Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Arti Bisik-Bisik Megawati Pada Jokowi?

4 Maret 2014   17:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13939043021322398943

[caption id="attachment_298416" align="aligncenter" width="606" caption="Megawati sedang berbisik pada Jokowi, mungkin isinya demikian, dik Joko tak usah kwatir, restuku untukmu. Ilustrasi: whattalking.com"][/caption]

Megawati sudah merestui Jokowi menjadi capres 2014, benarkah? Saya penasaran dibuatnya, lalu mencari tahu di "embah" google, dan bertemulah dengan 47.500 link siap disajikan, wah ternyata banyak juga masyarakat yang menunggu-nunggu "apa maunya Megawati". Ya itu terbukti dengan ribuan link yang siap "disantap" bila ingin tahu keputusan apa yang diambil oleh Megawati buat Jokowi. Karena memang yang "satu" ini unik. Dan kita boleh belajar akan keteguhan atau kalau orang bilang, "keras kepalanya" Megawati, yang tetap bersikukuh untuk tak bicara tentang Jokowi sebelum Pileg 2014.

Dan itu terbukti sampai saat ini, kabar persetujuan Megawati merestui Jokowi menjadi capres 2014 masih simpang siur, lucunya lagi, Jokowi yang punya diripun tak tahu, kalau sudah direstui oleh Megawati untuk menjadi capres 2014! Atau memang Jokowi " kura-kura dalam perahu", pura-pura tidak tahu, atau memang tak tahu beneran, susah ditebak! Karena wajah Jokowi memang wajah polos, wajah apa adanya, tak dibuat-baut, segitu adanya, baik katakan baik, jelek ya dia bilang jelak, tak ada kepura-puraan, dan itupun menyangkut dirinya sendiri, yang dengan terus terang dia bilang " wajah dusun, wajah orang kampung, wajah jelek"

Makanya ketika dipancing oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa, dengan tema pemimpin-pemimpin yang menginspirasi, bisa dilihat di Youtube, dengan jujurJokowi berkata" ingin menjadi Anis Baswedan" Rektor Paramadina yang ganteng, salah seorang peserta konvensi capres presiden 2014 dari PD. Jadi Jokowi ga malu-malu mengatakan demikian, hingga Anis Baswedan tertawa ngakak, juga tokoh lainnya, JK, Abraham Samad dll. Itulah Jokowi, pemimpin yang bersahaja yang sekarang sedang menggebrak Jakarta bersama Ahok, yang membuat pejabat-pejabat yang nakal di DKI Jakarta "panas dingin".

Kembali ke Megawati, jika benar Megawati telah merestui Jokowi menjadi capres 2014, maka saya memberikan jempol buat Megawati, ini baru negarawan, eh negarawati, tidak haus kekuasaan, karena rela mundur untuk memberikan kesempatan pada Jokowi yang lebih disukai rakyat ketimbang dirinya! Karena berbagai survai telah menunjukkan bahwa Jokowilah yang diingini rakyat bukan Megawati, karena Megawati dalam survei-survei tersebut selalau berada di urutan bawah Jokowi, maka wajarlah Jokowi yang harus dimajukan oleh Megawati, bukan Megawatinya.

Era Megawati sudah berlalu, Gus Dur sudah tiada, Amin Rais sudah tak mau maju lagi, Akbar Tanjung sudah bukan ketua Golkar lagi dan tokoh lainnya yang bahu-membahu menentang Suharto rata-rata sudah sepuh. Maka kini giliran yang muda yang berkarya. Biarkan Jokowi maju menjadi capres 2014, perkara menang atau tidak itu urusan lain. Majukan dulu Jokowi, karena memang ini aspirasi rakyat banyak. Perkara Megawati, biarlah menjadi Negarawati( buat perempuan) saja.

Jadi bila benar Megawati sudah merestui Jokowi menjadi capres 2014, sekali lagi dua jempol buat Megawati! Di sinilah bukti Megawati menjadi negarawati! Inilah bukti bahwa Megawati bukan haus kekuasaan dan bukan politikus yang membentuk dinasti! Tapi kalau terjadi sebaliknya, Megawati tetap maju dan tidak merestui Jokowi menjadi capres 2014, maka dua jempol tadi Saya tarik! Dan bila hal tersebut benar terjadi, maka Jokowi atas nama kepentingan bangsa dan negara harus keluar dari PDIP dan tak lagi ikut Megawati, nincaya partai-partai lain akan segera melamarnya, namun itu buruk bagi Jokowi sendiri, karena akan dinilai sebagai kutu loncat!

Lalu apa yang harus dilakukan oleh Jokowi bila tak juga direstui oleh Megawati menjadi capres 2014 dan tak dianggap kutu loncat? Ya nunggu diberlakukannya UU Pemilu yang memboleh pihak independent mencalonkan diri menjadi capres, dan itu baru berlaku 2019 nanti! Wah kelamaan, ini mesti ada terobosan politik untuk memajukan Jokowi menjadi capres 2014, kalau Indonesia memang  ingin berubah, mempunyai pemimpin yang blusukan, sederhana, tegas, berpihak pada rakyat, jujur dan lain sebagainya. Dan sarat-sarat itu dimiliki oleh Jokowi.

Kalau Megawati yang maju, dengan alasan agar ada wanita yang menjadi capres 2014 itu bisa dimentahkan dengan memajukan Ibu Risma, wali kota Surabaya, ini lebih baik ketimbang Megawati sendiri, walau ibu Risma adalah orbitan PDIP juga, namun dari hasil kinerjanya ibu Risma lebih berhasil ketimbang Megawati sebagai pimpinan. Jadi majukan saja ibu Risma, kalau memang alasannya agar ada calon wanita yang menjadi capres 2014!

Megawati lebih baik menjadi negarawti saja, atau terus saja menjadi ketua PDIP yang mampu melahirkan tokoh-tokoh muda untuk bangsa ini. Jadi Megawati lebih tepat memang untuk diibaratkan seorang ibu rumah tangga yang melahirkan anak-anaknya melesat ke masa depan! Nah kedudukan sebagai negarawti lebih tepat, ketimbang menjadi capres 2014! Untuk capres biarkan yang muda-muda yang maju, kalau dari PDIP Jokowi, dari Partai Demokrat  Anis Baswedan, dari PKS Anis Mata, dari PKB Mahfud MD, dari PAN Hatta Rajasa dan lain sebagainya.

Gimana bu Megawati? Rakyat akan lebih menghargai Megawati menjadi negarawati, ketimbang tidak merestui Jokowi capres 2014. Kalau Jokowi tak dicapreskan maka Prabowo yang akan menjadi RI1, karena lawan-lawannya tak seberat Jokowi. Tapi kalau Jokowi yang dicapreskan oleh PDIP maka pemilu 2014 akan semakin seru, yang menang makin menjadi tanda tanya, mengapa? Karena kalau Jokowi yang dimajukan, lawan-lawanya akan bersatu padu melawan Jokowi. Partai-partai perserta pemilu tersebut akan bersatu padu melawan Jokowi! Maka akan terjadi adu kekuatan yang dasyat, antara pilihan rakyat dengan pilihan partai! Ini baru seru!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun