Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Merokok Tidak Menyebabkan Kematian

3 Oktober 2019   00:35 Diperbarui: 3 Oktober 2019   04:25 4203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau apakah merokok itu memang sudah menjadi kebutuhan utama? Atau mungkin dulunya memang dianggap lelaki itu harus merokok, sehingga mengakar sampai sekarang kalau merokok adalah kebutuhan. 

Saat ini merokok tidak lagi didominasi para lelaki. Wanita pun banyak yang merokok. Entah apa penyebabnya. Mungkin para wanita ini merasa perlu menyamakan diri dengan para lelaki agar dianggap setara? Atau mungkin mereka mempunyai kekurangan dalam hal komunikasi sehingga jika pembicaraan kurang nyambung, lebih baik merokok daripada bingung ngapain? :D 

Parahnya belum ada aturan dilarang merokok didalam rumah sekalipun itu rumah sendiri. Mungkin sekarang sudah banyak ruangan publik yang ber AC sehingga penyedia ruangan harus memisahkan area smoking dan non smoking. Tetapi di dalam rumah? Bagaimana jika ada bayi? Adakah kewajiban perokok untuk tidak merokok didalam rumah? Adakah hak penghuni rumah yang bukan perokok untuk melarang merokok tanpa dianggap aneh dan tidak sesuai ramah-tamah orang Indonesia? Adakah aturan kemasyarakatan yang melarang tamu untuk tidak merokok didalam ruangan? 

Mungkin pada akhirnya merokok menjadi kebutuhan karena nikotin dalam tembakau menimbulkan kecanduan. Dulu pernah ada sebuah keluarga yang membawa ayahnya berobat ke Singapura, dan dokter menempelkan semacam koyo ke tubuhnya.

Rupanya itu adalah nikotin, karena katanya jika tidak diberi nikotin, si bapak akan marah-marah seperti orang sakau. Rupanya tidak mudah untuk berhenti merokok, kalau badan sudah nagih alias kecanduan.

Lantas bagaimana jika cukai rokok dinaikan yang menyebabkan harga rokok ikut naik?


Saya pikir usaha itu hanya akan mengurangi calon perokok baru. Jika para perokok lama sudah kecanduan atau ketagihan, apapun mungkin akan dilakukan.

Saya rasa harus ada solusi untuk konsumen yang sudah menjadi pecandu. Janganlah lagi menjadikan merokok itu sebagai budaya dengan menggunakan istilah uang rokok. Dan jangan biarkan para perokok bebas merokok dimana saja.

Para perokok harus dibuat segan merokok disembarang tempat, jadi masyarakat yang bukan perokok pun tidak perlu sungkan menegur orang yang merokok di sembarang tempat tanpa mempedulikan orang sekitar yang ikut menghisap asap rokoknya. 

Industri rokok tidak bisa dimatikan karena konsumen tetap ada. Sekalipun rokoknya tidak diproduksi lagi, tapi tembakaunya tetap ada dan perokok dapat melinting rokok sendiri, jadi menutup industri rokok bukan solusi. Menaikan cukai rokok juga rasanya bukan solusi karena pecandu tetap akan berusaha membeli berapapun harganya. 

Menampilkan gambar jantung rusak di bungkus rokok? Sepertinya sudah dilakukan tetapi tetap pembeli rokok tetap banyak. Dilarang menjual rokok kepada anak dibawah umur? Apakah aturan itu sudah benar-benar ditaati? Di warung-warung kecil, apa aturan itu berlaku? Bagaimana pengawasannya? Yang saya pernah tahu, ada pembeli rokok yang tidak mau rokok dengan bungkus bergambar ada anak kecilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun