Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penerbang Wanita di Perang Dunia 2

26 November 2021   05:35 Diperbarui: 26 November 2021   05:48 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senior Airman Katie Hickerson, Public domain, via Wikimedia Commons

Hebatnya lagi para penerbang wanita Soviet ini tidak dilengkapi dengan parasut dan tidak sekali sortie saja mereka melakukan penyerangan dalam satu malam.

Pesawat yang mereka gunakan juga tidak secanggih regimen lainnya dimana pesawat latih yang telah usang yaitu pesawat latih Polikarpov Po-2  yang dimodifikasi menjadi pesawat pembom, pesawat ini diproduksi pada tahun 1929 sehingga umurnya sudah cukup tua ketika Perang Dunia 2 pecah.

Para penerbang wanita baik di ATA, WASP dan ketiga regimen ini dapat dikatakan sebagai wanita-wanita pertama di dunia yang menerbangkan segala jenis pesawat militer, perbedaannya adalah penerbang wanita di ATA dan WASP tidak terlibat langsung dalam operasi militer di medan pertempuran sedangkan yang di ketiga regimen di Soviet secara langsung terlibat.

Keterlibatan para penerbang wanita di aviasi utamanya aviasi militer saat itu masih dipandang sebelah mata oleh para penerbang pria belun lagi beberapa diskriminasi juga terjadi seperti tidak adanya toilet wanita dan seragam untuk wanita sehingga banyak dari penerbang wanita ini memakai seragam yang didesain untuk pria dan ada yang terlihat kebesaran dalam penggunaannya.

Akan tetapi semangat mereka dan kecintaan mereka terhadap pesawat terbang membuat mereka tak hiraukan itu semua serta tak takut untuk terus melakukan yang terbaik dan mengasah kemampuan terbangnya.

Salah satu aviatrix dunia yaitu Elinor Smith pernah berkata pada sebuah wawancara ketika Amelia Earhart berhasil terbang solo melintasi Samudera Atlantik Utara dari arah Barat ke Timur bahwa 'A storm doesn't care if you're man or woman, if you can fly through it', yang artinya kira-kira seperti ini, Badai tidak peduli apakah kamu pria atau wanita selama kamu bisa terbang melaluinya.

Para aviatrix semasa Perang Dunia 2 menjadi pembuka pintu bagi para aviatrix di seluruh dunia untuk menjadi penerbang yang biasanya diisi oleh kaum pria, tidak hanya menerbangkan pesawat sipil namun juga pesawat militer dalam berbagai jenis.

Kini banyak wanita mengisi kursi kursi pada kokpit pesawat pesawat di seluruh dunia tidak hanya pesawat sipil tapi juga pesawat militer dalam berbagai jenis pesawat menandakan bahwa angkasa bukan hanya milik kaum pria dan bahkan beberapa wanit di dunia sudah meraih pangkat jendral dalam kemiliteran.

Salut kepada para penerbang wanita atau aviatrix ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun