Mohon tunggu...
Vita Amaliyah
Vita Amaliyah Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang planner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

PWK UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengaruh Spatial Decison Support System Dalam Pencegahan Kebakaran di Kabupaten Kubu Raya

31 Agustus 2021   05:20 Diperbarui: 31 Agustus 2021   05:54 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Spatial Decision Support Systems (SDSS) adalah sesuatu sistem interaktif berbasis komputer yang dirancang untuk menunjang pengguna atau sekelompok pengguna untuk memperoleh  manfaat yang sebesar-besarnya pada pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah keputusan spasial yang semi terstrukur. Hutan adalah sumber daya alam yang sangat potensial untuk dimanfaatkan untuk pembangunan Nasional. Kendati demikian hutan serta lahan sering terjadi ancaman dan gangguan sehingga menghambat upaya-upaya pelestariannya. Salah satu bentuk ancaman serta gangguan tersebut merupakan kebakaran hutan. Kebakaran hutan serta lahan mempunyai dampak kurang baik terhadap tumbuhan/tanaman, sosial ekonomi dan lingkungan hidup, sehingga kebakaran hutan dan lahannya bukan saja berdampak kurang baik  terhadap hutan serta lahannya sendiri, namun lebih jauh akan menyebabkan terganggunya proses pembangunan.

kebakaran hutan di Kalimantan Barat adalah kesengajaan, api pembakaran dan sebab-sebab tidak langsung yang mempengaruhinya. Kesengajaan dilakukan atas pertimbangan yang cukup, misalnya untuk pembukaan lahan tradisional, namun karena tidak terkendali kebakaran meluas ke areal lain. Api pembakaran biasanya berasal dari penebang kayu, industri perkebunan, petani dan lain-lain. Sebab tidak langsung antara lain konflik lahan, kegiatan logging yang instensif, intensif ekonomi yang tingkatkan  konversi lahan dengan api, perubahan vegetasi yang rentan kebakaran.

Pada tahun 2009, jumlah titik panas di Kalimantan Barat yang tercatat, menurut data Satelit NOAA-18 sebanyak 9.788. Jumlah titik panas ini menggapai puncaknya pada bulan Agustus sebanyak 6.090, kemudian September 1.269. Dalam periode tersebut, Kabupaten Kubu Raya ialah salah satu kabupaten yang memilikii titik panas dengan jumlah banyak (Dinas Kehutanan Kota Pontianak).

Memperhatikan banyaknya lahan yang tiap tahun menjadi pemicu terjadinya kebakaran hutan maka pemanfaatan teknologi komputer dengan Spatial Decision Support System (SDSS) untuk inventarisasi daerah rawan kebakaran hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan informasi spasial lahan kritis yang akurat dan obyektif. Dengan pendekatan metode Principal Component Analysis (PCA) dapat membangun variabel-variabel baru yang merupakan komponen linier dari variabel-variabel asli, sehingga dapat memfasilitasi dalam pengambilan keputusan untuk mengidentifikasi serta menentukan wilayah rawan kebakaran hutan dari beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian wilayah yang rawan akan kebakaran hutan. Oleh sebab itu, maka SDSS untuk menentukan daerah rawan kebakaran hutan dengan metode PCA dianggap cocok untuk membangun aplikasi ini.

Pengujian dilakukan pada sistem menggunakan metode Black Box yang akan memeriksa apakah sistem dapat berjalan dengan benar sesuai dengan yang diharapkan. Data pengujian dipilih berdasarkan spesifikasi masalah tanpa memperhatikan detail internal dari sistem. Pengujian dilakukan dengan menyamakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh sistem terhadap hasil perhitungan secara manual sesuai dengan masing-masing proses yang dilakukan oleh sistem. Pengujian dilakukan terhadap proses manajemen data dengan menyamakan pengujian hasil perhitungan data indikator hotspot, curah hujan, ketebalan gambut, luas daerah rawan kebakaran hutan, dan jarak pemukiman yang dilakukan oleh sistem dengan hasil perhitungan secara manual. Kemudian pengujian terhadap proses penentuan proritas kecamatan yang dilakukan dengan menyamakan hasil analisis penentuan prioritas yang dilakukan oleh sistem dengan hasil analisis prioritas yang dilakukan secara manual.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian terhadap Spatial Decision Support System Untuk Pencegahan Kebakaran Hutan, dapat disimpulkan bahwa:

  • Sistem Informasi Geografis yang dirancang dapat menampilkan kecamatan yang menjadi prioritas dalam daerah rawan kebakaran hutan di Kabupaten Kubu Raya berdasarkan indikator hotspot, curah hujan, ketebalan gambut, luas daerah rawah kebakaran hutan dan jarak pemukiman. Baik itu prioritas berdasarkan masing-masing indikator maupun prioritas berdasarkan semua indikator yang ditampilkan dalam bentuk data tabular dan data spasial.
  • Sistem yang dirancang menggunakan Metode Principal Component Analysis (PCA) dan cluster observation yang dapat menghubungkan data spasial dan tabular tiap indikator, sehingga dapat menentukan kecamatan yang dijadikan prioritas dalam daerah yang rawan kebakaran hutan di Kabupaten Kubu Raya.
  • Hasil perhitungan dengan menggunakan Metode PCA dan cluster observation menunjukkan bahwa data dari semua indikator yang dianalisis menghasilkan tingkat kepercayaan sampai sebesar 99%. d) Berdasarkan hasil pengujian dengan borang yang diukur dengan metode Likert's Summated Rating (LSR), skor yang diperoleh sebesar 361 menunjukkan bahwa responden menilai aplikasi sangat positif dan dinilai berhasil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun