Mohon tunggu...
Wahida Vir
Wahida Vir Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Sewa-menyewa (Ijarah) Membawa Berkah

22 Desember 2016   21:00 Diperbarui: 22 Desember 2016   21:06 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Didalam agama islam tentunya sudah dijelaskan bahwasannya sewa-menyewa itu di perbolehkan asalkan tidak ada pihak yang dirugikan baik dari pihak pemberi sewa dan pihak yang menerima sewa keduanya harus saling rela dan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang telah direntukan pada awal melakukan kesepakatan. Namun akan lebih baik jika kita terlebih dahulu mengetahui apa arti dari sewa-menyewa itu sendiri. Sewa-menyewa menurut beberapa para ulama antara lain:

  • Menurut Imam Hanafi, Sewa-menyewa (ijarah) adalah akad atas manfaat atas manfaat dengan imbalan berupa harta.
  • Menurut Imam Syafi’I, Sewa-menyewa (ijarah) adalah suatu akad atas manfaat yang dimaksud dan tertentu yang bisa diberikan dan dibolehkan dengan imbalan tertentu.
  • Menurut Imam Maliki, Sewa-menyewa (ijarah) adalah akad yang memberikan hak milik atas manfaat suatu barang yang mubah untuk masa tertentu dengan imbalan yang bukan dari manfaat.
  • Menurut Imam Hambali, Sewa-menyewa (ijarah) adalah suatu akad atas manfaat yang bisa sah dengan lafal ijarah.
  • Dari beberapa pendapat para ulama dapat disimpulkan bahwasannya sewa-menyewa adalah suatu akad atas manfaat dengan imbalan. Dengan demikian objek sewa-menyewa adalah manfaat atas suatu barang. Adapun rukun-rukun sewa-menyewa antara lain:
  • Ada yang menyewa dan mempersewakan dengan syarat (I) berakal (II) kehendak sendiri (III) keduanya tidak bersifat mubadzir (IV) baligh.
  • Sewa disyaratkan keadaannya diketahui dalam beberapa hal (I) jenisnya (II) kadarnya (III) sifatnya.
  • Manfaat syaratnya (I) manfaat yang berharga (II) keadaan manfaat dapat diberikan oleh yang mempersewakan (III) diketahui kadarnya.                                                                             Beberapa hal yang dapat membatalkan sewa-menyewa antara lain :
  • Menyewa barang tertentu.
  • Menyewa barang yang ada dalam tanggungan seseorang.
  • Adapun salah satu hadits yang berkaitan dengan sewa-menyewa yaitu:                                                                                                                                                                                             “Hadits dari Abdullah RA ia berkata: Rosulluah SAW memberikan tanah di Khaibar untuk digarap dan ditanami oleh para sahabatnya dan mereka mendapatkan bagian dari hasil tanamannya yang tumbuh disana” (HR. Bukhari).                                                                                                                                                                                                                                               Dari hadits diatas menjelaskan bahwasannya menyewa pohon untuk diambil buahnya itu diperbolehkan akan tetapi sebagian para ulama berpendapat bahwa manfaat yang disewa itu hendaklah jangan sampai mengandung lenyapnya sesuatu yang berupa zat, hanya harus semata-mata manfaat saja. Ulama yang demikian tidak memperbolehkan menyewa pohon-pohon untuk mengambil buahnya, begitu juga menyewa binatang untuk mengambil bulu dan sebagainya. Ulama yang lain berpendapat bahwa tidak ada halangan menyewa pohon-pohonan karena buahnya, berlaku seperti menyewa seorang perempuan untuk menyusukan anak. Sedangkan menyewa seorang perempuan untuk mengambil manfaat susunya, jelas boleh karena manfaat yang diambil dari sesuatu dengan tidak mengurangi pokoknya (asalkan ) sama artinya dengan manfaat. Dengan demikian sewa-menyewa pada dasarnya diperbolehkan asalkan membawa manfaat atau berkah. (Rasyid Sulaiman,2012,Fiqih Islam,Bandung:Sinar Baru Algensindo).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun