Mohon tunggu...
vqssj
vqssj Mohon Tunggu... Professional aviator

Pemerhati aviasi & penggiat keilmuan human factors

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor Manusia dalam kecelakaan penerbangan dan tantangan Aviation Psychologist

2 Maret 2025   22:44 Diperbarui: 2 Maret 2025   23:16 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ICAO Safety Report: Laporan ini menyebutkan bahwa faktor manusia berperan besar terhadap kecelakaan penerbangan, dengan persentase sekitar 80% hingga 90%. Faktor-faktor psikologis seperti persepsi, sikap, perilaku, cara berkomunikasi dan membuat keputusan dapat berkontribusi pada terjadinya kecelakaan. Investigator kecelakaan transportasi selaku otoritas sipil memiliki konsep yang berbeda dengan aparat hukum. Salah satu diantaranya perbedaan penerapan teknik wawancara dan bukan interogasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 62 tahun 2013 investigasi kecelakaan transportasi diselenggarakan berdasarkan prinsip:

  • tidak untuk mencari kesalahan (no blame);
  • tidak untuk memberikan sanksi/hukuman (no judicial); dan
  • tidak untuk mencari siapa yang bertanggung jawab  menanggung kerugian (no liability).

Investigator kecelakaan transportasi perlu diberi pembekalan dan memahami teori perilaku dalam proses penyelidikannya. Teori perilaku adalah sebuah kerangka kerja dalam psikologi yang menjelaskan bagaimana dan mengapa makhluk hidup, termasuk manusia, bertindak atau berperilaku dalam situasi tertentu. Teori ini berfokus pada hubungan antara rangsangan (stimulus) dari lingkungan dan respons (perilaku) yang dihasilkan oleh individu atau organisme.

Konsep Kunci dalam Teori Perilaku:

  • Perilaku sebagai Respons: Teori ini menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari proses pembelajaran melalui interaksi dengan lingkungan. Perilaku yang diperkuat (misalnya, dengan hadiah) cenderung diulang, sementara perilaku yang tidak diperkuat atau dihukum cenderung dihentikan.
  • Pengaruh Lingkungan: Lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk perilaku. Teori ini mempelajari bagaimana faktor-faktor eksternal, seperti hadiah, hukuman, dan kondisi lingkungan, memengaruhi perilaku.
  • Pembelajaran: Proses pembelajaran, seperti pengkondisian klasik dan pengkondisian operan, adalah inti dari teori perilaku. Individu belajar melalui pengalaman dan asosiasi antara rangsangan dan konsekuensi.

Terdapat beberapa teori perilaku yang relevan, seperti Theory of Planned Behavior (TPB), Social Cognitive Theory (SCT), dan Human Factors Theory. Teori-teori perilaku ini dapat digunakan untuk menganalisis kasus kecelakaan penerbangan yang melibatkan faktor manusia. Teori-teori perilaku memberikan alat yang sangat berguna untuk memahami penyebab kecelakaan penerbangan dan merancang langkah-langkah pencegahan. Dengan menerapkan teori-teori ini, kita dapat menciptakan industri penerbangan yang lebih aman dan efisien. Oleh sebab itu, investigator kecelakaan transportasi perlu didukung oleh ahli yang memiliki kompetensi teori perilaku secara mendalam yaitu psikolog. Namun di Indonesia saat ini psikolog penerbangan (aviation psychologist) masih belum diregulasi sebagaimana spesialis kedokteran penerbangan dan psikolog forensik.

Peran Psikolog Penerbangan (aviation psychologist) di Indonesia

Psikolog penerbangan di Indonesia berperan penting dalam memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan. Mereka bekerja dengan berbagai pihak, termasuk pilot, awak kabin, teknisi, dan staf pendukung lainnya. Berikut adalah beberapa peran utama psikolog penerbangan:

  • Seleksi dan Evaluasi Personel: Psikolog penerbangan membantu dalam proses seleksi calon pilot dan personel penerbangan lainnya. Mereka menggunakan berbagai tes dan wawancara untuk mengevaluasi kemampuan kognitif, kepribadian, dan keterampilan psikomotorik yang penting untuk keberhasilan dalam pekerjaan penerbangan.
  • Pelatihan dan Pengembangan: Psikolog penerbangan terlibat dalam merancang dan memberikan pelatihan kepada personel penerbangan. Mereka membantu mengembangkan program pelatihan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan teknis, pengambilan keputusan, manajemen stres, dan kerja tim.
  • Manajemen Faktor Manusia: Psikolog penerbangan membantu mengidentifikasi dan mengelola faktor manusia yang dapat mempengaruhi kinerja dan keselamatan penerbangan. Mereka bekerja untuk mengurangi risiko kesalahan manusia, meningkatkan komunikasi antar awak, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
  • Investigasi Kecelakaan: Dalam beberapa kasus, psikolog penerbangan dapat dilibatkan dalam investigasi kecelakaan pesawat. Mereka membantu menganalisis faktor-faktor psikologis yang mungkin berkontribusi pada terjadinya kecelakaan.

Tantangan dan Peluang

Profesi psikolog penerbangan di Indonesia memiliki tantangan dan peluang yang unik. antara lain:

  • Ketersediaan Sumber Daya: Jumlah psikolog penerbangan yang terlatih dan berpengalaman di Indonesia masih terbatas.
  • Ketersediaan Regulasi : Perlakuan hasil evaluasi psikologi belum diatur sebagaimana rekam medis fisik. Pihak mana yang berwenang untuk menyimpan dan peran Balai Kesehatan Penerbangan Kementrian Perhubungan.
  • Kesadaran Industri: Beberapa maskapai penerbangan atau organisasi penerbangan mungkin belum sepenuhnya menyadari pentingnya peran psikolog penerbangan.
  • Stigma : stigma yang melekat adalah isu sensitivitas personel penerbangan karena rasa dihakimi, penderitanya terancam kehilangan pekerjaan bahkan lisensi sehingga mereka takut untuk mencari pertolongan psikolog.

Namun, ada juga peluang besar bagi perkembangan profesi ini di Indonesia, seiring dengan pertumbuhan industri penerbangan yang pesat. Kebutuhan akan psikolog penerbangan yang kompeten akan terus meningkat, terutama dalam hal:

  • Peningkatan Keselamatan: Psikolog penerbangan dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan keselamatan penerbangan melalui berbagai program dan intervensi. Contohnya Pembentukan Peer Support Program dan Employee Assistance Program (EAP).
  • Pengembangan SDM: Psikolog penerbangan dapat membantu mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di industri penerbangan, seperti pembekalan teori perilaku bagi para investigator kecelakaan transportasi.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun