Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tak Hanya Katak, Saya Juga Bisa "Bertengger" di Atas Daun Teratai

30 Oktober 2020   12:46 Diperbarui: 31 Oktober 2020   19:08 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat dongeng "Pangeran Katak"? Dongeng klasik tentang seorang pangeran yang dikutuk menjadi katak. Kutukan tersebut hanya bisa dipatahkan bila seorang putri mengabulkan permintaannya. 

Singkat cerita, pangeran ini membantu sang putri dan meminta agar dibiarkan berada dekat dengan sang putri. Sang putri menyangupi, namun merasa berat ketika menjalaninya. Sang Pangeran pun menawarkan kesepakatan, bila sang putri memberinya kecupan, ia pun akan pergi. 

Sang Putri yang tak tahan dengan keberadaan sang katak, segera mengabulkannya. Kecupan sang putri, membuat pangeran katak kembali menjadi manusia. Bagi yang membaca, tentu masih ingat, dalam dongeng tersebut digambarkan sang katak yang duduk manis di atas daun Teratai. Memang betul, daun Teratai bisa menahan berat katak. Hal ini memiliki penjelasan ilmiah. 

Teratai bahasa ilmiahnya adalah Nymphaea. Kata ini berasal dari Bahasa Yunani "nymphaea", yang terinspirasi dari "nymph" (peri/bidadari) dalam mitologi Yunani. Keindahan Teratai membuatnya diasosiasikan dengan kecantikan dan kemurnian para bidadari. 

Teratai memang cantik. Salah satu hal yang paling memukau dari Teratai adalah daunnya yang mengapung. Sebetulnya, daun ini tidak betul-betul mengapung begitu saja. Daun Teratai memiliki tangkai yang menghubungkannya dengan akar yang tertanam di dasar kolam. 

Daun yang mengapung ini adalah bentuk adaptasi Teratai dalam usahanya mendapatkan sinar matahari. Tumbuhan memerlukan air, karbon dioksida dan cahaya matahari untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis.

Teratai, karena tangkai dan akarnya ada di dalam air, maka kebutuhan air dengan sendirinya telah terpenuhi dengan mudah. Namun tidak demikian dengan kebutuhan akan cahaya matahari, karena cahaya matahari tidak dapat menembus air yang dalam. 

Kebutuhan akan sinar matahari inilah yang membuat Teratai harus "memikirkan" cara bagaimana mendapatkannya. Caranya adalah dengan membuat daunnya mengapung. Daun Teratai yang mengapung membuat cahaya matahari akan didapat secara maksimal. 

Sumber: irenebio11.weebly.com
Sumber: irenebio11.weebly.com
Bagaimana caranya agar daunnya mengapung? Sel-sel di tangkai dan daun Teratai memiliki rongga. Hal ini membantu daun Teratai untuk mengapung. 

Namun, tumbuhan ini dengan pandainya, juga tahu untuk memanfaatkan tegangan permukaan untuk membuat daunnya mengapung. Tegangan permukaan air terjadi karena molekul air di permukaan air tertarik satu sama lain lebih kuat daripada molekul air yang ada di bawah permukaan air. Hal ini menciptakan semacam membran/lapisan pada permukaan air yang membuatnya lebih sulit ditembus. 

Daun Teratai memiliki cilia/semacam rambut yang menahan tegangan permukaan dan menjaga daunnya tidak tenggelam ke air. Faktor tambahan yang membuat daunnya mengapung adalah permukaan daun Teratai memilki lapisan lilin yang membuatnya tahan air (water repellent).

Kembali ke katak yang bertengger di daun Teratai. Ternyata tak hanya katak yang memilki hak istimewa untuk duduk di atas daun Teratai. Manusia pun bisa, asalkan bertenggernya di atas Teratai jenis Victoria Amazonica. 

Victoria Amazonida adalah jenis Teratai terbesar di dunia. Asalnya dari Amerika Selatan. Daunnya bisa mencapai lebar 2.5-3 meter dan bisa menahan berat hingga 45-50 kilogram. Teratai ini menghasilkan satu bunga setiap kalinya, dan bunganya hanya bertahan selama sekitar 48 jam.

Sumber: dokpri
Sumber: dokpri
Di Thailand, saya menemukan tempat yang membudidayakan Teratai Victoria Amazonica. Lokasinya di Nonthaburi, sekitar 1 jam perjalanan dari Bangkok. Nama tempatnya adalah Suan Malai Victoria Water Lily. Tempat ini merupakan tempat agrowisata. Di lokasi ini terdapat homestay dan kios yang menjual makanan dan minuman ringan. 

Untuk naik ke daun Teratai di lokasi ini, berat yang diijinkan maksimal 50 kg. Bila berat badan tak mengijinkan untuk naik ke daun Teratai, berkeliling di tempat ini saja juga sudah cukup menyenangkan atau cukup duduk di tepian kolam sambil menikmati segelas Thai ice tea. 

Biaya masuknya 20 baht. Namun bila ingin mencoba naik di atas daunnya, perlu membayar 100 baht (dewasa) atau 50 baht (anak-anak). Sebelum menaiki daunnya, petugas akan meletakkan papan tipis di atas daun yang berfungsi untuk menyebarkan tekanan.

Selain di Nonthaburi, juga ada pula lokasi lain (belum saya kunjungi), yaitu di Phitsanulok, sekitar 4.5 jam perjalanan dari Bangkok. Kolam di lokasi ini lebih besar, namum milik pribadi, hingga perlu membuat janji dulu sebelum datang ke tempatnya. Biaya masuk 10 baht dan biaya untuk naik ke daun Teratai 100 baht. Menurut informasi yang saya dapatkan, di tempat ini batas maksimal berat bisa mencapai 90 kg.

Teratai tak hanya digunakan sebagai tanaman dekoratif saja. Di Thailand, Teratai dimanfaatkan dengan optimal. Daunnya dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan, karena selain tahan air, makanan yang dibungkus juga akan menjadi harum. Biji teratai juga dimakan, baik yang segar maupun yang sudah dikeringkan. 

Tangkainya dimasak dalam berbagai resep masakan khas Thai, salah satu yang terkenal kaeng sai bua pla tu nueng, sejenis kari yang menggunakan ikan kembung. Sedangkan bunganya dikeringkan menjadi rempah.

Teratai, yang dalam usahanya beradaptasi dengan lingkungannya, membuatnya menjadi tanaman yang unik dan dipakai sebagai simbol "pencerahan". Teratai tumbuh di air berlumpur, namun ia mampu menghasilkan bunga indah di atas air.

Jadi, yang ingin menjadi Pangeran atau Putri Katak, silakan mencoba bila berkunjung ke Thailand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun