Mohon tunggu...
Wahyu Rosyid
Wahyu Rosyid Mohon Tunggu... -

Ingin menjadi imam untuk dirinya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reformasi Budaya, Berhenti Mencari Kambing Hitam

29 Mei 2015   16:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun ini, tepatnya pada tanggal 20 mei gerakan Reformasi indonesia memasuki usia yang ke 17 tahun. dalam fase usia, umur 17 tahun menandakan titik balik kedewasaan. akan tetapi sampai dengan saat ini gerakan reformasi kita belum menunjukkan kedewasaanya, ini ditunjukkan dari masih banyaknya angka kekerasan. baik kekerasan menyertai hasil pemilu, kekerasan menggugat pembebasan tanah, kekerasan unjuk rasa yang marah dengan pemerintah, kekerasan rumah tangga, dan bahkan kekerasan oleh alam yang dilatarbelakangi oleh manusia sendiri, sehingga mendatangkan kekerasan longsor, banjir, dan lain sebagainya..

dan dari semua kekerasan yang terjadi diatas, tidak jarang kita selalu mencari kambing hitam. Kecendrungan menyalahkan orang lain adalah pula kecendrungan yang kuat dalam diri setiap kita. kecendrungan ini acap kali tidak rasional. tetapi dengan sangat lihai kita membuat seolah kecendrungan ini menjadi rasional dengan mengatasnamakan keadilan.kecendrungan ini jangan jangan pada kemudian harri akan mematikan kreatifitas kita sehingga menghambat kebangkitan dan kemajuan bangsa ini. menghambat hadirnaya visi dan arah yang jelas , konsisten, dalam pelaksanaan reformasi. bayangkan jika semua kita saling menyalahkan satu sama lain, maka yang akan muncul adalah kekerasan baru yang akan menambah panjang sejrah kekerasan di bangsa ini.

allibi kambing ini lebih jauh bisa dipaki untuk menutupi kelemahan kita. kita terpaku sebagai bangsa yang membiarkan diri ketinggalan dan ditinggalkan. ketika bangsa lain sudah sibuk mencari sumber energi baru, bangsa ini justru masih sibuk mencari cari kesalahan yang baru, dan tak hentinya menyalahkan kesalahan tersebut. dalam posisi seperti ini kita pun tak kunjung sadar dan bangkit, sehingga muncul budaya saling menyalahkan diantara kita.

konsep kambing hitam ini memang sudah mendarah daging di percaturan sejarah bangsa ini. contoh kambing hitam yang menyertai sejarah bangsa kita yakni warga keturunan tiongkok. keturunan tiongkok disalahkan karena menguasai pasar, maka munculah politik alibaba dan berujung pada permusuhan terhadap suku tiongkok. betapun klasiknya kasus ini, namun yang perlu kita garis bawahi adalah kecendrungan untuk mengkambinhitamkan orang lain dan pihak lain ternyata sudah membudaya dan mengakar di bangsa ini. bahkan sampai sekarang kecendrungan ini pun masih sangat populer dikalangan kita, tak jarang kita sering menyalahkan keadaan (sistem) hanya karena kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan.

lantas apakah urusan semua itu dengan 17 tahun reformasi? Reformasi melibatkan direformasinya tiga panggung: panggung negara, pangguing rakyat, dan panggung ekonomi. panggung negara direformasi dari sistem otokrasi menjadi demokrasi. panggung rakyat direformasi menjadi masyarakat madani, panggung ekonomi direformasi sebagai penggung ekonomi pasar berkesejahteraan sosial dan kerakyatan.

untuk melakukan reforamsi diketiga panggung itu diperlukan perubahan perinsip, tata peraturan, dan huku. namun yang lebih penting adalah perubahan sikap dan orientasi. perubahan sikap dan orientasi hanya dapa terlaksana jika disertai pula degan reformasi budaya. reformasi budaya dalam artian sikap, orientasi niali dan praktisa dalam kerja, karya dan lainlain. WR

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun