Mohon tunggu...
viny oktaria
viny oktaria Mohon Tunggu... -

saya viny oktaria

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tugas 2 Perkembangan Teknologi Komunikasi

7 November 2012   11:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:49 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TEORI DETERMINISME TEKNOLOGI

Marshall McLuhan adalah pencetus dari teori determinisme teknologi ini pada tahun 1962 melalui tulisannya The Guttenberg Galaxy : The Making of Typographic Man. Dasar teorinya adalah perubahan pada cara berkomunikasi akan membentuk cara berpikir, berperilaku, dan bergerak ke abad teknologi selanjutnya di dalam kehidupan manusia. Sebagai intinya adalah determinisme teori, yaitu penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. Di mana menurut McLuhan, eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi.

Perubahan pada mode komunikasi membentuk suatu budaya dengan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1.penemuan dalamaa teknologi komunikasi
2. perubahan dalam jenis-jenis komunikasi
3. peralatan untuk berkomunikasi
Dengan dilaluinya ketiga tahapan di atas, maka akhirnya peralatan tersebut membentuk atau mempengaruhi kehidupan manusia. Selanjutnya akan terjadi beberapa perubahan besar yang terbagi dalam empat periode/era, yaitu dapat dijelaskan dalam bagan di bawah ini :

Pertama, era kesukuan atau the tribal age. Pada periode ini, manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam berkomunikasi. Mengucapkan secara lisan berupa dongeng, cerita, dan sejenisnya.
Kedua, era tulisan atau the age of literacy. Manusia telah menemukan alfabet atau huruf sehingga tidak lagi mengandalkan lisan, melainkan mengandalkan pada tulisan.
Ketiga, era cetak atau the print age. Masih ada kesinambungan dengan alfabet, namun lebih meluas manfaatnya karena telah ditemukan mesin cetak.
Keempat, era elektronik atau the electronic age. Contoh dari teknologi komunikasi yaitu telephon, radio, telegram, film, televisi, komputer, dan internet sehingga manusia seperti hidup dalam global village.
Teknologi komunikasi yang digunakan dalam media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia atau menurut Em Griffin (2003 : 344) disebut nothing remains untouched by communication technology. Dan dalam perspektif McLuhan, bukan isi yang penting dari suatu media, melainkan media itu sendiri yang lebih penting atau medium is the message.
Contoh yang dapat ditemui dalam realita yaitu perkembangan teknologi yang semakin maju membuat segalanya serba ingin cepat dan instan. Teknologi sebagai peralatan yang memudahkan kerja manusia membuat budaya ingin selalu dipermudah dan menghindari kerja keras maupun ketekunan. Teknologi juga membuat seseorang berpikir tentang dirinya sendiri. Jiwa sosialnya melemah sebab merasa bahwa tidak memerlukan bantuan orang lain jika menghendaki sesuatu, cukup dengan teknologi sebagai solusinya. Akibatnya, tak jarang kepada tetangga dekat kurang begitu akrab karena telah memiliki komunitas sendiri, meskipun jarak memisahkan, namun berkat teknologi tak terbatas ruang dan waktu.
Solusi agar budaya yang dibentuk di era elektronik ini tetap positif, maka harus disertai dengan perkembangan mental dan spiritual. Diharapkan informasi yang diperoleh dapat diolah oleh pikiran yang jernih sehingga menciptakan kebudayaan-kebudayaan yang humanis.

Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik.

McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri”.id.wordpress.com/tag/teori-determinisme-teknologi/

Utopia Teknologi


Sains dan teknologi adalah sebuah bentuk 'pembentangan kemungkinan dunia' (possible world) atau sebuah 'perluasan medan pengalaman' (field of experience). Melalui sains dan teknologi 'dibentangkan' sebuah dunia yang belum pernah ada, belum terbayangkan atau belum terimajinasikan sebelumnya. Akan tetapi, pembentangan sains dan teknologi adalah pembentangan penuh ambiguitas. Di satu pihak, sains dan teknologi membentangkan semacam horizon pengharapan (horizon of expectation): pengembaraan tak bertepi, pengetahuan tanpa batas, pengalaman tanpa pembatas. Di pihak lain, ia menciptakan pula 'ketakterlukisan yang enigmatik', 'kecemasan yang tanpa akhir' (anxiety), 'rasa ketakamanan ontologis' (ontological insecurity), 'keterserapan dan kecanduan', serta 'ketakpastian identitas dan subyektivitas'.

