Makanan
Salah satu yang kami suka dari Peru adalah makanannya. Tepatnya yang kami sukai adalah Chifa. Chifa adalah hasil perpaduan antara makanan Peru dan Cina, yang dibawa ke Peru karena kedatangan imigran dari Cina pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Imigran asal Cina tiba di Peru untuk bekerja di perkebunan, pertambangan dan pembangunan jalan.
Layaknya perpaduan, chifa menggunakan bahan baik dari Cina dan juga bahan dari Amerika Selatan, seperti nanas dan aji Amarillo (bahan utama yang dipakai dalam masakan Peru, yang dibuat dari cabai kuning).
Coca tea adalah teh herbal yang sebetulnya tidak hanya diminum di Peru, tetapi juga di Bolivia, Ekuador dan Negara-negara Andeania lainnya. Cara memakainya sama seperti teh umumnya, tinggal menuangkan air panas ke daun teh yang sudah dikeringkan.
Coca tea ini dipercaya sebagai cara alami untuk mengatasi altitude sickness. Bisa dengan cara diminum sebagai teh atau juga dikunyah. Baik penduduk lokal maupun pengunjung di Cusco maupun Machu Picchu, biasanya memulai hari dengan meminum Coca tea. Rasanya tak jauh beda dengan teh biasanya. Sekilas mengingatkan akan rasa teh hijau.
Barang-barang kerajinan di sini banyak yang unik dan menarik. Salah satu yang biasanya "wajib" dibeli adalah produk dari bulu Alpaca. Alpaca adalah sejenis hewan yang mirip dengan llama. Bulu Alpaca sangat cocok untuk dibuat sweater, karena wol dari Alpaca tujuh kali lebih hangat dan kuat dibandingkan dengan wol dari bulu domba.
Selain Machu Picchu, banyak tempat lain yang juga mempunyai nilai historis dan arkeologis yang luar biasa. Untuk mengunjungi tempat-tempat ini, banyak penawaran tur pulang hari dari Cusco. Kami mengambil Tur Sacred Valley Tour dan Chinchero, dan Tur Moray and Salt Mine . Sehingga berapa lama waktu yang diperlukan tinggal di Cusco, juga tergantung dari berapa banyak tempat atau tur yang ingin diambil.
Perjalanan ke Machu Picchu sangat mungkin dilakukan mandiri. Namun pastikan untuk melakukan persiapan yang selengkap mungkin.Â