Regulasi akuntansi memberi manfaat berupa pengurangan asimetri informasi, peningkatan keterbandingan, penurunan biaya modal, serta peningkatan kredibilitas laporan. Namun, setiap regulasi baru membawa biaya kepatuhan seperti audit mahal, sistem kompleks, dan pelatihan tambahan. Tantangan utama adalah menyeimbangkan biaya langsung yang muncul segera dengan manfaat jangka panjang berupa stabilitas pasar dan efisiensi. Karena itu, analisis trade-off penting agar regulasi efektif secara teoritis sekaligus praktis dalam penerapannya.Â
Kerangka konseptual akuntansi berfungsi sebagai landasan umum dalam penyusunan standar, dengan menetapkan tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, serta panduan penyusun aturan. Namun, sifatnya yang abstrak membuatnya sering ditafsirkan berbeda. Karena itu, regulasi formal diperlukan untuk memberi aturan eksplisit mengenai metode, format, dan transaksi khusus. Keduanya saling melengkapi: kerangka konseptual sebagai prinsip dasar, regulasi formal sebagai aturan teknis. Kombinasi ini menciptakan laporan keuangan yang relevan, andal, dan seragam.Â
Globalisasi mendorong kebutuhan standar akuntansi internasional seperti IFRS agar laporan keuangan dapat dipahami lintas negara. Krisis keuangan menegaskan pentingnya transparansi dan pengungkapan risiko, sementara proses penyusunan standar sering dipengaruhi tekanan politik serta kepentingan ekonomi. Regulasi akuntansi tetap dibutuhkan untuk melindungi investor, menjaga keterbandingan laporan, serta memperkuat kepercayaan publik. Tantangannya adalah menyeimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan politik agar tercapai transparansi, efisiensi, dan keadilan dalam sistem keuangan modern.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI