Terlanjur berjanji dengan seorang teman lama dari Jakarta, untuk bertemu di Jogjakarta. Entahlah apa namanya pertemuan ini. Reuni, liburan bareng, atau sekedar pertemuan santai saja. Dibilang liburan, baru dua hari saya kembali dari Vietnam, berlibur bersama teman-teman yang saat itu sama-sama tinggal di Singapura.Â
Namun entah mengapa liburan kali itu tak menghilangkan rasa lelah jiwa dan raga walau tidak ada masalah berarti juga selama trip ke Vietnam. Mungkin salah tema dan salah tempat. Yang jelas ada rasa malas memenuhi janji bertemu teman lama di Jogjakarta, dan ada rasa lelah jiwa yang tak terkatakan karena tidak tahu lelah kenapa.
Karena sudah terlanjur berjanji, dengan setengah hati saya pun berangkat ke Jogjakarta, dengan harapan bisa melepas lelah jiwa dan raga dengan saling bertukar cerita dengan teman lama alias curhat-curhatan. Teman ini adalah teman kost jaman saya baru pindah ke Jakarta.Â
Jadi sudah cukup lama kami berteman. Cukup dekat juga walau jarang bertemu karena tidak lagi tinggal di kota yang sama. Kalau diingat-ingat lama juga ternyata kami tidak saling update berita. Pasti seru pas ketemu nanti.
Teman dari Jakarta baru tiba keesokan harinya, sementara saya sengaja tiba lebih cepat untuk menemui adik saya yang saat itu sedang sekolah di Jogja dan juga ada rasa ingin sendirian dulu akibat rasa lelah jiwa dan raga tadi. Kebiasaan saya memang mengambil waktu sendirian jika sedang lelah jiwa dan raga.
Pagi-pagi teman saya pun tiba dan tanpa rencana akhirnya kami memutuskan untuk membeli paket tour ke Dataran tinggi Dieng. Ternyata yang akan berangkat dari Jogja, cuma kami berdua. Maka perjalanan kamipun serasa private tour. Sepanjang perjalanan, kami lebih banyak berbincang-bincang bertiga dengan supir karena supirnya merangkap tour guide dan dia cukup aktif bercerita tentang daerah-daerah yang kami lewati sepanjang perjalanan Jogja-Dieng.
Menjelang malam kami tiba di penginapan di daerah Dieng. Udara dingin di dataran tinggi Dieng dan kelelahan sepanjang perjalanan Jogja-Dieng membuat kami cepat tertidur setelah membersihkan diri.
Besoknya pagi-pagi sekali kami sudah dibangunkan untuk melakukan perjalanan (hiking) ke bukit Sikunir untuk menyaksikan matahari terbit.
Suasana pagi buta dan dingin membuat kami lebih banyak diam mendengarkan dan mengikuti sang tour guide. Sampai di puncak...wow!!!
Indahnya matahari yang malu-malu keluar dari peraduannya
suasana gelap perlahan berubah jingga
kemudian menguning bak emas yang bersinar
hingga akhirnya terang benderang
Segarnya dedaunan dan pepohonan hijau ketika matahari mulai menyinari mereka
Betapa nikmatnya memandang lukisan alam ditemani secangkir kopi panas di sela hawa dingin yang masih tersisa pagi itu.
Tanpa kata, tanpa bicara, perlahan alam mulai menyegarkan dan menguatkan lagi jiwa dan raga yang lelah
Begitulah, tanpa kata tanpa bicara alam menyembuhkan  jiwa yang lelah. Gak perlu pake curhat-curhatan segala, semua beban di pundak seolah menjadi ringan. Apalagi bertemu saudara sebangsa setanah air di puncak gunung di pagi buta. Gak perlu pake kenalan dulu, tetap asyik menikmati kopi rame-rame di puncak bukit. Makin berasa bahwa torang samua basudara walaupu gak kenal!
Selesai menikmati matahari terbit, kami turun dengan suasana hati dan semangat yang baru. Menyusuri bukit menikmati keindahan alam. Mampir ke telaga warna, dan tembus jalan ke candi Dieng. Suasana tidak ramai bahkan cenderung sepi karena kemudian hujan rintik-rintik. Namun alam telah menguatkan kami hingga kamipun tetap menikmati perjalanan itu.
Siang hari kami pun bersiap untuk pulang ke Jogja dengan sejumlah rencana rute perjalanan antara Dieng dan Jogjakarta. Mampir ke Borobudur, candi kebanggaan Indonesia yang tidak pernah membosankan untuk dikunjungi meski sudah berulang kali kesitu.Â
Sempat mampir juga ke Merapi. Sayangnya sudah kemalaman, maka kami hanya singgah di pos pengamatan Merapi Babadan, yang berada 4.4 km dari puncak Merapi.
Sampai di Jogja, besoknya kami keliling Jogja mengunjungi spot-spot turis. Kami juga turis loh. Turis domestik yang lebih suka liburan di Indonesia aja. Fix, ini bukan liburan yang salah tempat. Indonesia memang top markotop. Mulai dari wisata alamnya, wisata sejarah, kuliner, dll. Sumpah, bangga berwisata di Indonesia!
 Sesi bertukar cerita alias curhat-curhatan pun terlupakan begitu saja. Semua isi hati sudah dicurhatkan kepada alam dalam keheningan hati. Biarkan alam menyembuhkan hati yang luka, jiwa yang lelah, serta raga yang berat menanggung beban hidup.
Tapi jangan melampiaskan emosi membabi buta kepada alam dengan cara merusaknya ya!! Jaga Indonesia tetap wonderful!
(VRGultom)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI