Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini Cara agar Kamu Tertawa bersama Tuhan

12 April 2024   08:16 Diperbarui: 12 April 2024   08:30 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam lika-liku kehidupan, Tentu akan banyak pengalaman serta proses pendewasaan yang dialami. Mulai dari warna keluarga, sahabat, tetangga, sekolah, kenakalan, kebaikan, dan proses kehidupan lainnya. Beberapa hal tersebut sudah barang tentu akan memengaruhi tiap-tiap individu seorang manusia. Bahkan kita tidak punya ketetapan pasti pada waktu esok yang akan terjadi. Sungguh hidup ini terselimuti misteri. Nah, maka dari itu mari merenung bareng!

Hidup serasa sumpek, merasa kalau diri kita tidak berguna, tidak dihargai orang lain, dan beberapa keadaan tertekan lain, sering menjadi sebap awal ruwetnya hidup. Makan tidak tenang, minum kadang tersedak, dan merasa kalau dunia ini tidak adil, sering menjadi rentetan suasana yang tidak asyik. Masak sih kita mau berlama-lama dengan kondisi itu? Sungguh tiada dusta, merana sekali rasanya.

Suasana Runyam dan Tantrum yang Membosankan

Rumitnya kehidupan sebenarnya disebapkan oleh kita sendiri. Entah tertekan karena melihat pencapaian orang lain, memaksa diri untuk selalu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, dan berbagai kebiasaan lainnya yang pada akhirnya memeluk mesra pada kondisi over thingking. Harus dipahami, kalau banyak hal yang memang berbeda antara satu manusia dengan manusia lain. Seperti: Kelamin, Orang tua, tempat asal, warna kulit, hobi, dan berbagai keunikan lain yang pastinya tidak sama. Jadi, kenapa harus pusing karena hanya ejekan orang? Wong, sudah jelas kalau kita itu berbeda.

Sebenarnya kita itu mencari apa sih? Mau bahagia dengan cara yang bisa kita buat dengan cara kita sendiri, atau malah mengukur bahagia dengan omongan orang lain yang sudah jelas tidak pas untuk kita?  Tapi anehnya banyak dari kita malah terjebak pada opsi ke dua. Hidup kayak-kayak edan, suntuk, hawanya kayak ingin berantem dengan pohon pisang, dan sikap-sikap gokil lain yang unfaedah.

"Mengapa kita harus pusing dengan standar hidup yang dibuat orang lain? Padahal kita tahu hadirnya kita di dunia itu sudah membawa janji dan bahagia yang telah diberi Tuhan."

Mari Raih Senyum dari Cara Kita Sendiri

Setelah sedikit mengulik masalah kehidupan seperti hal di atas, lantas apa solusi awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik? Bila merujuk dari nasihat para ulama, maka kita harus mengenali diri kita secara menyeluruh. Baik dari segi kebiasaan, perilaku, hobi, mau pun potensi-potensi yang ada pada diri kita. Karena dengan begitu kita akan melihat betapa Allah Swt sangat baik pada diri kita. Dia lah yang memberikan mata, hidung, telinga, mulut, pencernaan, dan jantung yang memompa darah. Sehingga kita dapat hidup dengan merdeka.

Selain itu, mengenali diri sendiri juga akan memberikan dampak baik pada pergaulan kita. Kita akan menjadi pribadi yang anti mendang-mending, paham mana yang kita suka mau pun tidak, memiliki pendirian yang kuat, dan Tidak mudah goyah karena sindiran orang lain. Karena dengan hal tersebut, kita dapat lebih mudah memetakan langkah untuk kehidupan yang lebih baik. Kita Paham potensi berikut kekurangan yang kita miliki. Jadi setidaknya semua yang dijalani itu memiliki arah jelas.

"Bahagia itu bersumber dari kesadaran dirimu sendiri. Bukan dari pendapat orang lain."

Maknai Hidup dengan Tawa dan Kebijaksanaan

Pada sisi lain, Allah Swt menegaskan dalam firman-nya jika manusia itu tidaklah diberi cobaan melainkan manusia tersebut mampu menjalani. Jadi yang kini mungkin berada di titik keritis, dihina, berlumur dosa, dan sedang diterpa masalah besar, yakinlah semua cobaan itu tidak lain karena Allah Swt menyayangi kita. Maka Ia menguji agar derajat kita terus naik dan makin dekat dengan-Nya. Kuncinya adalah kita harus sabar dan terus berjuang.

Cobalah dari sekarang untuk melihat dirimu dengan tanpa tuntutan, angan, dan harapan yang itu hanya bersumber dari sampah omongan orang lain. Berarti tidak boleh berangan-angan? Tentu boleh, dong! Tapi saringlah hal itu yang memang dibutuhkan, inginkan, dan memiliki dampak positif pada pribadi kita. Buat apa kita membentuk berbagai harapan yang terbentuk dari omong kosong orang lain? Kalau mendukung dan memberikan dampak baik sih boleh. Lha, kalau hanya bikin kita njungkel dan drop mengapa kita dengar?

"Sukses itu, ya harus kaya, istri cantik, punya mobil mewah, rumah gedong, dan barang bermerek." Kalau kita ikut omongan itu, stres, tantrum, gelisah, dan merutuki nasib pasti menerpa kita.

"Hidup yang tidak dimaknai adalah hidup yang tidak pantas dijalani." --Socrates (filusuf Yunani).

Maka mulailah dari sekarang untuk mengenali diri sendiri. Cari tempat yang nyaman, sediakan pendamping untuk melakukan perenungan. Bisa berupa minuman, musik, dan sebagainya. Tenangkan diri dengan melihat nikmat Allah Swt yang sudah dikaruniakan pada kita. Ingatlah, masih banyak orang lain yang cobaan dan keadaan hidupnya itu jauh lebih susah, rumit, dan berat daripada keadaan kita. Buatlah dirimu berguna, bermakna, bahagia, dan penuh kedamaian dengan versi dirimu sendiri.

"Allah Swt tidak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun