Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Biarkan Cak Nun, Jangan Ditarik ke Pemerintahan

19 Januari 2023   17:29 Diperbarui: 19 Januari 2023   17:56 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benarkah Cak Nun Kesambet dalam dialognya tetang Jokowi dan Firaun?  Manusiawi, itu kunciny. Sumber FB Cak Nun.

Siapa yang tidak kenal Emha Ainun Najib? Siapapun yang bermain di media elektronik, medsos, koran, majalah atau buku, pasti mengenal Cak Nun, panggilana untuk Emha Ainun Najib. Juga yang main di Youtube, Twitter, Istagram, FB dan lain sebagainya, akan ketemu dengan Cak Nun. 

Apa lagi kalau para "kutu buku" dan suka dengan tulisan Cak Nun, wah, pasti akan membaca buku-buku Cak Nun. Dari mulai  Sang Markisot Bertutur, Sedang Tuhanpun Maha Pecemburu, Arus Bawah. Slilit Sang Kiayi, Dari Pojok Sejarah dan lain-lain.

Apalagi acara Maiyahnya, Sang Budayan seakan-akan tak habis-habisnya untuk bicara-bicara apa saja atau dialog mengenai tema apa saja, dan sayangnya saya hanya bisa mengikuti di youtube, sejak masih di Moskow, sampai sekarang tak pernah ikut secara langsung kajian Ki Kanjeng ini, tapi dengan adanya Youtube saya bisa mengikutinya. 

Asiknya kalau Cak Nun lagi berdialog di Maiyah yang kadang diselingi music campuran, atau di kajian Padang Bulannya. Apa saja boleh, omong apa saja silahkan, diskusi dari sahabis Isya sampai tengah malam orang-orang tak bergeming.

Anda bsia bayangkan berjam-jam orang duduk mendengarkan Cak Nun bertutur. Sang Budayawan ini memang luar biasa energnya. Sudah disebut Embah pun, tetap energik. Apa ayang disampaikan Sang Budayawan bener-benar asyik untuk diikuti, wawasannya yang luas, padahal bukan Prof, Doktor atau gelar akademik lainnya. Bahkan ngakunya jebolan Pesantren dan DO di Perguruan tinggi, tapi bahasan ilmunya melebihi Prof, Doktor dan lain sebagainya, sehingga pengikutnya tetap ajeg, tetap setia kemanapun Cak Nun pergi, luar biasa!


Namun tiba-tiba tak ada angin, tak ada hujan, bagai petir di siang bolong, Cak Nun " Terpeleset" atau istilah yang dia katakannya sendiri, Caj Nun "Kesambet"dengan mengatakan pada suatu kajian Maiyah, bahwa Jokowi dikatakan seperti Firaun, Luhut seperti Haman dan 10 Naga, bukan 9 naga, seperti Qorun, dSilahkan dibaca sendiri beritanya yang tersebar d iseluruh jaringan media social. Hebatnya Cak Nun setelah itu langsung minta maaf ke masyarakat seluruh Indonesia, tapi tidak kepada Jokowi dan Luhut, benar atau tidak saya tak tahu.

Yang jelas ini viral di Medsos, sehingga muncul kontroversi yang bisa mengalahkan beritanya kasus Sambo atau Capres 2024. Caknun yang mengaku kesambet, seperti kata pepatah, " Sepandai-pandainya Tupai melompat, suatu Ketika terpeleset juga", Tapi benarkah Emha kesambet? Benarkan Emha terpeleset?  Wah perlu kajian yang mendalam. 

Kalau ditanya Anda percaya kepada Cak Nun? Saya yakin pengikutnya akan perayca. Lalu benarkah Cak Nun kesambet sebagaimana pengakuannya? Ini yang menarik, karena selama ini yang didengar masyarakat, Cak Nun dalam Maiyahnya atau acar Padang Bulannya selalu bicara tentang kebenaran dan memang benar.

Kalau tidak, mana mungkin puluhan judul buku terbit dari karya karyanya? Mana  mungkin orang yang tdaik dipercaya buku-bukunya menjadi Best Sller, iyakan? Nah berkenaan dengan itu, mari kita lihat dari sisi Jokowi, yang sekarang masih Presiden RI yang resmi, sampai 2024 mendatang. Yang menjadi sasaran kritik Cak Nun adalah Jokowi, dan Jokowi tak bergeming. Belum ada komentar apapun dari Jokowi,itu yang saya tahu,  baru dari anaknya Jokowi, Gibran, yang katanya tak tersinggung dengan kata-kata Cak Nun, apa lagi Cak Nun sudah minta maaf, ya sudah, beres,  itu menutut Gibran di berbagai media yang Saya baca.

Tapi bagi sitizen ini masih belum beres. Masa sih Cak Nun tak minta maaf pada Jokowi, orang yang secara pribadi diserang? Atau ini salah penafsiaran kita. Bukan pribadi Jokowinya, tapi kebijakannya, sehingga keluar kata-kata Firaun untuk Jokowi. 

Ini sebenarnya sesuatu yang sangat luar biasa, bikin kaget kita semua, kok bisa ya keluar dari mulut Sang Budayan yang biasanya bijak di sana dan bijak di sini, tiba-tiba keluar kata Firauan untuk Jokowi? Rasanya tokoh nasional tak ada yang sampai berani berkata demikian. Kalaupun ada, hanya sampai " dungu" itu kata Rocky Gerung. Dan Rocky Gerung sampai saat ini santai aja tuh, ga ada yang sampai ke Polisi., karena yang dikritik bukan pribadinya Jokowi, tapi kebijakannya Jokowi.

Siapa yang berani seperti Cak Nun, paling Habib Rizik, itupun bukan orangnya, bukan Jokowi pribadinya, tapi kebijakannya, sampai-sampai Habib Rizik merasakan Hotel Predeo. Atau seperti Amien Rais, yang berkali-kali mengkritik kebijakan Jokowi sebagai Presiden. Jadi sebenarnya biasa aja, yang Namanya kritikan, tapi untuk Cak Nun Kali ini luar biasa. 

Sampai manusia terkejam di dunia, sehingga namanya diabadikan Al Quran, Firaun. Maksudnya tentu agar tidak meniru kekejaman Firaun. Nah Cak Nun sampai mengatakan Jokowi Firaun, ada apa? Kenapa? Benar kesambet?

Baik, itu uruasan Cak Nun, tapi sebagai rakyat, dengan munculnya kasus kesambetnya Cak Nun, jangan lantas Cak Nun dijadikan Menterinya Jokowi. Mumpung ada isu pergantian menteri, gegera Nasdem menjagokan Anies Baswedan jadi Capres 2024, dan isunya tiga Menteri akan ditarik dari Kabinetnya Jokowi,  benar atau tidak, saya tak tahu. Tapi tolong Emha Jangan dijadikan Menteri! Biarkan Emha di habitanya, jangan Emha dijadikan menterinya Jokowi. Walau kalau jadi Menteri bisa di bidang Kebuadayaan atau Informasi, tapi sekali lagi, jangan dijadikan Menteri Cak Nun ini.

Loh apa hubungannya? Ait.... jangan lupa, gaya politik  Jokowi, orang yang biasanya mengkritik sangat keras, akan dirangkulnya. Ingat,  ketika  JK mengkritik Jokowi, "Jika Jokowi jadi Presiden hancur negara ini", eh diangkat jadi wakilnya Jokowi, menjadi wakil Presiden priode 2014-2019. Ingat dengan Ngabalin, ya sebelumnya mengkritik Jokowi, eh dijadikan staf ahli. 

Jangan lupa dengan Maruf Amin, yang pada masa Pilgub DKI, eh jadi wakilya sekarang, Wakil Presiden 2019-2024. Dan yang masih hangat  dalam pikiran kita adalah Prabowo, lawan dalam Pilpres 2019 yang lalu, eh diangkat jadi menterinya, Menteri Pertahanan. Luar biasa Jokowi ini, orang yang semula besebrangan malah dirangkul, bukan dipukul, dengan dirangkul, tentu saja, jadi senyap, seperti "Macan Sirkus masuk kandang" Betapapun keras mengaum, tetap jinak, iya kan?

Itulah maksud saya mengapa saya katakan , tolong Cak Nun jangan dijadikan Menteri atau dimasukan ke dalam jaringan pemerintah, apapun keduduka atau jabatannnya. Biarkan Cak Nun seperti Rocky Gerung, Najwa Shihab, Karny Ilyas dan lain sebagainya. Biarkan mereka di luar pemerintahan, kalau mereka ditarik juga ke dalam pemerintahan, siapa lagi yang berani mengkritik pemerintah? Siapa lagi yang  berani beda suara dengan pemerintah? Siapa lagi  berani mengkrtik pemerintah yang suarannya menggema di seluruh pelosok tanah air?

Jadi, Saya minta kepada Pak Jokowi ( Emannya lu siapa, sampai Pak Jokowi baca tulisan lu? He he he ), jangan Cak Nun ditarik menjadi pejabat negara setelah "kasus" Firaun ini. Walaupun Saya yakin Cak Nun tak akan mau. Tapi biarkan Cak Nun tetap di habitatnya. Sudah maafkan saja, Sayapun yakin Cak Nun tidak mau ke Istanah atau minta maaf ke istanah, karena istanah bukan rumah Cak Nun. Rumah Cak Nun di hati rakyat kebanyakan.

Cak Nun yang sampai saat ini, tak mau muncul di acara-acara TV manapun untuk menjadi nars sumber, biarkan. Cak Nun sepertiya tak butuh popularitas, karena dia sudah populer dengan sendirinya. Apa lagi dengan kasus Firaun ini, nama Cak Nun semakin melonjak di media social, dan generasi muda semakin kenal dengan Cak Nun, luar biasa. Banyak sekali hikmahnya dengan kasus Firaun ini. Demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun