Mohon tunggu...
wahid amiruddin
wahid amiruddin Mohon Tunggu... -

Saya Lulusan MA YP KH SYAMSUDDIN th ajaran 2008/2009

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dunia yang Kejam

26 Februari 2013   02:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:41 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Benarkah Dunia ini kejam???

jika kita hanya sekilas memandang dan merasakn permukaanya  saya rasa memang tepat kalo dunia ini kejam, payah dan selalu menjadi hal yang menjadi momok. apalagi bagi generasi muda, atau bahkan sarjana muda. kebanyakan dari kita akan selalu berfikir seperti apa kejamnya dunia di depan sana. kita akan berpikir betapa sulitnya dunia di depaan kita ini. hal yang sangat menjadi momok adalah ketika kita berfikir mengenai ekonomi. akan tampak sangat jelas sseperti apa ekonomi kedepan, dan betapa sulitnya mencari pekerjaan.

Mungkin sebagian dari kita mengatakan "let it flow" kata-kata ini memang seakan menjadi secercah harapan yang akan memberikan sedikit kenyamanan di otak kita. itu benar tapi jika menelisik lebih dalam lagi, kata-kata "let it flow" akan memerikan kesan bahwa kita menyerah akan keadaan zaman dan pasrah akan ketentuan takdir. kata itu seakan tak memberi semangat pada kita untuk jauh melejit dan berkembang dengan segala kemampuan dan kreatifitas kita. jadi untuk menaklukan dunia yang kejam ini kita harus mengatakan "LET IT FLOW" akan tetapi setelah kita mencucurkan semua keringat kita dan setelah kita bersujud kepadaNya.

Apa yang lantas  harus kita lakukan untuk menaklukan dunia yang kata orang adalah kejam ini???

saya akan berbagi tips yang sedang saya lakukan untuk itu

- Tak perlulah kita menjadikan segala yang ada di dunia ini sebagai prioritas utama kita.  cukuplah dunia ini sebagai pijakan untuk taraf kehidupan selanjutnya yang lebih pasti. yaitu kehidupan dengan sang Kholik.
-pandanglah saja dengan satu mata tak perlulah kita memandangnya dengan kedua mata tterbuka, apalagi terbelalak sampai silau akan keindahanya
-Syukuri, syukuri dan syukuri. tak perlulah kita memanddang keatas kita tentang hal dunia semu ini. lihatlah kebawah kita. jika kita seorang sarjana, tak perlu anda memandang sarjana2 sukses dan bertarung mengorbankan segalanya hanya untuk menjadi seperti dia, cukuplah pandang di tepi jalan masih banyak anak kurang mampu yang putus sekolah. begitupun dengan profesi2 lain, tapi pandanglah hal-hal diatas profesi kita sebagai motivasi pengembang dan pemercepat laju pengembangan diri dan kretivitas kita.


DUNIA INDAH JIKA KITA BERSyUKUR. terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun