Ipar Masa Gitu (Edisi Baju Senam)

Sudah dua hari Hamidah mendiamkan Arafah. Adik iparnya itu keterlaluan. Berkali-kali sudah membuat kesal, dan ini sepertinya sudah melampaui batas kesabarannya. 

Tak mungkin dia mengadu pada suaminya. Malu, lah. Masa masalah begitu saja harus ngadu. Dia tak mau jadi bahan olok-olok jika sampai hal ini diketahui adik-adik lainnya. 

"Nih, Mbak, aku kembalikan. Begini aja bikin ribut. Makanya kalau beli jangan yang sama." Arafah melempar baju senam super yang tergulung.

"Eh, yang beli duluan aku, kenapa jadi aku yang disalahin?" Suara Hamidah mulai naik.

"Ya, kalau gak sama kan aku jadi gak salah ambil. Makanya kalau jemur dikasih jepitan, biar gak terbang ke mana-mana. Ntar kalau aku salah ambil jadi disalahin." Arafah menggerutu sambil berlalu. Meninggalkan Hamidah yang makin berkerut kesal, ketika dilihatnya baju senam yang super ketat itu sudah terlihat melar di beberapa bagian.

Oh tidak, berat badan Arafah dua setengah kali lipat dari badannya. 

Sesaat kemudian terdengar suara membahana dari dalam kamarnya.

"AARRAAAAFFAAAAAHHH!!!"