Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar dari PKS, Fahri Hamzah dan Torres

6 April 2016   09:59 Diperbarui: 6 April 2016   10:40 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PKS yang sempat babak belur dihajar nitezen gara-gara kasus sapi, tetap berdiri tegak sampai saat ini. Gambar: kaskus.co.id

Partai Keadilan Sejahtera, PKS, semua orang yang bergelut atau mengamati tentang perpolitikan di Indonesia jelas tak akan lupa atau tahu sepak terjang PKS dalam pergulatan perpolitikan di Indonesia. Partai dakwah ini, banyak yang memusuhi sejak berdirinya, baik dari kalangan intern maupun ekstern, namun PKS tetap berdiri kokoh sampai saat ini dan tetap mengibarkan diri sebagai partai dakwah dengan dimana kader-kadernya banyak pemuda di perguruan tinggi.

Fahri Hamzah, siapa yang tak kenal sepak terjangnya? Boleh dibilang Fahri Hamzah adalah ”jubirnya” PKS, yang berani, lantang, keras dan akhirnya kebablasan. Fahri yang menjadi bagian ketua DPR sekarang sedang bermasalah di partainya sendiri, Fahri menurut berita dipecat oleh PKS, menganggetkan buat saya, karena sepak terjang Fahri bukan kali ini saja, boleh dibilang hampir tiap hari, PKS berbunyi karena ada suara lantang Fahri, yang jebolan UI. Dan boleh dibilang “pasang badan” ketika PKS digempur habis-habisan saat ada kasus “sapi import” yang “memakan” presiden PKS saat itu, masuk ke kadangnya KPK.

Torres, bagi pecandu bola atau paling tidak suka nonton bola akan kenal Torres, dan semalam Torres membuka gool pertama buat Madrid melawan Barcelona dalam pertandingan perempat final piala champion pada menit ke 25 jalanya pertandingan tersebut. Namun fatalnya Torres pula yang mendapat kartu merah, setelah sebelumnya Torres mendapat kartu kuning dari wasit berasal dari Jerman. Torres harus keluar dari lapangan, dan berkuranglah pemain Madrid, hingga akhirnya pertahanan mereka kocar kacir, walau agak sulitnya juga menembus, dan baru berhasil pada menit ke 63 dan ke 75, gool buat Barcelona, hingga kedudukan tetap 2:0 buat Barcelona pada babak terakhir.

[caption caption="Fahri tetap harus berdiri tegak, sebagai kader yang kini terlempar dari PKS, bukan kiamat, masih banyak tempat untuk tetap berjuang. Foto; kabarngawur.blogspot.com"]
[/caption]Lalu apa hubungannya dengan tiga nama tersebut, PKS, Fahri dan Torres dalam jagat politik Indonesia? Paling tidak kita mendapat pelajaran menarik dari PKS, Fahri dan Torres, yang kebetulan jarak waktu peristiwa tersebut tak berjauhan, hanya boleh dibilang dalam hitungan hari saja. Lihat saja ketika Fahri Hamzah dipecat, beritanya menyebar di internet kurang lebih2-3 hari lalu, dan Torres di keluarkan dari lapangan pertandingan malam tadi, 5 April 2016 waktu Moskow atau 6 April 2016 dini hari WIB, jangan lupa selisih waktu Moskow-Jakarta 4 jam. Jadi ketika pluit panjang pertama bunyi dari wasit pada pertandingan tersebut di Moskow waktu menunjukkan pukul 21.45 dan di Jakarta waktu menunjukkan pukul 01.45 WIB.

Apanya yang dapat kita ambil pelajaran dari peristiwan ini? Tentu saja hikmahnya, mengapa? Karena tidak ada satupun kejadian di muka bumi tanpa hikmah atau sia-sia belaka, asal kita mau mencari hikmah tersebut. Kita mulai dari PKS, yang dari awal berdirinya saja sudah menjadi bulan-bulanan politik, ngapain mendirikan partai dakwah? Ngapain mendirikan partai berbasis Islam? Mengapa susah-susah mendirikan partai baru, bukankah lebih mudah bergabung dengan partai yang sudah ada waktu itu, seperti ikut PPP, Partai Persatuan Pembangunan yang asasnya juga Islam.

Rupanya para pendiri PKS ini punya niat yang berbeda, PKS yang lebih dikenal dengan partai kader yang kuat, hingga walau dihajar babak belur gara-gara kasus sapi import, PKS tetap berdiri sampai saat ini, tidak bubar dan tidak membubarkan diri. Padahal menurut para analisi politik bahkan survei-survei memprediksi PKS akan tamat pada Pileg 2014 lalu. Namun PKS tak bergeming, dengan semangat “3 Besar”, walau meleset, namun tetap masuk ke “6 besar”, ini benar-benar diluar dugaan para pengamat politik, ternyata PKS tetap eksis.

Jadi perjuangan PKS untuk bangkit dari “kebangkrutan politik” nasional perlu mendapat apresiasi, walau tetap saja banyak yang sinis, “ya biarin aja, emangnya gue pikirin”, mungkin begitu kata PKS. Nah PKS telah membuktikan, tanpa banyak bicara, PKS tetap punya keyakinan tinggi, babak belur dihantam nitezen bukan kiamat, namun ambil hikmahnya.

Yang lalu biar lalu, PKS menatap ke masa depan untuk lebih baik. Yang jelas, ibarat tubuh yang luka, kena borok, dan borok tersebut sudah dimasukan ke penjara oleh KPK. Jadi PKS tetap partai dakwah,  para kader tak boleh menyerah, karena PKS adalah partai modern yang tak tergantung pada presiden atau ketuanya.

[caption caption="Torres, sebiah cerita tragis, pembuat gool satu-satunya dari Ateletico Madrid vs Barcelona, namun harus keluar dari lapangan karena kartu merah. Foto:espnfc.com"]

[/caption]Lalu hikmah apa yang mau diambil dalam masalah Fahri? Ya apa lagi kalau bukan kesantunan bicara, masa partai kader yang membawa asas Islam, bicaranya seperi tak terkontrol, kata-kata yang tak baik bisa berhamburan, saya tak mau menulis lengkap kata-kata tersebut, karena tak layak untuk seorang pemipinan DPR apa lagi dari partai berasaskan Islam, yang menjujung tinggi akhlak, yang bukan hanya perbuatan tapi juga perkataan. Kata-kata sin**** dan kata-kata yang sejenis, yang ditujukan kepada pihak lain, itu kurang elok, walau mungkin benar niatnya membela PKS.

Bagi PKS sebenarnya asik juga punya kader seperti Fahri, sebaiknya bukan dibinasakan atau dipecat dari kader, tapi di bina. Bila kader salah, dibina bukan dibinasakan. Atau mungkin sudah dibina, kita saja tidak tahu atau tidak diberitakan, sehinga masyarakat tidak tahu, tahu-tahu yang terbaca dalam berita adalah pemecatannya, bukan pembinaannya. Jangan lupa juga yang pernah dipecat, bukan hanya hanya Fahri, tapi tokoh sentral di PKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun