Pernah nggak sih kamu ngerasa hidup ini kayak lomba lari estafet yang nggak kelar-kelar? Dari kecil disuruh belajar rajin biar bisa sukses. Udah gede, disuruh kerja keras biar hidup layak. Setelah kerja, nabung buat nikah. Udah nikah, harus pikirin rumah, anak, kendaraan, sampai biaya sekolah. Ketika usia mulai menua, ternyata hidup belum juga selesai. Masih harus bantu keluarga, bayarin cicilan, dan mikirin hari tua yang... kok malah makin berat?
Realitanya, banyak dari kita hidup dalam siklus yang nggak ada jedanya. Bahkan saat pensiun pun, kita nggak benar-benar bisa istirahat. Padahal dulu kita pikir, "Nanti deh, setelah pensiun aku bisa santai." Tapi kenyataannya, tubuh lelah, mental capek, dan dompet tetap dituntut kuat.
Kenapa Masa Tua Masih Terasa Berat?
Karena kita tumbuh di tengah budaya kerja keras tanpa diajari cara istirahat. Kita jago cari uang, tapi nggak jago menjaga diri. Kita jago merawat orang lain, tapi nggak terbiasa memelihara kesehatan fisik dan mental sendiri. Di masa tua, semua itu jadi boomerang.
Lihat saja sekeliling. Banyak orang yang secara usia layak pensiun, tapi masih harus nyambi jadi ojek online, buka warung kecil, atau kerja freelance. Bukan karena passion, tapi karena terpaksa. Karena kebutuhan masih jalan terus. Karena anak belum mandiri. Karena orang tua juga masih butuh bantuan. Karena sistem sosial kita masih menempatkan generasi paruh baya sebagai "tulang punggung", padahal punggungnya sudah pegal.
Beban yang Nggak Cuma Finansial
Banyak orang berpikir, asal uang cukup, maka masa tua akan tenang. Nggak salah, tapi juga nggak sepenuhnya benar. Uang penting, tapi beban mental dan tekanan sosial juga punya peran besar. Ketika kita masih merasa wajib bantu adik, saudara, cucu, atau bahkan tetangga, maka ketenangan itu jadi makin jauh.
Kadang kita pun takut dibilang egois kalau mulai fokus ke diri sendiri. Padahal, kita pun butuh ruang untuk pulih. Kita perlu waktu untuk menghirup napas tanpa rasa bersalah. Tapi untuk bisa sampai ke titik itu, kita perlu latihan. Latihan untuk berkata "tidak", latihan untuk memilih prioritas, dan latihan untuk menerima bahwa kita nggak bisa menanggung semuanya.
Generasi Sandwich: Lelah yang Terlalu Lama
Kamu termasuk generasi sandwich? Kalau iya, pasti relate. Generasi ini ada di tengah-tengah. Harus menopang orang tua dan anak sekaligus. Penghasilannya terbagi ke banyak arah. Uang bulanan nggak pernah utuh buat diri sendiri. Rencana liburan terus ketunda. Dan nabung untuk masa tua pun terasa kayak mimpi.
Kondisi ini bukan salah siapa-siapa. Tapi kalau kita nggak sadar dan nggak mulai bergerak, maka lingkaran ini akan terus berulang. Maka penting untuk mulai mengatur ulang prioritas dan menyiapkan strategi agar kita tidak kelelahan terus menerus.