Ada tiga kecenderungan utama pemikiran tentang sains dan teknologi dalam perannya membangun sebuah 'rumah' (oikos) atau 'tempat' (topos) bagi masyarakat manusia, yaitu: 1) utopianisme (utopianism) sebagai pandangan optimis tentang peran positif sains dan teknologi, 2) distopianisme (dystopianism), sebagai pandangan pesimis tentang sains dan teknologi, dan 3) 'hiper-topianisme' (hypertopianism), sebagai pandangan 'fatalis' tentang sains dan teknologi.

Pertama, 'utopianisme', sebagai sebuah kecenderungan pemikiran tentang sebuah 'masyarakat tanpa cela' (perfect society) di masa depan dan peran sentral sains dan teknologi dalam membangunnya. 'Utopia' dalam bahasa Yunani berarti 'tak-bertempat'. Thomas More menggunakan istilah 'utopia' untuk menggambarkan sebuah masyarakat imajiner yang berada di sebuah tempat yang jauh, sebagai model kehidupan masyarakat masa depan yang demokratis dan tanpa kelas, dengan orang-orang yang bijak. 'Utopia' menjadi sebuah istilah generik untuk melukiskan segala bentuk cerita atau narasi yang menceritakan sebuah komunitas di masa depan di mana segala sesuatu berlangsung indah, menyenangkan dan tanpa cela. [i] Marshal McLuhan, misalnya, secara optimis melihat teknologi sebagai sebuah utopia 'perpanjangan manusia' di masa depan. [ii] Pandangan optimistik semacam ini diperlihatkan pula oleh berbagai pemikir, seperti Francis Bacon, New Atlantis (1624), Herman Kahn, The Next 200 Years (1976)
Para pemikir cyberspace, seperti John Perry Barlow, Jaron Lanier, Mark Pesce dan Timothy Leary, mengembangkan pandangan utopianisme yang lebih ekstrim, yaitu sebuah keyakinan, bahwa segala keterbatasan, hambatan dan kekurangan manusia (fisik, psikis, spiritual) dapat diatasi melalui kekuatan sains dan teknologi, khususnya teknologi realitas virtual (virtual reality), yang dapat menawarkan sebuah 'dunia baru', yang sepenuhnya dibangun secara artifisial (artificial reality)-inilah pandangan tekno-romantisisme (techno-romantism). Kemajuan sains dan teknologi mutakhir: teknologi informasi, rekayasa molekul, bioteknologi, nanoteknologi, dan pemrograman kuantum-digital dapat menciptakan di masa depan 'manusia baru' dan 'realitas baru', yang dibentuk oleh tubuh baru yang bersifat artifisial (artifisial body), yaitu tubuh-tubuh virtual.

ANALISIS, PERBEDAAN, dan KELANJUTAN KEDUA TEORI DIATAS :

üTeori Determinisme teknologi dalam hal ini membahas mengenai bagaimana manusia yang sangat bergantung dengan teknologi. Yang mana akan membuat manusia semakin malas untuk bergerak dan melakukan aktivitas karena teknologi yang semakin lama semakin canggih dan membatasi ruang dan waktu manusia. Teori ini kedepannya mungkin akan semakin maju, karena kebutuhan manusia akan teknologi semaklin tinggi dan akhirnya manusialah yang nanti akan dikuasai teknologi, bukan lagi manusia yang menguasai teknologi. Seperti banyak yang banyak dikatakan bahwa “apabila kita dapat menguasai teknologi maka kita akan menguasai dunia”. Tetapi kedannya mungkin akan menjadi kebalikannya.

üTeori Utopia Teknologi bercerita mengenai dimana, teknologi yang ada pada teori ini lebih mengarah kepada teknologi yang yang menguntungkan manusia, yang mana utopia ini disebutkan sebagai sebuah istilah generik untuk melukiskan segala bentuk cerita atau narasi yang menceritakan sebuah komunitas di masa depan di mana segala sesuatu berlangsung indah, menyenangkan dan tanpa cela. Kedepannya teori utopia teknologi ini membuat manusia menjadi lebih damai dan tentram. Teori ini kebalikan dari teori Determinisme.

MAKALAH

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

DISUSUN:

VINY OKTARIA

D1E010029

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun