanya sebentar untuk berfoto-foto. Tidak naik ke atas candi. Padahal Candi Gedong Songo memiliki sembilan candi yang bisa di tuju, loh. Dengan alasan capek, maka mereka tidak naik ke atas candi.

Emak-emak berpose di depan Candi Gedong Songo, Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah. (Dokpri).
Emak-emak berpose di depan Candi Gedong Songo, Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah. (Dokpri).
Saya pun hanya naik satu candi pertama. Sudah ditelpon untuk turun, kemudian melanjutkan perjalanan. Saya sempat menengok ke lokasi Ayanaz, wisata yang pernah di tulis oleh pak Tri Lokon. Viewnya memang bagus. 

Saya sempat berfoto sebentar dengan kuda, hanya berfoto dan tidak menaikinya. Hehehe.. enggak tega rasanya naik kuda. Padahal kuda kan memang untuk sarana transportasi. Lalu kemudian saya turun.

Sempat berfoto dengan kuda. (Dokpri).
Sempat berfoto dengan kuda. (Dokpri).
Perjalanan berlanjut ke Taman Bunga Celosia Bandungan, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Candi Gedong Songo. Wah, ini dia. Tempat wisata yang berisi bebungaan. Siapa yang tak suka bunga? Setiap wanita pasti suka bunga. Notabene, ibu-ibu. Dan benar saja.

Nah tuh kan. Saya dan ibu-ibu lainnya langsung ceria. Kalap dan lupa sejenak. Melupakan rutinitas sehari-hari, bahwa nanti ketika sampai di rumah, masih banyak cucian yang menumpuk, setrikaan segunung dan cuci piring seabreg. Hahaha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun