Mohon tunggu...
Voni R Damayanti
Voni R Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa UIN maulana malik ibrahim malang semoga bermanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembunuhan Karakter Sama Halnya dengan Membunuh Potensi

8 April 2018   23:27 Diperbarui: 8 April 2018   23:40 8001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : titiknol.co.id

Menjadi pribadi yang berbeda adalah hak untuk semua orang. Terlepas pribadi tak lepas dari karakter. Karakter merupakan suatu sifat, gaya, pemikiran seseorang yang mampu untuk dikenali dari individu oleh individu lainnya yang dimana sifat tersebut bisa membuka potensi anda. Lalu mengapa setiap individu mempunyai karakter yang berbeda ?

Misal saja anda dan rekan anda, tentu sangat berbeda. Teman anda memiliki karakter yang intelektual sedangkan anda mempunyai karakter yang jenaka. Atau anda memiliki gaya belajar yang visual atau gambar sedangkan teman anda lebih suka gaya belajar dengan gaya auditoris atau dengan suara. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?

Hal tersebut terjadi sebenarnya bukan sejak kita berada di dalam kandungan. Memang sejak akan lahir, kita sudah digariskan dicatat akan seperti apa kita besok. Namun hal yang digariskan oleh tuhan itu bukanlah suatu bentuk karakter atau sifat yang kita punya. Hal-hal yang digariskan itu misalnya rizki, jodoh dan sejenis lainya. Perihal sifat dan karakteristik seseorang didapat atau dibentuk oleh suatu kebiasaannya, suatu lingkungannya atau bahkan dirinya sendiri.

Dan pada pengertian saya di atas saya jelaskan bahwasannya karakter adalah suatu sifat atau gaya yang dapat di lihat dari dari individu oleh individu lainya dan bisa membuka suatu potensi. Lalu bagaimana karakter tersebut bisa terbebtuk dan membuka sebuah potensi ?

Misalnya saja saya adalah seseorang yang sejak kecil selalu mengurung diri di kamar jarang bergaul dengan keadaan atau teman sekitar, sehingga saya lebih suka di kamar dan mengimajinasikan apa yang ada di dikiran saya. Sehingga saya terbiasa untuk mengajinasikan apapun dan terbawa sampai saya dewasa, namun saya memiliki kepribadian yang individualis dan sangat sulit bagi saya untuk berbaur dengan yang lain. Jika dilihat dari karakter dan kepribadian saya di atas adalah saya lebih suka gaya belajar yang sesuai, dan potensi yang cocok saya miliki adalah pada bidang sastra dan seni. Karena pada bidang tersebut sejalan dengan minat dan bakat saya.

Kemudian misalnya lagi ialah, ketika anda adalah seseorang yang yang sejak kecil memiliki banyak teman, anda suka bergaul. Dan anda memiliki karakter yang sangat friendly. Dan secara sengaja atau tidak anda terbiasa membawa karakter anda ke dunia anda saat anda dewasa pula. Sehingga anda cocok dalam bidang public speaking, marketing dan sejenisnya. Karena profesi seperti itu dibutuhkan sesorang yang memiliki kemampuan bicara yang baik.

Namun, tidak menutup kemungkinan anda selalu berkarakter lurus. Dalam artian ketika saya sedari kecil memiliki karakter individualis kemudian ketika remaja saya pindah ke lingkungan yang ramai dan orang-orang disekitar saya gampang mengajak bersosialisai. Maka bisa saja saya juga berubah menjadi seseorang sosialisme. Ini berarti karakter tidaklah bersifat tetap. Karakter dibentuk atas dasar pembiasaan. Jadi apapun karakter saya, anda dan orang-orang disekitar kita adalah karakter hasil bentukan dari bagaimana dia menjalani hidupnya.

Banyak sekali keanekaragaman karakter pada individu di dunia ini. Dan satu karakter bisa mengembangkan banyak potensi. Namun, taukah anda bahwa negara kita saat ini mengalami krisis karakter ?

Pada awalnya individu di indonesia kita ini adalah individu dengan banyak karakter, banyak potensi. Dan seirinv beejalannya waktu karakter par individu secara perlahan dan secara tidak sadar terbunuh. Bahkan pembunuhan karakter pada masyarakat indonesia terjadi secara semarak, bersamaan atau secara masal.

Kita lihat saja yang ada disekitar kita banyak remaja yang dibekali dari rumah orang tuanya memiliki pribadi yang berbeda memiliki karakter yang berbeda. Namun setelah mereka masuk menuju kampus. Karakter mereka dibunuh untuk mengikuti karakter yang dicita-citakan oleh universitas mereka. Yang mungkin karakter tersebut adalah karakter yang bukan diri mereka.

Misalnya saja, anda adalah seseorang dengan karakter yang intelektual anda pintar menghitung, anda pintar dalam hal public speaking kemudian anda diharuskan mempelajari sastra demi menggapai cita-cita kampus agar go international. Yang jelas-jelas karakter tersebut bukanlah diri anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun