Mohon tunggu...
voleta fs
voleta fs Mohon Tunggu... saya seorang mahasiswa

hobi saya mambaca novel, bersepeda, jalan kaki sambil spotify-an

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stunting di Indonesia : Pentingnya Asupan Gizi dan Edukasi dalam Pencegahan Stunting

14 Maret 2025   13:30 Diperbarui: 14 Maret 2025   14:57 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : rsudsoediranms.com/2019/04/11/cegah-stunting-pada-anak/

Masalah kesehatan menjadi perhatian yang sangat serius bagi masyarakat Indonesia. Seringkali kondisi kesehatan ini menghambat tumbuh kembang pada anak. Padahal seperti yang kita ketahui  bahwa faktor determinan kesehatan sangatlah berpengaruh dibandingkan dengan faktor lainnya. Seperti perilaku, lingkungan, dan lain-lain. Stunting sendiri merupakan suatu permasalahan gizi dimana kondisi panjang badan atau tinggi badan tidak sesuai dengan umur.(Nurfatimah et al., 2021) Kurangnya asupan gizi yang memadai juga membuat pertumbuhan serta perkembangan otak anak menjadi lambat. Bahkan kekurangan gizi akan menyebabkan kerusakan yang permanen sehingga sulit untuk diperbaiki.Tidak hanya permasalahan tinggi badan yang pendek, namun stunting juga berdampak jangka panjang yang merugikan. Dilihat dari dampak fisiknya banyak anak yang tubuhnya lebih pendek dari anak- anak seusianya. Sistem kekebalan tubuh juga rentan ,mudah terserang oleh penyakit. Saat sang anak sudah tumbuh dewasa akan muncul berbagai penyakit seperti diabetes,jantung,dan lain lain. Dilihat juga dari segi Kognitif sang anak, kapasitas dan memori mereka menurun dikarenakan perkembangan otak mereka yang terganggu. Bahkan prestasi belajar sang anak cenderung lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami stunting.Selain itu dilihat dari sisi ekonomi, dimasa depan nanti produktivitas kerja mereka akan menurun  dikarenakan kemampuan kognitif dan fisik mereka. Sehingga beban ekonomi di keluarga dan negara ini akan meningkat .

Pencegahan stunting sendiri dapat dilakukan dengan mengedukasi sejak masa kehamilan seorang Ibu terutama 1000 hari pertama yaitu dengan meningkatkan pengetahuan, sikap ibu tentang kesehatan dan  perlunya paket gizi. Pemberian makanan tambahan, vitamin A, dan tablet tambah darah pada ibu hamil dan balita, serta memahami pola pengasuhan yang tepat.(Nurfatimah et al., 2021) Edukasi ini dijalankan agar masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya bahaya stunting bagi sang anak nantinya. Masyarakat perlu kita sadarkan dan kita tanamkan ilmu tentang pentingnya penanganan, pencegahan stunting ini. Masih banyak masyarakat yang minim akan pengetahuan stunting dan gizi yang seimbang terutama pasangan yang menikah muda. Pasangan yang menikah muda kebanyakan ilmu pengetahuan mereka sangatlah minim belum mengerti tentang pengetahuan gizi yang seimbang untuk Ibu dan bayi sehingga perlu diadakannya edukasi.

Permasalahan asupan gizi sangatlah penting untuk orang tua perhatikan. Masalah ini sering kali menjadi tantangan yang besar bahkan menjadi tren beberapa tahun ini. Kurangnya pemenuhan gizi seimbang pada Ibu hamil dan Anak menjadikan penyebab utama stunting. Setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif sering tidak optimal dan makanan pendamping ASI yang diberikan pada sang anak belum memenuhi kebutuhan gizi sang anak. Meskipun di Indonesia ini kaya akan sumber daya pangannya juga , pola konsumsi masyarakat Indonesia ini tidak seimbang. Banyak yang mengutamakan nasi tetapi lupa akan  protein dan vitamin yang lain. Selain itu juga, banyak orang tua yang memberikan makanan instan kepada sang anak tanpa kita sadari nantinya berdampak ke tumbuh kembang mereka. Pada tahun 2025 ini pemerintah Indonesia memberikan target untuk pravelensi stunting sebesar 18%. Target ini telah ditetapkan oleh BKKBN. Pemerintah di Indonesia mencoba berbagai upaya agar tingkat stunting di negara Indonesia ini  tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2023, pralevensi stunting mencapai 21,5% yang mana angka itu tergolong masih tinggi.

Stunting di Indonesia ini banyak disebabkan oleh berbagai faktor. Keluarga yang berpendapatan rendah sering sekali mengalami kesulitan untuk mengakses makanan bergizi. Pendidikan yang rendah juga berhubungan dengan pemberian makanan yang kurag baik. Lingkungan yang tidak sehat juga dapat memperburuk gizi sang anak. Apalagi Kesehatan utama sang Ibu selama kehamilan sangatlah berdampak pada sang anak. Masih banyak para orang tua yang tidak memperhatikan gizi pada makanan yang diberikan kepada anaknya, seperti makanan cepat saji, susu yang ditambahkan gula, frozen food. Terlebih terlalu sering mengkonsumsi frozen food yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit termasuk penyakit kardiovaskular seperti stroke, gagal jantung. Karena kandungan pengawet dan sodium yang tinggi sehingga tidak baik dikonsumsi terus-menerus. Kemudian susu kental manis juga termasuk tidak baik untuk kesehatan dikarenakan kandungan gula yang tinggi, biasanya para orang tua yang tidak mampu membeli susu bermerek mahal, mereka memilih susu kental manis yang lebih murah. Akan tetapi para orang tua masih banyak yang tidak memperhatikan nilai gizi.

Dampak stunting  dapat kita lihat dari efek jangka Pendek dan jangka panjangnya. Efek jangka pendek  stunting seperti gangguan perkembangan otak, pertumbuhan fisik dan metabolisme tubuh. Sedangkan efek jangka Panjang adanya gangguan  kecerdasan, menurunkannya kekebalan tubuh dan meningkatkan penyakit stroke , diabetes hingga jantung. Selain itu, stunting ini akan berdampak dan berkaitan dengan negara. Dimana kaitannya dengan kualitas SDM, anak-ank merupakan generasi penerus bangsa. Jika tidak ditangani  hal ini akan menyebabkan penurunan kualitas SDM dimasa yang akan datang. Stunting ini bisa menurun ke generasi generasi berikutnya jika tidak ditangani dengan serius.

Pihak Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap masyarakat di Indonesia. Menyadari juga bahwa stunting ini merupakan kesehatan yang berisiko tinggi yang memengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa maka perlu dilakukan berbagai usaha untuk mencegah adanya stunting. Para orang tua harus mendapatkan edukasi tentang pemahaman gizi agar asupan gizi sang anak terjaga apalagi pada masa kehamilan. Selama masa kehamilan juga, ibu perlu check up rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilannya. Ibu hamil juga tidak  diperbolehkan mengalami anemia dikarenakan akan memengaruhi janin dalam kandungan. Ketia anak lahir diberikan ASI dikarenakan didalam ASI terdapat kandungan zat yang membangun sistem imun sang anak.  Pada saat remaja, para remaja putri diharuskan mengkonsumsi tablet tambah darah.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencegah stunting. Selain menerbitkan kebijakan tersebut, pemerintah juga melakukan berbagai program, yaitu meningkatkan akses terhadap ibu hamil dan anak-anak termasuk penerbitan vitamin A dan tablet tambah darah. Kabupaten setiap rumah juga sudah mulai di programkan. Disamping itu, penyuluhan mengenai pola makan yang benar dan gizi seimbang juga banyak dilakukan kepada masyarakat. Disisi lain, pendidikan mengenai ASI eksklusif di 6 bulan pertama kehidupan anak dilakukan, terutama dalam memberikan makanan tambahan ASI. Pencegahan stunting juga memerlukan kerjasama yang kuat semua pihak. Selain pemerintah dan masyarakat, sektor swasta juga memainkan peran penting. Sektor swasta mampu menjangkau masyarakat dengan harga yang terjangkau dalam pembelian bahan makanan bergizi. Di samping itu, kampanye kesehatan sesuai informasi mengenai gizi dan stunting juga penting sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Mass media memiliki peran penting dalam hal ini karena mampu membuat masyarakat sadar akan informasi tersebut. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita bisa mengurangi kasus stunting dan menjaga anak-anak kita agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun