Mohon tunggu...
Viorella Amanda
Viorella Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Viorella Amanda Putri

Bismillahirahmaanirrahiim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaum Beriman

25 Mei 2021   00:06 Diperbarui: 25 Mei 2021   00:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada Bulan Agustus 2019 saya mendapatkan tugas Bahasa Indonesia. Tugasnya ialah mencari cerita yang ada di desa masing masing. Berkenaan dengan tugas ini, untuk pertama kalinya saya ingin tau bagaimana sejarah yang terjadi di desa saya. Maka dari itu, saya mengerjakannya dengan mencari sumber informasi kepada seorang tokoh masyarakat.

 Menurut narasumber desa saya dulu penghuninya banyak yang menjadi santri. Dan banyak masyarakat yang berpendapat bahwa santri itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Santri-santri tersebut dulunya nyantri atau belajar di pondok pesantren yang berada di dua dukuh di desa saya. Dua dukuh tersebut yang konon terdapat pondok pesantrennya adalah Dukuh Watu Tumpang dan Dukuh Nglencong.  Mulai dari situ saya menjadi tau bagaimana desa saya dinamai desa “kaum beriman” yang kemudian disingkat menjadi Desa Kauman.

Selain asal usul dari nama Desa Kauman, dukuh dukuhnya pun memiliki asal usul sendiri dalam penamaanya. Menurut narasumber, Desa Kauman terdiri dari beberapa dukuh dan yang narasumber sebutkan asal usulnya ada 4 dukuh. Dukuh tersebut diantaranya Dukuh Watu Tumpang, Nglencong, Bendo, dan Demangan. Itulah beberapa dukuh yang disebutkan narasumber.

Yang pertama adalah Dukuh Nglencong. Menurut narasumber Nglencong berasal dari istilah “nglekong” atau “mlencong”, istilah tersebut memiliki arti “belok”. Istilah tersebut dimaksudkan pada jalan yang ada di daerah tersebut yang berbelok. Jalanan tersebut cukup dikenal di daerah tersebut sehingga diberi nama Dukuh Nglencong.

Dukuh Nglencong juga mendapat julukan “santren”. Berdasarkan sejarahnya Dukuh Nglencong ada kaitannya dengan asal usul nama Desa Kauman. Dahulu pada dukuh ini terdapat pondok pesantren yang didirikan kurang lebih 3 ratusan tahun yang lalu. Untuk bukti sejarahnya di Dukuh Nglencong terdapat Masjid Jami’ Nglencong yang dulunya ini menjadi tempat ibadah dan belajar santri. Bukti lainya disana terdapat makam dari kiai yang terletak di belakang masjid.

Yang kedua adalah Dukuh Watu Tumpang. Menurut narasumber dukuh ini juga menjadi alasan yang memperkuat nama Desa Kauman dari kata “kaum beriman”. Sama seperti Nglencong, Watu Tumpang juga banyak santrinya. Terbukti dengan adanya masjid peninggalan jaman dulu, waktu masih digunakan untuk nyantri. Untuk nama Watu Tumpang karena dahulunya terdapat banyak batu di sana dan ada yang menemukan batu yang tumpang atau bertumpuk tumpuk.

Selanjutnya dusun yang saya tempati yaitu Dusun Bendo. Menurut beliau dukuh saya ini diberi nama “bendo” karena dulunya terdapat pohon bendo yang tumbuh besar disana. Namun pohon tersebut sekarang sudah tidak ada lagi. Kemungkinan sudah ditebang karena terlalu besar dan tua sehingga dikhawatirkan membahayakan warga sekitarnya.

Terakhir yaitu dukuh yang terletak di sebelah utara dari dukuh saya ,yaitu Dukuh Demangan. Dukuh ini dinamakan demangan karena dulu terdapat demang yang tinggal disana. Demang adalah kepala dukuh yang dikenal pada jaman Kerajaan Majapahit. Sebagai bukti keberadaan demang tersebut, saat ini masih ada makamnya di belakang Masjid Al Fajar Demangan.

Setelah bertanya kepada narasumber yaitu Pak Sugino yang menjadi tokoh masyarakat di Dusun Bendo beberapa informasi tersebut saya dapatkan . Selain dari beliau saya menegaskan informasi ini dengan bertanya juga pada mbah saya, tetangga saya dan mereka pun sepakat dengan apa yang disampaikan Pak Sugino. Dengan menyebutkan beberapa narasumber, saya akhiri tugas ini, harapan saya semoga tugas ini bisa dilanjutkan setiap tahunnya agar siswa siswi bisa mengetahui sejarah yang ada di desa mereka masing masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun