Mohon tunggu...
Wahyu Setiawan
Wahyu Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa di Yogyakarta

Dewata Wangi Ambuka Budi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 2 KKN Gemah Ripah UKDW Menginisiasi Ecotourism Kampung Sayur di KTD Bonjowi 4 Dasa

24 Februari 2021   13:24 Diperbarui: 24 Februari 2021   13:27 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gemah Ripah kelompok dua Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta berkesempatan melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kelompok Tani Dewasa (KTD) Bonjowi RT 40 RW 10 Kampung Sayur Bausasran, Danurejan, Yogyakarta. KKN Gemah Ripah ini melibatkan mahasiswa dari beberapa fakultas seperti Fakultas Bioteknologi sebagai pelopor dari KKN Gemah Ripah ini, Fakultas Bisnis, Fakultas Arsitektur dan Desain, serta Fakultas Teknik Informasi. Kelompok dua sendiri beranggotakan 9 orang yaitu Matthew, Febby, Mentari, Valen, Ken, Wilfridius, Devika, Sondang, dan juga Wahyu yang juga berasal dari program studi yang berbeda. Sekalipun di tengah kondisi pandemi covid-19, tidak menghalangi semangat mahasiswa untuk menuangkan kreativitas dan juga ilmunya di tengah-tengah masyarakat. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran dari pemerintah, pelaksanaan KKN Gemah Ripah tahun ini berjalan dengan lancar. KKN Gemah Ripah ini juga direspon dengan baik oleh masyarakat sekitar khususnya warga KTD Bonjowi 4 Dasa yang dengan semangat juga mendampingi mahasiswa dari Universitas Kristen Duta Wacana untuk melakukan KKN di tempat mereka tinggal.

KKN Gemah Ripah UKDW yang berlangsung dari tanggal 16 Januari 2021 sampai dengan 28 Februari 2021 ini dimaksudkan untuk meningkatkan sinergi perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan perekonomian dan pengelolaan lingkungan melalui pengembangan pertanian di perkotaan.Untuk mendukung tujuan dari KKN Gemah Ripah, kelompok dua menyusun program dengan judul Penataan Kebun Tanaman Terintegrasi sebagai Inisiasi Ecowisata.

Program ini disusun dengan melihat kondisi KTD Bonjowi yang memiliki lahan sempit namun berpotensi untuk bisa dijadikan sebagai sarana edukasi khususnya tanaman obat keluarga (TOGA) yang mana merupakan tanaman ciri khas KTD Bonjowi. Fokus utama tanaman obat keluarga yang akan ditonjolkan adalah jenis rerumputan, yang biasanya dianggap sebagai gulma oleh masyarakat luas namun ternyata memiliki segudang khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh.

Contoh tanaman obat keluarga tersebut diantaranya Patikan Kebo (Euphorbia hirta), Bandotan (Ageratum conyzoides), Sirih-Sirihan/Sirih Cina (Paperomia pellucida L.), Anting-Anting (Acalypha indica. L), Rumput Mutiara (Hedyotis corimbosa), dan Meniran (Phyllanthus urinaria) Proses pengaplikasian program ini dimulai dengan pembibitan benih yang dilakukan dengan media botol plastik bekas serta wallplanter sebagai upaya untuk memanfaatkan tembok sebagai lahan tanam.

Proses selanjutnya adalah proses perawatan, sangat mudah karena memang tanaman toga jenis rerumputan sering kita temui tumbuh liar dan tidak butuh waktu lama untuk membesarkan jenis tanaman-tanaman ini. Proses pemanenan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tanaman-tanaman obat ini bisa juga diracik dan diramu menjadi produk yang bernilai tinggi misalnya daunnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar ecoprint ataupun dikeringkan dan ditumbuk halus untuk diseduh. Selain itu juga, dari kelompok dua memberikan beberapa pelatihan kepada masyarakat di KTD Bonjowi untuk bisa memanfaatkan tanaman-tanaman yang ada supaya bernilai ekonomis, tidak lupa juga dari kelompok dua ini membantu dalam menghitung keuntungan dan juga harga jual produk supaya bisa membantu perekonomian warga. Pembuatan website (bisa diakses melalui ktdbonjowi.my.id) serta akun instagram (dalam akunnya @bonjowi_4dasa) juga dilakukan untuk memulai memperkenalkan KTD Bonjowi ke ranah yang lebih luas.

Program-program yang dirancang dan dilaksanakan ini tentunya untuk mengembangkan dan membuat KTD Bonjowi lebih baik lagi. Seperti penuturan Matthew Raphael (22), selaku Ketua kelompok dua bahwa program ini akan diwujudkan dengan strategi yang sudah dibuat dan dirancang bersama dengan anggota kelompok dan juga masyarakat setempat supaya bisa sinkron antara program dari mahasiswa serta dari KTD Bonjowi sendiri. Diharapkan dengan program KKN Gemah Ripah tahun ini bisa memperkenalkan KTD Bonjowi ke masyaralat luas dan program yang sudah dilaksanakan bisa dijadikan pelopor untuk pengembangan KTD Bonjowi selanjutnya.


"Program KKN Gemah Ripah di KTD Bonjowi ini juga diharapkan bisa menjadi pelopor bagi kelompok tani yang lain bagaimana konsep dari kampung wisata itu sendiri minimal dengan mengubah lingkungan yang bisa mengedukasi pengunjungnya," ucap Ibu Endang Wahyu (50) selaku Ketua RT 40 KTD Bonjowi. "Selain itu juga mengajarkan mahasiswa bahwa KKN itu tidak hanya sekedar melakukan kegiatan biasa namun juga terkonsep dan berbobot supaya menjadi contoh juga bahwa di KTD Bonjowi ini setiap mahasiswa KKN benar-benar diberi ruang untuk berkreasi dan mengeskpresikan kreativitasnya." lanjut Ibu Endang Wahyu.

Dengan semangat mahasiswa dan masyarakat, maka akan diadakan suatu kegiatan terakhir yaitu sebuah Expo yang akan dilakukan pada Minggu, (28/02/21) bertempat di SD Muhammadiyah Bausasran dan juga di KTD Bonjowi sendiri yang rencananya akan dimulai pada pukul 09.00-12.00 WIB. Akan ada stand-stand produk hasil dari pemanfaatan tanaman di KTD Bonjowi serta lomba foto dengan hadiah menarik. (Wahyu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun