Perkembangan anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku. Piaget (1965) membagi perkembangan moral dalam tiga tahap yaitu premoral, moral realism, moral relativisme.Â
Menurut Black, puckett dan Bell (1992) anak usia dibawah enak tahun masih dalam tahap pramoral karena keterbatasan pemahamannya terhadap aturan yang berlaku (suyanto, 2005).Piaget memfokuskan diri pada aspek cara berfikir anak tentang isu-isu moral. Cara yang dilakukannya adalah mengamati dan mewawancarai kelompok anak usia 4-12 tahun yang terlibat dalam suatu permainan. Ia mempelajari bagaimana anak itu menggunakan dan memandang aturan yang ada dalam permainan tersebut. Pertanyaan yang diajukan kepada mereka berkisar tentang iszu moral, seperti pencurian, berbohong, hukuman dan keadilan.
Melalui pendekatan perkembangan kognitif, seperti halnya yang dilakukan piaget mengembangkan teori perkembangan penalaran moral.Usia dini merupakan masa keemas an (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Masa ini sekaligus merupakan masa yang kritis dalam perkembangan anak. Jika pada masa ini anak kurang mendapat perhatian dalam hal Pendidikan, perawatan, pengasuhan dan layanan Kesehatan serta kebutuhan gizinya dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Pengertian moral menurut K.Prent (Soenarjati, 1989:25) berasal dari Bahasa latin mores, dari suku kata mos yang artinya adat istiadat, kelakuan, watak, tabiat dan akhlak. Dalam perkembangannya moral dapat diartikan sebagai kebiasan dalam bertingkah laku yang baik, yang Susila. Dari pengertian tersebut dinyatakan bahwa moral adalah berkenaan dengan kesusilaan.
Dalam pelaksaan penanaman nilai moral pada anak usia dini banyak metode yang dapat digunakan oleh guru atau pendidik.Â
Metode dalam penanaman nilai moral kepada anak usia diingatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi, bermain bersajak dan karya wisata. Masing-masing metode mempunyai kelemahan dan kelebihan. Penggunaan salah satu metode penanaman nilai moral yang dipilih tentunya disesuaikan dengan kondisi sekolah atau kemaMpuan seorang guru dalam penerapannya.
Pendidikan agama dalam perspektif
pengembangan nilai moral anak
Dari segi etimologi, moral berasal dari kata latin yang berarti dapat kebiasaan atau  cara hidup, sedangkan nilai dari kata value yang berarti harga. Nilai inilah yang dikatakan sebagai suatu keyakinan yang mendorong seseorang un tuk bertindak atas dasar pilihannya. Moral thought yaitu bagaimana remaja berfikir tentang standart benar dan salah. Piaget mengatakan bahwa anak berfikir dengan 2 cara yang berkaitan dengan moral, tergantung pada kematangan perkembangannya.
Mengingat pentingnya penanaman moral bagi peserta didik, ada beberapa usulan agenda Pendidikan bermuatan moral yang harus segera direalisasikan. Pendidikan harus berdasarkan nilai-nilai gama, budaya, dan adat istiadat bangsa yang bernilai luhur. Nilai ini ditanamkan kedalam diri peserta didik harus seacara komprehensif dan melekat dalam setiap mata pelajaran.Â
Dalam setiap mata pelajaran seharusnya ada pesan nilai dan moral tersebut untuk kemudian dihayati dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Islam selalu mendorong umatnya untuk mengguanakan akal dan menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan demikian mereka dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dapat menyelamati hakikat alam.Â