Jurnalisme merupakan seluruh aktivitas pengumpulan, penulisan, peliputan, dan penyebarluasan informasi atau berita. Seiring berjalannya waktu, jurnalisme mengalami perkembangan dan makin erat dengan teknologi digital. Â
Sebelum munculnya jurnalisme multimedia, produk jurnalistik masih sangat monoton dan bersifat satu arah, sehingga dampak dari media massa dapat dilihat secara langsung dan sangat jelas tehadap audiens karena pada masa ini audiens bersifat lebih pasif.
Hal ini sejalan dengan Teori Jarum Suntik yang dicanangkan oleh Harold Laswell. Teori Jarum Suntik merupakan model komunikasi yang bersifat satu arah, pesan yang dikirimkan diterima secara langsung dan sepenuhnya oleh penerima.
Sehingga dapat dikatakan pada era jurnalisme masa lalu, dampak yang muncul lebih terlihat karena audiens secara pasif menerima pesan yang disuntikkan oleh media massa.
Pada praktiknya, media konvensional juga tidak memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri.
Produksi konten media konvensional masih dilakukan dengan peralatan seadanya, sehingga kualitas dari media tersebut juga masih sangat terbatas.
Kemajuan teknologi dan kehadiran internet sangat berpengaruh dalam dunia jurnalisme. Hadirnya media berbasis digital membuat jurnalisme menjadi lebih interaktif dan menarik.
Adanya konten digital memungkinkan penulis untuk menambahkan berbagai macam media seperti audio, video, gambar, dan sebagainya, sehingga konten tersebut menjadi lebih menarik untuk dilihat.
Pada era jurnalisme masa depan juga memungkinkan masyarakat umum untuk dapat mengekspresikan diri dengan membuat kontennya sendiri. Selain itu audiens juga dapat memberikan umpan balik atas konten yang diunggah di internet.
Teknologi yang semakin canggih juga mempengaruhi kualitas konten yang diunggah, peralatan yang semakin mumpuni dapat memudahkan kreator untuk menciptkan dan mengurangi biaya produksi dari suatu konten.
Aspek Penting Produksi Multimedia1.Melengkapi
Jurnalisme multimedia bersifat storytelling saling berhubungan satu sama lain. Baiknya media satu dengan lainnya dapat saling melengkapi, bukan melakukan plagiasi, sehingga informasi yang yang ada semakin lengkap dan terpercaya.
2.Mengintegrasikan Media
Kemajuan tekonologi yang memungkinkan sebuah konten memiliki beberapa media didalamnya dapat membuat konten tersebut menjadi lebih menarik. Perpaduan elemen-elemen media tersebut juga perlu disesuaikan. Contohnya dalam sebuah konten video audio terdengar dengan jelas, dapat juga ditambahkan teks sebagai pelengkap untuk memperjelas informasi yang disampaikan.
3.Tidak berbelit-belit
Informasi yang disampaikan harus lugas. Jurnalis harus dapat memilah informasi apa yang perlu dan tidak perlu disampaikan. Sehingga konten terebut tidak hanya berputar pada satu topik namun dapat mencakup banyak informasi secara ringkas dan jelas.
4.Tarik Perhatian Audiens Melalui Visual
Visual menjadi salah satu aspek penting dalam sebuah konten multimedia. Visual yang eye catching dapat menarik perhatian calon audiens untuk meninjau lebih lanjut suatu konten.
5.Komunikasi Interaktif Tidak Perlu Rumit
Jurnalis memiliki ciri khas masing-masing dalam menyampakan informasi. Seseorang bebas mengekspresikan dirinya dalam konten multimedia, sehingga calon audiens dapat langsung menuju pada bagian yang diinginkan.
6.Interaksi Tidak Menjadi Tolok Ukur
Umumnya masyarakat menjadikan jumlah interaksi sebagai standar berhasilnya sebuah konten, namun yang sebenarnya menjadi hal penting adalah bagaimana infromasi tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
7.Pengalaman yang Berkesan
Pengalaman dan pengetahuan baru yang membekas pada audiens memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
8.Penilaian Masih Diperlukan
Kode etik dan peraturan jurnalistik harus dipatuhi. Kritik dan saran dari audiens juga dapat meningkatkan kualitas sebuah konten.
Jurnalisme masa depan sangat dipengaruhi oleh minat masyarakat, sehingga menjadi seorang jurnalis perlu mengetahui trend yang sedang berlangsung di masyarakat.