Mohon tunggu...
Wahyu Fathur R
Wahyu Fathur R Mohon Tunggu... -

just take it or leave it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siswa dan Kemerdekaan dalam Pendidikan

27 Oktober 2015   11:00 Diperbarui: 27 Oktober 2015   11:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memang benar kalau orang-orang Indonesia itu pintar. Buktinya ada orang-orang seperti pak Habibie sebagai putra bangsa yang membanggakan bangsa dengan intelegensinya.

Pak Habibie memang seorang yang sangat beruntung, beliau cerdas (bahkan genius) dibidang konstruksi pesawat dan beliau sangat menyukai bidang itu. Yang coba penulis ingin katakan adalah Pak Habibie adalah seorang yang merdeka dalam mendapatkan pendidikannya. Beliau belajar karena beliau memang ingin belajar.

Contoh lain adalah seorang Albert Einstein, siapa yang tidak tahu mengenai kegeniusannya. Bahkan karena sangat genius dia dianggap bodoh dalam pembelajaran di sekolah. Namun Einstein adalah seorang yang merdeka, dia belajar dengan alam, dia belajar dengan sumber pengetahuan itu sendiri.

Lalu apa kabar dengan siswa saat ini? Merdekakah mereka dalam belajar?

Pagi matematika, siang fisika, sore kimia. Atau mungkin pagi grografi, siang ekonomi dan sore sosiologi. Siswa Dituntut untuk bisa menguasai semua aspek dalam setiap mata pelajaran, gagal dalam satu hal berarti harus mengulang bahkan tinggal tinggal kelas.

Apakah seperti itu pendidikan yang benar?

Mungkin tidak salah, tapi dengan seperti itu dunia pendidikan akan menciptakan manusia robot yang cerdas dalam segala hal tapi tidak mengerti apa yang benar-benar diinginkan. Manusia yang mengejar rapor biru di setiap aspek penilaian tanpa mengerti esensi dari setiap aspek yang diajarkan.

Pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang memberi pengetahuan atas setiap aspek yang ingin diketahui. Pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang mengarahkan siswa pada tingkat minat dan bakat. Pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang mengembangkan manusia mencapai titik kulminasi atas apa yang ingin ia capai. Pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang melahirkan ahli pada bidang-bidang tertentu. Pendidikan akan merdeka ketika dapat melahirkan manusia dengan rasa, bukan manusia tanpa hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun