Cingklok - Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (UNDIP) berhasil menciptakan inovasi teknologi sederhana namun berdampak besar bagi petani lokal. Mereka merancang dan menerapkan sistem automatic water sprinkler berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat dikendalikan hanya melalui satu sentuhan tombol di ponsel pintar.
Alat ini dirancang khusus untuk mendukung sistem pertanian greenhouse yang ada di Dusun Cingklok. Dengan alat ini penyiraman tanaman tidak perlu lagi dilakukan secara manual. Cukup menekan tombol pada aplikasi yang terhubung ke sistem sprinkler, air langsung mengalir ke seluruh area tanaman secara otomatis.
“Tujuan kami adalah memberikan solusi praktis dan modern untuk memudahkan kegiatan pertanian, terutama dalam hal efisiensi penyiraman. Alat ini juga bisa dikendalikan dari jarak jauh sehingga sangat membantu petani yang memiliki keterbatasan waktu atau sedang berada di luar lokasi,” ujar Zidan, mahasiswa KKN UNDIP sekaligus pencetus program tersebut.
Sistem sprinkler ini mengintegrasikan teknologi IoT, perangkat mikrokontroler, dan jaringan nirkabel. Dalam prosesnya, mahasiswa juga membuat aplikasi sederhana yang menjadi pusat kendali sistem. Saat tombol pada aplikasi ditekan, sinyal dikirim ke alat yang langsung mengaktifkan katup air dan menyiram tanaman sesuai kebutuhan.
Kegiatan ini merupakan cerminan nyata dari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat, serta sejalan dengan visi Universitas Diponegoro yaitu “UNDIP Bermanfaat, UNDIP Bermartabat”. Melalui pendekatan transformatif yang adaptif terhadap teknologi, Universitas Diponegoro terus mendorong para mahasiswanya untuk menghadirkan inovasi yang solutif dan berkelanjutan.
Kepala Dusun Cingklok, Ibu Darsih, menyambut baik inovasi ini. Menurutnya, alat tersebut sangat bermanfaat karena memudahkan warga yang sebelumnya harus menyiram tanaman secara manual setiap hari.
“Inovasi dari adik-adik mahasiswa UNDIP ini sangat membantu kami. Apalagi sekarang sedang musim kemarau, jadi sistem seperti ini sangat berguna untuk menjaga kelembapan tanaman,” ungkapnya.
Dengan adanya inovasi ini, mahasiswa UNDIP berharap masyarakat Dusun Cingklok dapat melanjutkan dan mengembangkan sistem ini secara mandiri, serta menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk mengadopsi teknologi serupa demi mendukung pertanian modern berbasis teknologi. Ke depan, sistem ini tidak hanya digunakan di Dusun Cingklok, tetapi juga dapat diadopsi oleh desa-desa lain sebagai bagian dari transformasi menuju pertanian cerdas (smart farming) yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi lokal.